260
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
pendapatan dan pada gilirannya mendorong permintaan agregat dan inflasi. Sebaliknya,
pada masa resesi, kebutuhan untuk pencairan dana zakat meningkat karena pada masa itu
lapangan kerja berkurang, pendapatan masyarakat menurun, sehingga distribusi
penyaluranpenerimaan zakat yang lebih tinggi kepada orang miskin. Dengan kata lain, dana
zakat pada masa resesi mampu menciptakan efek ekspansif bagi perekonomian Brodjo-
negoro, 2012; 19.
1.4 Pajak dan Zakat Ditinjau dari Trilogi Fungsi Kebijakan Fiskal
Pada dasarnya setiap kebijakan peme- rintah terkait dengan pengaturan instrumen
kebijakan fiskal adalah untuk mencapai sasaran sebagai berikut:
1.4.1 Kebijakan Fiskal Ekspansif Fiscal Expansive Policy
Kebijakan fiskal ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah belanja
pemerintah government expenditures dan atau menurunkan pajak taxes. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat permin-
taan masyarakat pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Pada saat perekonomian mengalami resesi dan depresi, pemerintah melakukan
kebijakan fiskal ekspansif dengan cara peningkatan belanja pemerintah government
expenditures
dan atau menurunkan pajak taxes
yang mengakibatkan bergesernya kurva AD1 ke AD2 yang disertai bergesernya P0 ke
P1 dan Q0 ke Q1. Hal ini, akan mengakibatkan meningkatnya pendapatan income sehingga
meningkatkan daya beli masyarakat sampai akhirnya perekonomian kembali stabil.
1.4.2 Kebijakan Fiskal Kontraktif Fiscal Contractive Policy
Kebijakan fiskal kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi belanja
pemerintah government expenditures dan menaikkan pajak taxes. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat tight money policy. Dalam menjalankan fungsi ini, bank sentral dapat menentukan
kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
Gambar 1 Kebijakan Fiskal Ekspansif
Gambar 2 Kebijakan Fiskal Kontraktif
Pada saat perekonomian mengalami inflasi, pemerintah melakukan kebijakan fiskal
kontraktif dengan cara mengurangi belanja pemerintah government expenditures dan atau
menaikkan pajak taxes yang mengakibatkan
261
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
bergesernya kurva AD2 ke AD1 yang disertai bergesernya P1 ke P0 dan Q1 ke Q0. Hal ini,
akan mengakibatkan menurunnya pendapatan income
sehingga menurunkan daya beli masyarakat sampai akhirnya perekonomian
kembali stabil. Hal seperti ini juga akan terjadi saat
instrumen kebijakan fiskal mengunakan zakat. Meskipun dari sisi penerimaan zakat per-
sentasenya sudah tetap tidak seperti pajak yang bisa naik dan atau turun, akan tetapi dari sisi
penyaluran dana zakat lebih bersifat fleksibel seperti pajak dengan berdasarkan skala
prioritas.
Pada saat perekonomian mengalami resesi dan depresi, pemerintah melakukan
kebijakan fiskal ekspansif dengan cara peningkatan belanja pemerintah government
expenditures
yang mengakibatkan bergesernya kurva AD1 ke AD2 yang disertai bergesernya
P0 ke P1 dan Q0 ke Q1. Hal ini, akan mengakibatkan meningkatnya pendapatan in-
come
sehingga meningkatkan daya beli masyarakat sampai akhirnya perekonomian
kembali stabil. Begitu juga sebaliknya, pada saat perekonomian mengalami inflasi,
pemerintah melakukan kebijakan fiskal kontraktif dengan cara mengurangi belanja
pemerintah government expenditures yang mengakibatkan bergesernya kurva AD2 ke AD1
yang disertai bergesernya P1 ke P0 dan Q1 ke Q0. Hal ini, akan mengakibatkan menurunnya
pendapatan income sehingga menurunkan daya beli masyarakat sampai akhirnya
perekonomian kembali stabil. Hal ini bisa terjadi dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Fungsi alokasi zakat dalam kebijakan fiskal
didasarkan kepada 8 ashnaf. Dalam arti, ke-8 ashnaf ini tidak harus mendapat
bagian yang sama 12,5 dari penyaluran, namun berdasarkan skala prioritas. Bahkan
ada beberapa ulama yang memperluas arti salah satu ashnaf, yaitu fisabilillah.
Di dalam buku Qardhawi 2011: 619-625 dijelaskan beberapa ulama yang meluaskan
arti fisabilillah seperti Imam Qaffah, Imam Ibnu Qudamah, Mazhab Imamiah Ja’Fari,
Mazhab Zaidi, Pengarang Raudhah an- Nadiah oleh Shadiq Hasan Khan mazhab
ahli hadis, ahli hadist al-Qasimi, Rasyid Ridha, dan Fatwa Syekh Makhluf. Mereka
berpendapat bahwa fisabilillah tidak hanya khusus pada jihad dan yang berhubungan
dengannya, akan tetapi ditafsirkan pada semua hal yang mencakup kemaslahatan,
takkarub dan perbuatan-perbuatan baik, sesuai dengan penerapan asal dari kalimat
tersebut. Para ulama yang meluaskan arti tersebut
telah berpegang pada dalil yang jelas, yaitu makna asal dari lafadz “sabilillah” yang
mencakup segala jenis amal perbuatan yang baik, dan segala sesuatu yang
bermanfaat bagi kaum muslimin. Mereka membolehkan dengan sasaran ini untuk
mendirikan mesjid, sekolah dan rumah sakit, serta rencana perbaikan dan keba-
jikan lainnya Qardhawi, 2011: 626. Secara tidak langsung al-Qaradawi
sebenarnya telah menerima pendapat yang meluaskan konsep fisabilillah. Berdasar-
kan konsep fisabilillah di atas, maka sumbangan zakat di bawah peruntukkan
fisabilillah
ini perlu disalurkan ke arah usaha jihad yang luas itu. Di antaranya
mendirikan pusat dakwah yang memberi kefahaman Islam yang betul dan
menyampaikan ajaran Islam kepada bukan Islam, mendirikan pusat-pusat pendidikan,
menumbuhkan kilang-kilang percetakan untuk menerbitkan serta menyebarkan
risalah-risalah dan buku-buku Islam. Daripada pandangan para ulama di atas
dapat dipahami bahwa jihad yang menjadi inti pati bagi asnaf fisabilillah bukan hanya
merujuk kepada peperangan semata- semata. Bahkan meliputi semua perkara
262
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
yang berkaitan dengan memelihara kesucian agama Islam dan menjaga
kemaslahatan ummah.
2. Fungsi distribusi zakat dalam kebijakan fiskal adalah meningkatkan keadilan
distribusi pendapatan, dengan cara: 1 Mengurangi tingkat pendapatan yang
siap dikonsumsi disposable income oleh kelompok masyarakat kaya
muzakki. Akan memiliki dampak positif, yaitu menurunnya dampak
meningkatkan harga-harga komoditas.
2 Media transfer pendapatan sehingga mampu meningkatkan daya beli
masyarakat miskin. Dalam hal ini diharapkan dengan menerima zakat,
maka segmen masyarakat miskin akan meningkat daya belinya sehingga
mampu berinteraksi dengan segmen masyarakat kaya.
3. Fungsi stabilisasi zakat dalam kebijakan fiskal. Zakat berperan sebagai penstabil
otomatis automatic stabilizers. Ketika perekonomian dalam masa ekspansi atau
boom
, kebutuhan untuk mencairkan dana zakat akan berkurang atau dengan kata lain
pencairan dana zakat lebih sedikit karena pada masa itu lapangan kerja meningkat
dan pendapatan masyarakat juga mening- kat, sehingga jumlah mustahik berkurang.
Pada masa ekspansi ini zakat berperan sebagai instrumen anti inflasi otomatis,
karena ekspansi ekonomi cenderung mendorong peningkatan pendapatan dan
pada gilirannya mendorong permintaan agregat dan inflasi.
Sebaliknya, pada masa resesi, kebutuhan untuk pencairan dana zakat meningkat karena
pada masa itu lapangan kerja berkurang, pendapatan masyarakat menurun, sehingga
distribusi penyaluranpenerimaan zakat yang lebih tinggi kepada orang miskin. Dengan kata
lain, dana zakat pada masa resesi mampu menciptakan efek ekspansif bagi pereko-
nomian.
SIMPULAN
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pajak dan zakat jika ditinjau dari trilogi
fungsi kebijakan fiskal akan menghasilkan. Pertama,
pajak maupun zakat ditinjau dari trilogi fungsi kebijakan fiskal yang meliputi
alokasi, distribusi dan stabilisasi merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan urgen
dalam menstabilkan perekonomian saat terjadi inflasi, resesi, dan depresi. Kedua, pajak
maupun zakat dari fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi memiliki potensi yang sama
sebagai instrumen kebijakan fiskal.
Dengan demikian, pajak maupun zakat sejatinya tidak dipertentangkan mana yang
lebih tepat sebagai instrumen fiskal. Keduanya memiliki fungsi yang sama saat ditinjau dari
fungsi kebijakan fiskal, yakni fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi ekonomi, sehingga
posisi keduanya adalah saling melengkapi satu sama lain. Dalam arti yang lain, pajak dan zakat
dilihat dari potensi dan trilogi fungsi fiskal bisa saling mendukung sebagai instrumen kebijakan
fiskal.
Sebagai saran, pemerintah Indonesia bisa memasukkan zakat ke dalam rancangan APBN.
Sejarah telah membuktikan bahwa sebuah negara yang bisa sejahtera seperti zaman Umar
bin Abdul Aziz adalah saat memasukkan instrumen zakat dan pajak ke dalam kebijakan
fiskal.
DAFTAR RUJUKAN
Brodjonegoro, Bambang PS. 2012. Laporan Kajian Islamic Public Finance,
Kementerian Keuangan Republik Indo- nesia Badan Kebijakan Fiskal Pusat
Kebijakan Ekonomi Makro.