semacam evaluasi berbeda dengan pengajian kitab rutin secara wetonan atau sorogan biasanya tanpa diberlakukan evaluasi murni namun hasil
evaluasinya ditentukan dengan tamat tidaknya santri mengaji kitab kuning tersebut dan tidak jarang pula santri mengulang materi kitab yang sama
sampai berkali-kali Wawancara tanggal 31 Oktober 2013.
Dengan dibentuknya madrasah diniyah yang ada di pondok pesantren ini maka dibentuklah struktur kelembagaan madrasah diniyah dengan harapan
ada yang bertanggungjawab dan memberikan kemudahan dalam menjalankan kegiatan operasional madrasah diniyah setiap harinya tentunya dengan tetap
dibawah bimbingan dari pengasuh pondok pesantren. Selain itu keberadaan madrasah diniyah adalah untuk membekali dan memberikan pendalaman ilmu
agama bagi para santri khususnya yang hanya mondok saja, begitu juga bagi santri yang mondok sambil sekolah formal baik Tsanawiyah maupun Aliyah
juga menambah pengetahuan ilmu agama.
c. MTs dan MA “Ann
uriy
yah” Kaliwining
Seperti yang telah peneliti jelaskan awal sesuai dengan hasil wawancara bahwa adanya pendidikan formal di pesantren ini yakni Madrasah
tsanawiyah MTs dan Madrasah Aliyah MA ini berawal dari wajar dikdas 9 tahun yang diterapkan oleh pemerintah dan penaganannya dilakukan oleh
kementrian agama kepada pesantren salafiyah, oleh karena itu bangunan
pendidikan formal yang ada di pesantren ini antara MTs dan MA “An
-
Nuriyah” terletak dalam satu lingkungan. Namun untuk manajemen pendidikan
MTs dan MA sudah mandiri dalam arti sudah dikelola oleh struktur organisasi sendiri yang dipimpim oleh kepala sekolah masing-masing.
Lebih lanjut bapak Sunarto alumni santri yang sampai sekarang beliau masih menjadi orang dekat bapak KH. Moch. Nuru Sholeh mengatakan sebagai
berikut.
“Pendidikan formal yanga ada di pondok pesantren “Ann
uri
yyah” in
i
milik yayasan “Ann
uriy
yah” namun dalam pengelolaannya sudah
dipercayakan kepada kepala sekolah masing-masing. Tetapi ketika mengambil sebuah kebijakan tetap harus melibatkan dan mendapatkan
persetujuan dari pengasuh pondok pesantren. Karena keberadaan lembaga
pendidikan formal ini ada dibawah naungan yayasan pondok pesantren
“An
-
Nuriyah” Waw
ancara tanggal 20 Oktober 2013. Dengan demikian dapat peneliti gambarkan bahwa pengorganisasian
manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter di pondok p
esantren “Annuriyyah” Kaliwining Rambipuji
Jember telah dilakukan
pimpinan pondok pesantren terhadap beberapa status kelembagaan yang ada di dalam pondok mulai dari aktivitas pondok pesantren seperti mengaji Al-
Qur’an, mengaji kitab kuning wetonan atau s
orogan secara rutin di masjid dan di dalem bapak KH. Moch.
Nuru Sholeh, pembelajaran di madrasah diniyah, sampai pembelajaran di lembaga formal MTs dan MA selalu dimanaj
atau dikelola dengan baik terbukti kewenangan struktur kelembagaan telah diberikan kepada masing-masing instansi, sehingga dengan pegorganisasian ini
membuktikan bahwa pimpinan pondok pesantren “An
-
Nuriyah” berusaha
untuk memberikan kemudahan dan wewenang terhadap semua komplek
dengan menentukan kegiatan yang ada di bawah naungan pondok pesantren dengan tujuan untuk memaksimalkan semua kegiatan yang ada dengan baik.
3. Pelaksanaan Actuating Pondok Pesantren Berbasis Pendidikan Karakter
di Pondok Pesantren “Ann
uri
yyah” Kaliwining
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
Sosok pengasuh sebagai penentu kebijakan membawa konsekwensi
terhadap perubahan pola hubungan dengan warga pondok pesantren maupun kepada hubungan kemitraan. Kebijakan pondok pesantren yang melaksanakan
proses pembelajaran terpadu antara pembelajaran pondok pesantren,
pembelajran madrasah diniyah dan pendidikan formal mampu menjadikan
perubahan terhadap sosok sentral seorang pengasuh. Dimana perannya dahulu lebih cenderung bersifat otoriter, sarat komando sementara sekarang lebih
terbuka, lebih luwes terhadap perubahan dan perkembangan serta tuntutan kebutuhan zaman.
Selanjutnya hal ini dapat dilihat dari manajemen yang ada di pondok
pesantren “A
-
Nuriyah” ini, seperti yang peneliti gambarkan di awal tadi bahwa