Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

perencanaan harus memikirkan anggaran, kebijakan, prosedur, metode, dan kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2 Pengorganisasian Organizing Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan, mengelompokkan dan pengaturan secara bersama dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas atau kegiatan, menyediakan alat yang akan digunakan dalam melaksanakan aktivitas tersebut Hasibuan, 1990. Sedangkan Juliatriasa 1988 menyatakan bahwa “pengorganisasian adalah suatu usaha yang ditempatkan agar suatu kelompok manusia yang bekerjasama dalam mencapai tujuan dapat berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan semula”. Kemudian Winardi 1990 menerangkan bahwa “pengorganisasian adalah suatu proses dimana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen- komponen hasil-hasil yang diperoleh untu mencapai tujuan. Menurut Heidjrachman 1990 pengorganisasian adalah kegiatan untuk mencapai tujuan sekelompok orang, dilakukan dengan membagi- bagi tugas, tanggungjawab, dan wewenang diantara mereka, penetapan deprtemen-departemen serta menentukan hubungan-hubungan. Adapun langkah-langkah manajemen dalam membentuk kegiatan kegiatan pada proses pengorgnisasian meliputi: 1 sasaran, manajer harus mengetahui tujuan organisasi, yang ingin dicapai, 2 menentukan kegiatan-kegiatan, 3 mengelompokkan kegiatan-kegiatan, 4 pendelegasian wewenang, 5 perincian peranan perorangan, 6 tipe organisasi, dan 7 bagan organisasi. Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan pengorganisasian adalag suatu usaha menstrukturkan atau menetapkan kerjasama diatara orang-orng dalam kelompok, yang meliputi, menetapkan tugas, wewenang, tanggungjawab serta hubungan masing-masing. 3 Pelaksanaan Actuating Siagian 1981 menyatakan penggerakanpelaksanaan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan untuk bekerja kepada para bawahan sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas dalam rangka mencapai tujuan organisasi sesuai dengan rencana. Dalam melaksanakan fungsi penggerakan ini, maka peranan pemimpin sangat penting karena penggerakan lebih banyak berhubungan dengan manusia sebagi subyek kegiatan, sehingga betapapun modern peralatan yang digunakan jika tanpa dukungan manusia tidk akan mempunyai arti apa-apa. Sementara manusia sendiri adalah makhluk hidup yang mempunyai harga diri, perasaan, tujuan dan karakter yang berbeda-beda. Dengan demikian maka pimpinan harus memahami faktor-faktor manusia dan perilaku manusia. Berbagai teori yang membahas human behavior menyatakan bahwa setiap orang pada dasarnya merasa memiliki tanggungjawab, potensi mau bekerja dan mau dipimpin. Dari konsep ini maka Elton Mayo dengan teori Human Science yang dikutip oleh hasibuan 1986 menyimpulkan bahwa: 1 maslah manusia hanya dapat diselesaikan secara manusiawi, 2 Morle semangat kerja lebih besar peranan dan pengaruhnya terhadap produktivitas para kerja. Morale adalah suatu keadaan yang berhubungan erat dengn kondisi mental, 3 perlakuan yang wajarbaik terhadap para pekerja lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas dari pada upah yang besar, seklipun upah juga merupakan hal yang penting. Terry 1988 mengemukakan actuating adalah usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan sasaran anggota perusahaan tersebut karenna para anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut. Penekanan definisi tersebut tepat digunakan untuk menggerakkan bawahan dalam memberikan bimbingan, instruksi, nasehat, koreksi jika diperlukan an memberikan insentif atau perangsang atas jasa- jasanya dalam perusahaan. Berkaitan dengan pelaksanaan program kegiatan dalam pondok pesantren, maka kewajiban pengasuh pondok pesntren untuk memberikan pengarahan dan motivasi dengan pendekatan manusiawi agar tujuan organisasi yang sudah direncanakan dapat dicapai dengan baik. Untu itu faktor kepemimpinan pengasuh pondok pesantren mempunyai peranan sentral dalam meningkatkan semangat personel pondok pesantren. 4 Pengawasan Controling Pengawasan sering juga disebut dengan pengendalian yaitu proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan. Salah satu fungsi pengendalian adalah mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan dapat diarahkan dengan benar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengendalian terdiri atas tiga langkah universal yaitu 1 mengukur perbuatan, 2 membandingkan perbuatan, 3 memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan. Dengan demikian maka pengendalian melakukan kegiatan erat sekali dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan penggerkan. Pengendalian sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana. Koontz 1984 menyatakan “pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terh adap pelaksanaan bawahan, agar rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan dapat tercapai”. Tujuan pengendalian adalah agar proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan rencana dan melakukan sesuai dengan ketentuan rencana dan melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan dalam pelaksanaannya, sehingga tujuan yang dicapai sesuai dengan perencanaannya. Seorang manajer dapat melakukan pengendalian dengan, jika mengetahui proses pengendalian. Hasibuan 1990 menyatakan dengan baik, jika mengetahui proses pengendalian. Hasibuan 1990 menyatakan bahwa proses pengendalian dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 menentukan standar-standar atau dasar untuk melakukan kontrol, 2 mengukur pelakasanaan kerja, dan 3 melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan deviasi agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana. Berkaitan dengan pengawasan pondok pesantren dapat dilakukan sejak penyusunan rencana, pelaksanaan kegiatan, aktivitas orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan pondok pesantren serta berbagai upaya menggerakkannya, sehingga tujuan yang ingin dicapi dapat berhasil dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kemampuan pengasuh pondok pesantren dalam pengendalian ini adalah untuk proses pengukuran kinerja, memperbaiki penyimpngan dengan tindakan pembetulan. Sehingga diperlukan kemampuan pengasuh pondok pesantren. Bagaimana kemampuan pengasuh pondok pesantren dalam merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakkan karena hal ini berkaitan erat dengan kegiatan pengendalianevaluasi terhadap setiap program yang telah ditetapkan. Pengawasan di pondok pesantren berfungsi sebagai supervisi dan evaluasi yang erat kaitannya dengan perencanaan masa yang akan datang, sesuai dengan pencapaian yang diperoleh sebelumnya. Hal-hal yang diasumsikan sebagai penghambat harus segera ditanggulangi, diminimalisir atau dihilangkan. Sedangkan hal-hal yang progresif untuk pengembangan pondok pesantren dipertahankan dan bahkan ditingkatkan dibisa mungkin.

2. Konsep Pondok Pesantren a. Pengertian Pondok Pesantren

Pesantren secara terminologi dimaknai sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam, yang pada umumnya pendidikan dan pengajara tersebut diimplementasikan dengan cara non klasikal. Di mana seorang kyai mengajar santri berdasarkan kitab- kitab yang berbahasa arab dari ulama’ - ulama’ besar sejak abad pertengahan, sedangkan para santri tinggal dalam asrama pesantren. Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan saja, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial keagamaan. Dengan sifat yang lentur sejak awal kehadirannya, pesantren ternyata mampu mengadaptasikan diri serta memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Malik MTT: 2008. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari Mastuhu: 1994. Pondok pesantren merupakan pendidikan khas Indonesia yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat serta telah teruji kemandiriannya sejak berdirinya samapi sekarang Badri dan Munawiroh: 2007. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dipimpin dan dikelola langsung oleh kyai yang memiliki visi dan penentu arah kebijakan dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pencapaian yang hendak dihasilkan proses pembelajaran dan pencapaian yang hendak dihasilkan oleh santri-santri sebagai peserta didik. Pondok pesantren merupakan sebuah sisten pendidikan Islam yang unik dan khas Indonesia. Ia memiliki karakteristik tersendiri dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu lembaga pendidikan Islam, pondok pesantren dari sudut historis kultural dapat dikatakan sebagai trainning center yang otomatis menjadi cultural cneter Islam yang disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat, setidak-tidaknya oleh masyarakat Islam sendiri tidak dapat diabaikan Jamaluddin dan Abdullah: 1999. Pondok pesantren, sebagaimana disebutkan dalam UU RI. Nomor 20 Tahun 2003 merupakan bagian dari pendidikan agama. Karena itu wewenang pokok dalam pengembangan dan pembinaan pondok pesantren berada pada Departemen Agama. Sementara itu pemerintah daerah bertugas mendukung atas terselenggaranya pendidikan keagamaan dalam rangka pemantapan sistem pendidikan nasional Wahid dan Nur Hidayat: 2001. Untuk itu pondok pesantren adalah merupakan sebuah institusi pendidikan yang melekat dalam perjalanan kehidupan bangsa Indonesia sejak seratus tahun yang lalu sehingga Ki hajar Dewantara pernah mencita-citakan model pesantren ini sebagai sistem pendidikan nasional. Menurutnya ini merupakan hasil kreasi budaya bangsa yang tak ternilai harganya yang patut dipertahankan dan dikembangkan.

2. Pengertian Manajemen Pondok Pesantren

Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya non i.manusia penting lainnya. Sedangkan pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pondok pesantren adalah suatu proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan di lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.

3. Tujuan dan Orientasi Pendidikan Pesantren 1 Tujuan Pesantren

Secara umum tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim dalam arti kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., berakhlak mulia, menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi Muhammad SAW., mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat, mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan