Perencanaan Planing Pondok Pesantren Berbasis Pendidikan Karakter

untuk santri pemula sedangkan untuk santri yang sudah senior mengaji kitab Ibnu Aqil yang diajarkan oleh Gus Shoutul Azkiya’. Wawancara tanggal 30 Oktober 2013. Senada dengan apa yang dikemukakan oleh bapak KH. Moch. Nurul Sholeh Ustadzah Ghomamah ketika diwawancarai peneliti mengungkapkan sebagai berikut. “ Untuk perencanaan manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter di pondok pesantren “ Annuriy yah” adakalanya ditentukan bersama melalui rapat atau musyawarah, adakalanya membuat program sendiri, namun dikonsultasikan atau dilaporkan kepada bapak KH. Moch. Nurul Sholeh jika beliau menyetujui rencana program tersebut maka tentunya akan dilaksanakan, namun selama ini sepengetahuan saya tidak ada program yang diusulkan dari tiga komplek yang tidak disetujui oleh bapak Kyai Nurul Sholeh selaku pengasuh pondok pesantren asalkan program tersebut positif dan membawa manfaat bagi para santri. Jadi intinya harus selalu ada komukasi antara tiga komplek tersebut, karena pondok ini satu walaupun terdiri dari tiga komplek namun pendirinya adalah satu yaitu bapak Kyai Sholeh dan namanyapun satu yaitu pondok pesantren “Ann uri yyah” Kaliwining Rambipuji Jember wawancara tanggal 30 Oktober 2013. Menurut Gus Ubaid ketika rawuh di rumah peneliti, kemudian peneliti melakukan wawancara, beliau mengatakan sebagai berikut, “S emua rencana program yang dibuat dipondok pesantren ini berbasis pendidikan karakter karena semua program kegiatan bertujuan untuk membina, mendidik, mengarahkan, mengembangkan, dan membentuk sikap, tabiat, dan watak kepribadian anak menjadi mandiri yang sesuai dengan tiga esensi nilai karakter yaitu 1 nilai ideologikebangsaan, 2 nilai relegiagama, dan 3 nilai culturebudaya. Yang mana tiga nilai esensi tersebut oleh Kemediknas dirumuskan menjadi sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu; 1 cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya; 2 tanggung jawab, disiplin dan mandiri; 3 jujur; 4 hormat dan santun; 5 kasih sayang, peduli, dan kerjasama; 6 percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah; 7 keadilan dan kepemimpinan; 8 baik dan rendah hati; 9 toleransi, cinta damai dan persatuan Wawancara tanggal 15 Oktober 2013. Lebih lanjut peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Nyai Nuru Sholeh, di Dalem beliau mengatakan sebagai berikut: “Perencanaan dalam hal apa saja di pondok pesantren “Ann uriyy ah” ini , sepengetahuan saya biasanya dimusyawarahkan bersama antara pengurus dengan pengasuh, namun adakalanya yang atas inisiatif sendiri dari komplek-komplek, tetapi hal itu tidak ada masalah asalkan program kegiatan tersebut positif dan bermanfaat bagi santri juga bagi masyarakat sekitar pondok juga untuk kemajuan pondok pesantren. Hal yang paling penting yaitu semua program yang dibuat harus dikomunikasikan dan sepengetahuan pengasuh” Wawancara tanggal 30 Oktober 2013. Dari berbagai wawancara tersebut bisa dikemukakan temuan penelitian sebagai ber ikut, “Perencanaan manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter telah dirumuskan melalui 1 dengan cara musyawarah dengan semua ustadz dan ustadzah serta pengurus pondok pesantren untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pengelolaan pondok pesantren, program-program kurikulum apa saja yang mau dilaksanakan, dan kebijakan yang akan diambil untuk kemajuan pondok pesantren ini, dan 2 adakalanya komplek-komplek merumuskan program kegiatan kurikulum, sistem pembelajaran, dan strategi untuk pengembangan pondok pesantren, namun wajib dikomunikasikan dan atas sepengetahuan pengasuh pondok pesantren, asalkan perencanaan program itu positif dan bermanfaat bagi para santri pasti disetujui oleh pengasuh dan tidak ada masalah.

2. Pengorganisaian Organizing Pondok Pesantren Berbasis Pendidikan

Karakter di Pondok P esantren “Ann uri yyah” Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Salah satu komponen terpenting dalam merealisasikan manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter adalah pengorganisasian. Pengornasiasian merupakan suatu proses yang sangat penting yang harus dijalankan oleh kyai pengasuh pondok pesantren sebagai pimpinan. Karena kyai merupakan figur sentral, otomatis yang menjadi pusat segala titik pengambilan keputusan dan pembuat kebijakan serta perubahan pondok pesantren. Untuk itu kyai harus mampu mengkoordinasikan semua kebijakan yang diambil khususnya berkaitan dengan program kegiatan pesantren. Selanjutnya pengorganisasian yang diterapkan oleh pengasuh sebagai pimpin an pondok pesantren “Ann uriy yah” dapat dilihat dalam beberapa hal sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Bapak KH. Moch, Nuru Sholeh berikut ini. “Pada awal pembelajarannya pondok pesantren ini hanya mengajarkan pelajaran agama saja yang dilaksanakan di masjid, kemudian lambat laut karena banyaknya santri maka diadakan madrasah diniyah yang kegiatan belajarnya dilakukan di kelas-kelas. Selanjutnya karena pondok pesantren ini kemudian menerapkan pendidikan formal maka saya mencoba mengorganisasikan menata kegiatan pondok pesantren. Untuk proses pembelajaran pondok pesantren dilaksanakan mulai ba’da sholat subuh sampai dengan jam 06.00 WIB, kemudian sekolah formal dilaksanakan di pagi hari masuk jam 07.00 sampai dengan 12.30 WIB, sedangkan untuk madrasah diniyahnya dilaksanakan sore hari dimulai 15.30 WIB. Sedangkan untuk mengaji kitab kuning dilaksnakan setelah bakda sholat ashar dan ba’da sholat isak bagi santri -santri senior, sehingga santri bisa mengikuti semua program kegiatan yang ada di pondok pesantren ini” Wawancara tanggat 30 Oktober 2013. Selanjutnya pernyataan pengasuh tersebut peneliti kroscek dengan satu ustadz di pesantren yaitu ustadz Shoutul Azkiya’, beliau mengungkapkan sebagai berikut. “Benar apa yang disampaikan oleh peng asuh bahwa keberadaan pendidikan formal dan madrasah diniyah di pondok pesantren ini bisa berjalan dengan lancar karena sudah ditetapkan jadwal pelaksanaannya yaitu untuk pendidikan formalnya pagi mulai jam 07.00 sd jam 12. 30 WIB. Sedangkan untuk madrasah diniyah sore yaitu mulai jam 14. 00 sd 16.00 WIB. Untuk itu tidak ada masalah dengan pelaksanaan kegiatan pesantren baik yang untuk pendidikan formal, madrasah diniyah maupun kegiatan mengaji, dan lain- lain” Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2013. Selain itu Ibu Nyai Latifah selaku pengasuh pondok pesantren komplek A khusus putri menambahkan pernyataan sebagai berikut. “Mulai awal sistem pembelajaran dipondok pesantren ini sudah diorganisasikanditata dengan baik agar tidak berbenturan antara pendidikan formal dengan madrasah diniyah dan kegiatan pembelajaran pondok pesantren itu sendiri. Karena ketiganya sudah ada yang bertanggungjawab sendiri-sendiri. Lokasi dan tempat penyelenggaraan pendidikan formal, pendidikan madrasah diniyah, dan kegiatan pondok pesantren sudah terpisah sehingga tidak ada yang merasa terganggu. Masing-masing bisa berjalan dengan baik sesuai denagan manajemen masing-masing ” Wawanca pada tanggal 30 Oktober 2013. Berkaitan dengan oeganisasi manajemen pondok pesantren berbasis pendidikan karakter ini peneliti juga melakukan kroscek dengan santri yang bernama Nilna, ia mengatakan sebagai berikut. “Untuk semua kegiatan pembelajaran yang ada di pondok pesantren ini sudah ditata atau dijadwal dengan rapi, mulai dari bangun tidur sampai dengan menjelang tidur kembali. Misalnya bangun jam 03.00 WIB semua santri diajurkan untuk melaksanakan sholat tahajut, kemudian wiridan, dilanjutkan sholat shubuh berjamaah, kemudian mengaji al- Qur’an, bagi santri senior mengaji kitab kuning. Setelah itu bagi yang sekolah di lembaga formal persiapan masuk sekolah, bagi yang tidak mengaji kitab kuning. Siang hari sekolah diniyah, bakda sholat ashar mengaji kitab kuning, dan bagi santri senior ada tambahan mengaji kitan kuning setelah bakda sholat isa’.” Wawancara tanggal 30 Oktober 2013 Dari sini dapat peneliti paparkan tentang konsep pengorganisasian manajemen pondok pesantren berbasis karakter di pondok pesantren “An - Nuriyah” Kaliwining baik itu antara kegiatan pondok pesantren, madrasah diniyah, dan pendi dikan formal MTs maupun MA “Ann uri yyah” K aliwining, hal ini sengaja diterapkan oleh pondok pesantren dengan tujuan mempermudah dalam kegiatan operasional sehari-hari. Adapun bentuk kelembagaan dalam pondok pesantren dapat diorganisasikan sebagai berikut.

a. Pondok Pesantren

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa fungsi pondok pesantren selain sebagai tempat untuk bermukim bagi seluruh santri juga mempunyai manfaat penting lainnya sebagai pusat kegiatan pembelajaran santri, sebagaimana keberadaan po ndok yang ada di pesantren “Ann uriy yah” Kaliwining. Keberadaan pondok pesantren ini dimanfaatkan sebagai tempat menginap, pembelajaran kitab kuning, diskusi, belajar, ibadah, penanaman nilai-nilai dasar agama dan pendidikan karakter, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ibu Nyai Muyassarah sebagai berikut. “Pada dasarnya pondok bukan hanya tempat bermukim sementara saja, akan tetapi pondok dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti mengulang pelajaran yang telah diberikan ketika mengikuti kegiatan madrasah diniyah maupun kegiatan pembelajaran di sekolah formal, mereka mengulangi lagi pelajaran yang telah diperoleh dipondokan mereka masing-masing disamping itu tak kalah penting juga mereka sering mengadakan dialog pengajian wetonan dan kegiatan lain yang sejenis, sebagai pengurus pondok kami hanya mengingatkan kepada seluruh santri supaya dapat menjaga dan menfungsikan keberadaan pondok pesantren