3.5 Uji Validitas
Uji validitas dari penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi
19, dimana teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan korelasi bivariate pearson dan Corrected Item-Total Correlation yaitu
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 5 0,05 dengan kriteria
pengujian sebagai berikut: • Jika r
hitung
≥ r
tabel
uji dua sisi dengan sig. 5 atau 0,05 maka item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total atau pertanyaan
dikatakan valid. • Jika r
hitung
r
tabel
uji dua sisi dengan sig. 5 atau 0,05 maka item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total atau pertanyaan
dinyatakan tidak valid.
3.6 Analisis Deskriptif
Analisis deskriftip adalah analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh dari suatu penelitian. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Frekuensi f P =
X 100 Jumlah Responden N
Universitas Sumatera Utara
3.7 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik yaitu menggunakan uji U Test The Mann-Whitney Test. Pengujian
ini dilakukan pada dua sampel yang bersifat independent. Adapun langkah- langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Kita harus memberikan rangking tertentu untuk setiap nilai yang dicapaididapatkan dalam penelitian ini.
2. Setelah memberikan rangking yang sesuai dengan nilai yang dicapaididapatkan, maka kita dapat menjumlahkan nilai rangking yang
diperoleh pada setiap group atau daerah, yaitu R
1
untuk group atau daerah penelitian pertama dan R
2
untuk group atau daerah penelitian kedua. 3. Setelah nilai R
1
dan R
2
diperoleh, maka kita mencari besar nilai U statistiknya.
4. Kemudian kita mencari nilai harapan expected Value mean dan standard deviasi.
5. Jika n
1
dan n
2
keduanya berjumlah ≥ 8, maka nilai statistik U akan
mendekati dianggap berdistribusi normal. 6.
Bila diuji dengan α = 5 0,05 dengan pengujian dua sisi yaitu: • Ho diterima apabila -1,96
≤ Z
H
≤ +1,96 • Ho ditolak apabila nilai Z
H
+1,96 atau Z
H
-1,96. Pengujian U Test dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 19.
Dimana hasil pengujian dengan menggunakan SPSS versi 19 kita akan melihat
Universitas Sumatera Utara
berapa besarnya nilai Z
hitung
dan nilai Z
hitung
ini akan kita bandingkan dengan nilai uji dua sisi dengan taraf signifikan 5 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Profil Wilayah Penelitian
Pada masa awal kemerdekaan, Kota Padangsidimpuan adalah merupakan pusat Pemerintah dari lembah besar Tapanuli selatan dan pernah menjadi ibukota
Kabupaten Angkola Sipirok sampai digabung kembali menjadi Kabupaten Mandailing Natal. Melalui aspirasi masyarakat serta Peraturan Pemerintah
Nomor 32 tahun 1982 dan melalui rekomendasi DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 15KPTS1992 dan Nomor 16KPTS1992 Kota Administratif
Padangsidimpuan diusulkan menjadi Kota Madya Daerah Tk.II bersamaan dengan pengusulan pembentukan Kabupaten Daerah Tk.II Mandailing Natal, Angkola
Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas. Pada tanggal 17 Oktober 2001 oleh Mentri Dalam Negeri Atas Nama
Presiden Republik Indonesia diresmikan Padangsidimpuan menjadi Kota, dan pada tanggal 9 November 2001 oleh Gubernur Sumatera Utara dilantik
Drs.Zulkarnain Nasution sebagai Pejabat Walikota Padangsidimpuan. Kota Padangsidimpuan terdiri dari 5 Kecamatan, 58 Desa dan 20 Kelurahan
dengan batas wilayah sebagai berikut: •
Utara : Kecamatan Padangsidimpuan Barat Kab.Tapanuli Selatan
• Timur : Kecamatan Padangsidimpuan Timur Kab.Tapanuli Selatan
• Selatan : Kecamatan Batang Angkola Kab.Tapanuli Selatan
• Barat
: Kecamatan Siais Kab.Tapanuli Selatan
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Perekonomian Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan merupakan kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan bagi kota-kota yang ada
disekitarnya. Sektor perdagangan merupakan kontributor terbesar bagi PDRB Kota Padangsidimpuan bila dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain.
Adapun sektor-sektor lain yang sangat menonjol adalah sektor jasa-jasa dan pertanian.
Sektor-sektor yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian disuatu wilayah, adapun sektor-sektor tersebut adalah sebagai
berikut: 1. Perdagangan, restoran dan hotel
Menurut Badan Pusat Statistik BPS Kota Padangsidimpuan, ada 3 jenis perusahaan yang ada di Kota Padangsidimpuan yaitu perusahaan besar,
menengah dan kecil. Menurut Tanda Daftar Perusahaan TDP yang diterbitkan pada tahun 2011 ada sebanyak 297 TDP yang terdiri dari 16
PT, 68 CV dan 12 Koperasi serta 201 PO. Sedangkan jumlah Surat Izin Usaha Perusahaan SIUP yang diterbitkan ada sebanyak 275 SIUP yang
terdiri dari 2 PT, 56 CV dan 11 Koperasi serta 206 PO. Sedangkan jumlah hotel yang ada di Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011 ada sebanyak
29 hotel yang terdiri dari 1 hotel berbintang dua dan 28 jenis hotel melati non berbintang.
Universitas Sumatera Utara
2. Pertanian Jenis pertanian di Kota Padangsidimpuan sangat beraneka ragam dan
bermacam-macam. Ada jenis pertanian yang terdiri dari tanaman pokok dan tanaman palawija. Menurut data BPS Kota Padangsidimpuan pada
tahun 2011 ada sebanyak 59.656 ton padi, 586,42 ton jagung, 1.119,52 ton karet, 150,50 ton kelapa sawit dan 31,42 ton kopi, dan sebagainya.
3. Pengangkutan dan komunikasi Untuk memenuhi jasa pengangkutantransportasi darat yang ada di Kota
padangsidimpuan terdapat satu jenis angkutan darat, yaitu jenis angkutan kenderaan bermotor. Data pangangkutan yang tedaftar di BPS Kota
Padangsidimpuan pada tahun 2011 ada sebanyak 6.235 mobil penumpang, 391 mobil bus, 3.623 mobil gerobak dan 24.615 sepeda motor.
4. Industri pengolahan Ada beberapa jenis industri pengolahan yang ada di Kota
Padangsidimpuan, baik jenis industri formal maupun jenis industri non formal. Menurut data BPS Kota Padangsidimpaun pada tahun 2011 ada
sebanyak 172 jenis Industri Logam, Mesin Elektro dan Anek ILMEA dengan jumlah pekerja sebanyak 586 orang, dan sektor Industri Kimia,
Agro, Hasil Hutan IKAHH ada sebanyak 249 usaha industri dengan jumlah pekerja sebanyak 1.215 pekerja.
5. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Menurut data BPS Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011, realisasi
pendapatan Kota Padangsidimpuan sebesar 477,21 milyar rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan jumlah pendapatan Kota Padangsidimpuan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 21,61 milyar rupiah, Dana
Pertimbangan sebesar 357,58 milyar rupiah dan pendapatan yang sah sebesar 98,02 milyar rupiah. Sedangkan realisasi Belanja pada tahun 2011
adalah sebesar 463,52 milyar rupiah yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar 286,00 milyar rupiah dan Belanja Langsung sebesar
177,53 milyar rupiah. 6. Listrik, gas dan air bersih
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Kota Padangsidimpuan dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara PLN dan sebagian lainnya
dipenuhi oleh Non PLN. Menurut data BPS Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011, jumlah energi listrik yang diperoleh oleh PLN Rayon
Padangsidimpuan berkisar 106.929.905 kwh. Sedangkan perkembangan penjualan energi listrik menurut pelanggan sebanyak 90.785.335 kwh.
Untuk suplai air bersih di Kota Padangsidimpuan disediakan oleh PDAM Tirtanadi dan PDAM Tirta Ayumi. Menurut data BPS Kota
Padangsidimpuan pada tahun 2011, PDAM Tirtanadi memproduksi sebanyak 3.136.076 m
3
untuk pelanggannya yang berjumlah 10.015 pelanggan. Sedangkan PDAM Tirta Ayumi memproduksi sebesar 143.246
m
3
untuk pelanggannya yang berjumlah 709 pelanggan. Sektor perdagangan, restoran dan hotel serta sektor pertanian merupakan
sektor yang paling banyak memberikan kontribusi bagi PDRB Kota Padangsidimpuan yaitu sebesar 41,77. Hal ini menunjukkan bahwa Kota
Universitas Sumatera Utara
Padangsidimpuan memiliki potensi yang sangat besar menjadi kota perdagangan dan jasa. Selain sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor pertanian juga
termasuk sektor yang cukup dominan dan perkembangannya cukup stabil konstan bila dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain yang ada di Kota
Padangsidimpuan.
4.1.3 Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil UMK di Kota Padangsidimpuan
Pemberdayaan usaha mikro dan kecil merupakan suatu langkah yang diambil oleh pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
Indonesia, khususnya melalui penyedian lapangan kerja dan mengurangi tingkat kemiskinan. Adapun upaya untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil
haruslah terencana dengan baik serta menyeluruh, dan hal ini dapat kita kembangkan melalui:
1. Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan kerja seluas- luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi
ekonomi. 2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro dan kecil untuk
meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya,
terutama sumber daya lokal yang tersedia. 3. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha mikro
dan kecil.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberdayaan usaha skala mikro dan kecil untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di
sektor informal yang berskala usaha mikro dan kecil, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Selain itu peningkatan kualitas koperasi untuk
berkembang secara sehat sesuai dengan jatidirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha mikro dan kecil.
sumber: www.badan perencanaan nasional.com
Perkembangan usaha mikro dan kecil UMK di Kota Padangsidimpuan mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan jumlah
pengusaha yang ada serta kontribusinya terhadap pendapatan nasional dan penyediaan lapangan kerja yang ada di Kota Padangsidimpuan. Seperti yang
diketahui bahwa jumlah Usaha Kecil dan Menengah yang terdaftar dikantor Koperasi, UKM, Perindag dan Pasar Kota Padangsisdimpuan pada tahun 2009
terdapat sebanyak 203 pedagang UMK, sedangkan pada tahun 2010 terdapat sebanyak 237 pedagang UMK dan pada tahun 2011 terdapat sebanyak 239
pedagang UMK. Pada tahun 2011 jumlah Koperasi Unit Desa KUD di Kota Padangsidimpuan tercatat sebanyak 4 unit KUD dengan jumlah anggota sebanyak
90 orang. Berbagai program dan kegiatan pemberdayaan koperasi dan UMK dilaksanakan setiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
rancangan peraturan perundangan seperti adanya rancangan peraturan perundangan RPP tentang koperasi simpan pinjam KSP, serta berkembangnya
pelaksanaan unit pelayanan satu atap diberbagai kabupatenkota, serta terbentuknya forum lintas pelaku pemberdayaan UMK didaerahkota.
.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan UMK di Kota Padangsidimpuan telah mengalami peningkatan dari segi kuantitas dan hal ini sangat berbanding terbalik bila dilihat
dari segi kualitas UMK. Hal ini disebabkan karena rendahnya produktivitas dan rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM dari para pengusaha mikro dan
kecil baik dari segi manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, pemasaran dan lemahnya kewirausahaan serta terbatasnya bantuan permodalan bagi para UMK.
Sedangkan masalah yang lain yang dihadapi oleh UMK adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung seperti kelangkaan bahan
baku.
4.1.4 Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama di Kota Padangsidimpuan
Koperasi simpan pinjam bina bersama yang ada di Kota Padangsidimpuan haruslah lebih dibina dan dikembangkan lagi agar tujuan koperasi dapat tercapai
sebagaimana mestinya. Seperti yang diketahui tujuan koperasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagaimana koperasi merupakan salah
satu penyangga kekuatan ekonomi kerakyatan. Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama yang ada di Kota Padangsidimpuan
akhir-akhir ini mengalami kemerosotan, maka dalam hal ini pemerintah Kota Padangsidimpuan haruslah lebih membina dan meningkatkan pemberdayaan
koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan, agar tetap bertahan ditengah persaingan pasar global. Adapun jumlah koperasi yang terdaftar di Kota
Padangsidimpuan pada saat ini berjumlah 168 koperasi yang terdiri dari koperasi usaha, rumah tangga dan koperasi simpan pinjam dan yang paling banyak
Universitas Sumatera Utara
dominan adalah koperasi simpan pinjam. Sedangkan menurut kantor Koperasi dan UKM Kota Padangsidimpuan bahwa jumlah koperasi simpan pinjam pada
tahun 2011 terdapat sebanyak 4 unit Koperasi Unit Desa KUD dengan jumlah anggota KUD sebanyak 90 orang. Sedangkan jumlah koperasi menurut sektor ada
sebanyak 189 unit dengan jumlah anggota koperasi tersebut sebanyak 7.695 orang dengan jumlah simpanan koperasi sebesar 3,23 milyar rupiah.
Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama selalu dibina dan diberdayakan dengan baik, adapun cara yang ditempuh oleh pemerintah Kota Padangsidimpuan
adalah dengan cara memberikan penyuluhan dan memberikan bantuan modal, baik modal yang berasal dari APBD maupun dari APBN. Hal ini dibuat oleh
pemerintah Kota Padangsidimpuan agar koperasi tetap berjalan dan semakin berkembang, sehingga tujuan koperasi dapat tercapai dan terealisasi sebagaimana
mestinya.
4.1.5 Perkembangan Koperasi BMT Insani di Kota Padangsidimpuan
Koperasi BMT Insani yang pada awal berdirinya bertujuan untuk menghindari rentenir yang semakin berkembang di masyarakat Kota
Padangsidimpuan, koperasi BMT Insani ini diharapkan mampu menjadi penyokong perekonomian usaha mikro dan kecil. Pada awal berdirinya koperasi
BMT Insani, sistem peminjaman yang mereka tawarkan pertama kali kepada masyarakat adalah sistem jemput bola. Sistem jemput bola adalah suatu sistem
dimana pengurus BMT lansung menjemput dana dan menyalurkan kredit tanpa agunan ataupun jaminan yang diberikan melalui ketua pengajian yang ada
didaerah masing-masing anggota. Ketua pengajian tersebutlah yang mendata
Universitas Sumatera Utara
anggotanya siapa saja yang ingin melaksanakan peminjaman kepada pihak BMT Insani. Akan tetapi sistem ini mempunyai banyak kelemahan, seperti banyaknya
kredit macet dan banyaknya pinjaman yang tidak kembali. Koperasi BMT Insani memberikan pinjaman kepada masyrakat secara
cuma-cuma dengan kata lain banyak masyarakat yang meminjam tanpa disertai dengan adanya agunan jaminan, sehingga hal ini menyebabkan kerugian yang
cukup besar bagi BMT karena banyaknya modal pinjaman yang diberikan tidak kembali, sehingga kejadian ini membuat pihak BMT Insani merubah sistem
pinjamannya menjadi sistem agunan. Sistem agunan adalah sistem peminjaman dengan menggunakan jaminan
surat berharga. Adapun contoh dari jaminan tersebut adalah surat akte tanah, akte rumah, BPKB kenderaan, dan lain-lain. Dengan adanya sistem agunan ini maka
kredit macet dan pinjaman yang dahulunya tidak kembali sekarang sudah dapat diatasi.
Perkembangan anggota BMT Insani hingga pada saat ini masih berjumlah 60 orang dengan jumlah anggota dibatasi oleh pengurus BMT untu menghindari
masalah ketika melaksankan Rapat Anggota Tahunan. Pengurus kewalahan untuk menghadirkan para anggota, dan hal ini menjadi acuan sejak Rapat Anggota pada
tahun 2002. Sedangkan perkembangan dana yang diperoleh dari pendirian BMT Insani semakin berkembang dan ditunjang lagi dengan adanya Dana Subsidi BBM
yang telah berjalan selama 5 tahun sebesar Rp.100.000.000 dan ditambah pada tahun 2006 BMT Insani memperoleh subsidi dari Pola Syariah Siar Sumut sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.50.000.000. dari sumber dana tersebutlah BMT Insani dapat memberikan pinjaman kredit bagi anggota untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki.
Dana pinjaman yang diberikan oleh BMT hanya diberikan kepada para anggota yang memiliki usaha yang memang telah ada dan dana tidak diberikan
kepada anggota yang ingin mendirikan usaha. Adapun perhitungan bagi hasilnya dihitung dari keuntungan yang diperoleh setelah pinjaman yang diberikan bagi
anggota yang menghasilkan dan jika usaha tersebut belum menghasilkan berarti pihak BMT belum berhak untuk meminta bagi hasil dari anggotanya.
Koperasi BMT Insani yang ada di Kota Padangsidimpuan adalah salah satu koperasi yang berperan aktif dalam penyaluran kredit pinjaman terutama bagi para
pengusaha mikro dan kecil, dimana sebelum pemberian pinjaman dilakukan pihak BMT Insani terlebih dahulu melakukan survey terhadap usaha para anggotanya.
Dengan kata lain koperasi BMT Insani memberikan pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil yang betul-betul membutuhkan dana dan memang
pengusaha tersebut layak untuk dibantu.
4.2 Persamaan dan Perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi BMT
Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam dengan BMT. Adapun persamaan dan perbedaannya adalah sebagai berikut:
• Persamaan antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi BMT adalah:
1. Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi BMT sama-sama berstatus badan hukum yaitu koperasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Sama-sama memiliki struktur organisasi, dimana kedua jenis koperasi ini struktur organisasinya terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus dan
Pengawas. 3. Kedua koperasi ini memiliki persamaan struktur modal yaitu adanya
modal sendiri dan modal pinjaman, hanya saja dalam Koperasi BMT modal yang disetor pada awal pendirian koperasi disebut modal disetor.
4. Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi BMT mempunyai persamaan dalam penghimpunan dana yaitu dimana didalam kedua koperasi ini
tabungan dan simpanan berjangka dengan wadi’ah dan mudharabah adalah pihak yang melakukan kegiatan tersebut adalah sama yaitu:
anggota, calon anggota koperasi lain dan atau anggotanya serta objeknya juga sama yaitu uang.
5. Memiliki teknis yang hampir sama. • Sedangkan perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi BMT
adalah: 1. Berdasarkan prinsipnya, Koperasi Simpan Pinjam prinsipnya berbasis
konvensional sedangkan Koperasi BMT berbasis syariah. 2. Dari segi hukum, Koperasi Simpan Pinjam mempunyai dasar hukum
dalam peraturan perundang-undangan baik dari aspek status kelembagaan, pengaturan pendirian dan konsep dasar operasional, sedangkan dalam
Koperasi BMT memiliki kekaburan hukum mengenai pengaturan Koperasi BMT yang berbasis syariah dalam peraturan perundang-undangan bila
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari aspek status kelembagaan, pengaturan pendirian dan konsep dasar operasional.
3. Dilihat dari segi pengawasan koperasi, dimana pengawas Koperasi Simpan Pinjam bertugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan dan
pengelolaan koperasi serta membuat laporan hasil pengawasannya dan bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Sedangkan dalam Koperasi
BMT yang bertugas sebagai pengawas adalah Dewan Pengurus Syariah yang dipilih berdasarkan keputusan Rapat Anggota dan beranggotakan
alim ulama yang ahli dalam syariah keuangan bank atau koperasi yang bertugas untuk melakukan pengawasan kesyariahan, oleh karena itu
Dewan Pengawas Syariah bekerja atas pedoman-pedoman yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Syariah Nasional.
4. Dari segi modal, terdapat perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi BMT yaitu terletak pada penyetoran modal awal masing-
masing koperasi. Dalam Koperasi Simpan Pinjam modal diwujudkan berupa deposito pada bank pemerintah yang disetorkan atas nama Menteri
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dan Ketua Koperasi Simpan Pinjam yang bersangkutan. Sedangkan dalam Koperasi BMT penyetoran
modal awal dalam bentuk deposito kepada bank syariah yang disetorkan atas nama Menteri, ketua koperasi yang bersangkutan yang dapat dicairkan
sebagai modal awal Koperasi Jasa Keuangan SyariahUnit Jasa Keuangan Syariah atas dasar persetujuan pencairan oleh Menteri atau Pejabat.
Universitas Sumatera Utara
5. Sistem pembagian keuntungan kedua koperasi ini sangat berbeda, didalam Koperasi BMT sistem pembagian keuntungan memakai sistem bagi hasil,
sedangkan Koperasi Simpan Pinjam memakai sistem bunga. 6. Pemberian bunga pada Koperasi Simpan Pinjam telah diperjanjikan diawal
dan besarnya bunga juga diperjanjikan diawal, perhitungan bunga simpanan menggunakan accural basis yaitu dimana pembayaran bunga
simpanan dilakukan setiap bulan dan seluruh pembayaran bunga dikreditkan secara langsung kedalam masing-masing rekening simpanan
koperasi yang bersangkutan. Sedangkan pada Koperasi BMT pembagian bonus atau bagi hasil tidak boleh diperjanjikan diawal dan besarnya
tergantung dari kebijakan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT sesuai dengan pendapatannya.
7. Dalam hal simpanan berjangka dan mudharabah, simpanan berjangka pada Koperasi Simpan Pinjam bunga simpanan berjangka dihitung
berdasarkan persentasetingkat suku bunga pertahun x jangka waktu penyimpanan x nominal simpanan berjangka dan akan dibayar setiap jatuh
tempo simpanan berjangka tersebut. Sedangkan dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT, perhitungan bagi hasil mudharabah dihitung
berdasarkan distribusi bagi hasil atau revenue sharing dimana bagi hasil dihitung dari total pendapatan atas pengelola dana mudharabah dan akan
dibayar setiap akhir bulan. 8. Pada Koperasi Simpan Pinjam menggunakan akad pinjaman yang pada
akhirnya sipeminjam harus memberikan imbalan berupa bunga pada
Universitas Sumatera Utara
koperasi, sedangkan pada Koperasi BMT menggunakan istilah pembiayaan yang mengharuskan sipeminjam mengembalikan biaya pokok
saja dan imbalan yang diberikan kepada BMT berupa bagi hasil dari pembiayaan tersebut.
9. Pada Koperasi BMT, BMT dapat menjadi penyalur dana zakat, infaq dan shadaqah ZIS yang berperan sebagai fungsi sosial, sedangkan dalam
Koperasi Simpan Pinjam tidak ada. 10. Didalam Koperasi Simpan Pinjam dikenal dengan adanya lembaga
penjaminasuransi kredit untuk mengurangi risiko kredit dengan pengajuan klaim, sedangkan dalam Koperasi BMT tidak terdapat ketentuan seperti
itu. 11. Perjanjian jaminan pada Koperasi Simpan Pinjam telah diatur secara jelas
dalam KUH Perdata karena akad yang digunakan adalah pinjam- meminjam utang-piutang. Sedangkan dalam Koperasi BMT tidak ada
ketentuan mengenai jaminan dalam hal pembiayaan maupun pinjam- meminjam qardh, yang ada hanya jaminan dalam konsep Rahn gadai,
dimana agunan dapat dijadikan jaminan pinjaman utang dengan syarat penjualan jaminan dilakukan secara lelang agar sipeminjam pemberi
gadai mempunyai kesempatan untuk memperoleh harga tertinggi. sumber : hukum.ub.ac.idwp2013jurnal-Kaffi-Wanatul-Mawa-0910110044.pdf
4.3 Uji Validitas