Perkembangan UMK di Kota Padangsidimpuan telah mengalami peningkatan dari segi kuantitas dan hal ini sangat berbanding terbalik bila dilihat
dari segi kualitas UMK. Hal ini disebabkan karena rendahnya produktivitas dan rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM dari para pengusaha mikro dan
kecil baik dari segi manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, pemasaran dan lemahnya kewirausahaan serta terbatasnya bantuan permodalan bagi para UMK.
Sedangkan masalah yang lain yang dihadapi oleh UMK adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung seperti kelangkaan bahan
baku.
4.1.4 Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama di Kota Padangsidimpuan
Koperasi simpan pinjam bina bersama yang ada di Kota Padangsidimpuan haruslah lebih dibina dan dikembangkan lagi agar tujuan koperasi dapat tercapai
sebagaimana mestinya. Seperti yang diketahui tujuan koperasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagaimana koperasi merupakan salah
satu penyangga kekuatan ekonomi kerakyatan. Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama yang ada di Kota Padangsidimpuan
akhir-akhir ini mengalami kemerosotan, maka dalam hal ini pemerintah Kota Padangsidimpuan haruslah lebih membina dan meningkatkan pemberdayaan
koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan, agar tetap bertahan ditengah persaingan pasar global. Adapun jumlah koperasi yang terdaftar di Kota
Padangsidimpuan pada saat ini berjumlah 168 koperasi yang terdiri dari koperasi usaha, rumah tangga dan koperasi simpan pinjam dan yang paling banyak
Universitas Sumatera Utara
dominan adalah koperasi simpan pinjam. Sedangkan menurut kantor Koperasi dan UKM Kota Padangsidimpuan bahwa jumlah koperasi simpan pinjam pada
tahun 2011 terdapat sebanyak 4 unit Koperasi Unit Desa KUD dengan jumlah anggota KUD sebanyak 90 orang. Sedangkan jumlah koperasi menurut sektor ada
sebanyak 189 unit dengan jumlah anggota koperasi tersebut sebanyak 7.695 orang dengan jumlah simpanan koperasi sebesar 3,23 milyar rupiah.
Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama selalu dibina dan diberdayakan dengan baik, adapun cara yang ditempuh oleh pemerintah Kota Padangsidimpuan
adalah dengan cara memberikan penyuluhan dan memberikan bantuan modal, baik modal yang berasal dari APBD maupun dari APBN. Hal ini dibuat oleh
pemerintah Kota Padangsidimpuan agar koperasi tetap berjalan dan semakin berkembang, sehingga tujuan koperasi dapat tercapai dan terealisasi sebagaimana
mestinya.
4.1.5 Perkembangan Koperasi BMT Insani di Kota Padangsidimpuan
Koperasi BMT Insani yang pada awal berdirinya bertujuan untuk menghindari rentenir yang semakin berkembang di masyarakat Kota
Padangsidimpuan, koperasi BMT Insani ini diharapkan mampu menjadi penyokong perekonomian usaha mikro dan kecil. Pada awal berdirinya koperasi
BMT Insani, sistem peminjaman yang mereka tawarkan pertama kali kepada masyarakat adalah sistem jemput bola. Sistem jemput bola adalah suatu sistem
dimana pengurus BMT lansung menjemput dana dan menyalurkan kredit tanpa agunan ataupun jaminan yang diberikan melalui ketua pengajian yang ada
didaerah masing-masing anggota. Ketua pengajian tersebutlah yang mendata
Universitas Sumatera Utara
anggotanya siapa saja yang ingin melaksanakan peminjaman kepada pihak BMT Insani. Akan tetapi sistem ini mempunyai banyak kelemahan, seperti banyaknya
kredit macet dan banyaknya pinjaman yang tidak kembali. Koperasi BMT Insani memberikan pinjaman kepada masyrakat secara
cuma-cuma dengan kata lain banyak masyarakat yang meminjam tanpa disertai dengan adanya agunan jaminan, sehingga hal ini menyebabkan kerugian yang
cukup besar bagi BMT karena banyaknya modal pinjaman yang diberikan tidak kembali, sehingga kejadian ini membuat pihak BMT Insani merubah sistem
pinjamannya menjadi sistem agunan. Sistem agunan adalah sistem peminjaman dengan menggunakan jaminan
surat berharga. Adapun contoh dari jaminan tersebut adalah surat akte tanah, akte rumah, BPKB kenderaan, dan lain-lain. Dengan adanya sistem agunan ini maka
kredit macet dan pinjaman yang dahulunya tidak kembali sekarang sudah dapat diatasi.
Perkembangan anggota BMT Insani hingga pada saat ini masih berjumlah 60 orang dengan jumlah anggota dibatasi oleh pengurus BMT untu menghindari
masalah ketika melaksankan Rapat Anggota Tahunan. Pengurus kewalahan untuk menghadirkan para anggota, dan hal ini menjadi acuan sejak Rapat Anggota pada
tahun 2002. Sedangkan perkembangan dana yang diperoleh dari pendirian BMT Insani semakin berkembang dan ditunjang lagi dengan adanya Dana Subsidi BBM
yang telah berjalan selama 5 tahun sebesar Rp.100.000.000 dan ditambah pada tahun 2006 BMT Insani memperoleh subsidi dari Pola Syariah Siar Sumut sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.50.000.000. dari sumber dana tersebutlah BMT Insani dapat memberikan pinjaman kredit bagi anggota untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki.
Dana pinjaman yang diberikan oleh BMT hanya diberikan kepada para anggota yang memiliki usaha yang memang telah ada dan dana tidak diberikan
kepada anggota yang ingin mendirikan usaha. Adapun perhitungan bagi hasilnya dihitung dari keuntungan yang diperoleh setelah pinjaman yang diberikan bagi
anggota yang menghasilkan dan jika usaha tersebut belum menghasilkan berarti pihak BMT belum berhak untuk meminta bagi hasil dari anggotanya.
Koperasi BMT Insani yang ada di Kota Padangsidimpuan adalah salah satu koperasi yang berperan aktif dalam penyaluran kredit pinjaman terutama bagi para
pengusaha mikro dan kecil, dimana sebelum pemberian pinjaman dilakukan pihak BMT Insani terlebih dahulu melakukan survey terhadap usaha para anggotanya.
Dengan kata lain koperasi BMT Insani memberikan pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil yang betul-betul membutuhkan dana dan memang
pengusaha tersebut layak untuk dibantu.
4.2 Persamaan dan Perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi BMT