Madrasah Diniyah Pengorganisaian Organizing Pondok Pesantren Berbasis Pendidikan

pendidikan formal ini ada dibawah naungan yayasan pondok pesantren “An - Nuriyah” Waw ancara tanggal 20 Oktober 2013. Dengan demikian dapat peneliti gambarkan bahwa pengorganisasian manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter di pondok p esantren “Annuriyyah” Kaliwining Rambipuji Jember telah dilakukan pimpinan pondok pesantren terhadap beberapa status kelembagaan yang ada di dalam pondok mulai dari aktivitas pondok pesantren seperti mengaji Al- Qur’an, mengaji kitab kuning wetonan atau s orogan secara rutin di masjid dan di dalem bapak KH. Moch. Nuru Sholeh, pembelajaran di madrasah diniyah, sampai pembelajaran di lembaga formal MTs dan MA selalu dimanaj atau dikelola dengan baik terbukti kewenangan struktur kelembagaan telah diberikan kepada masing-masing instansi, sehingga dengan pegorganisasian ini membuktikan bahwa pimpinan pondok pesantren “An - Nuriyah” berusaha untuk memberikan kemudahan dan wewenang terhadap semua komplek dengan menentukan kegiatan yang ada di bawah naungan pondok pesantren dengan tujuan untuk memaksimalkan semua kegiatan yang ada dengan baik.

3. Pelaksanaan Actuating Pondok Pesantren Berbasis Pendidikan Karakter

di Pondok Pesantren “Ann uri yyah” Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Sosok pengasuh sebagai penentu kebijakan membawa konsekwensi terhadap perubahan pola hubungan dengan warga pondok pesantren maupun kepada hubungan kemitraan. Kebijakan pondok pesantren yang melaksanakan proses pembelajaran terpadu antara pembelajaran pondok pesantren, pembelajran madrasah diniyah dan pendidikan formal mampu menjadikan perubahan terhadap sosok sentral seorang pengasuh. Dimana perannya dahulu lebih cenderung bersifat otoriter, sarat komando sementara sekarang lebih terbuka, lebih luwes terhadap perubahan dan perkembangan serta tuntutan kebutuhan zaman. Selanjutnya hal ini dapat dilihat dari manajemen yang ada di pondok pesantren “A - Nuriyah” ini, seperti yang peneliti gambarkan di awal tadi bahwa sosok kyai ini memang merupakan pribadi yang terbuka akan perubahan sehingga dalam pelaksanaan kebijakan pondok pesantren yang memadukan 3 macam proses pembelajaran yang ada di pesantren ini tidak ada masalah tetap ketiganya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini membuktikan bahwa KH. Moch. Nuru Sholeh selaku pimpinanpengasuh pondok pesantren telah menjalankan tugasnya dengan baik terlihat dari berkenannya Beliau memberi kebebasan penuh terhadap tim ahli yang memang mumpuni dibidangnya, untuk menentukan dan melaksanakan program kegiatan dimasing-masing komplek yang ada di pondok “Ann Nuriy yah” ini . Begitu juga Beliau terbuka dengan masukan-masukan dari luar yang sangat membantu terhadap keberadaan lembaga yang ada di pondok pesantren semisal dalam pendidikan formal banyak mengambil tenaga pengajar dari luar pondok pesantren hal ini dilakukan demi mewujudkan pembelajaran pendidikan formal yang lebih maksimal Observasi pada tanggal 20 Oktober 2013. Selanjutnya peneliti konfirmasikan dengan salah satu putra dari pengasuh pondok pesantren yakni ustadz Ubaid. Beliau menyatakan sebagai berikut. “Sebagai putra dari pengasuh pondok pesantren ini saya mempunyai pandangan bagaimana supaya keberadaan pondok pesantren ini masih diterima oleh masyarakat karena inti tujuan dari pondok pesantren ini hanya sederhana bagaimana anak itu tetap mau mengaji disamping ia juga harus sekolah formal di pagi hari dan sekolah diniyah di sore hari oleh karena itu, saya sepakat dan memeberikan kebebasan penuh terhadap pengurus dalam memberikan masukan-masukan terhadap perkembangan pendidikan di pesantren semisal dalam pengelolaan kegiatan di pesantren seperti kegiatan mengaji kitab, kegiatan pembelajaran di madrasah Diniyah maupun kegiatan di lembaga pendidikan formal MTs dan MA” Wawancara tanggal 18 Oktober 2013. Senada dengan apa yang dikemukakan Gus Ubaid, Gus Yayak juga mengungkapkan sebagai berikut. “Dalam pelaksanaan manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter ini misalnya tentang program kegiatan pembelajaran madrasah Diniya itu sesuai dengan kesepakatan bersama antara pengurus dan pengasuh pondok pesantren. Sedangkan untuk program kegiatan sekolah formal khususnya kurikulum itu sesuai dengan yang diberlakukan oleh pemerintah namun dalam pelaksanaannya kami tetap memberikan materi