376
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bah- wa nilai signifikansi 2-tailed ROE, BOPO dan
LDR lebih kecil dari 5. Maka dapat disim- pulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan syariah periode sebelum
krisis ekonomi global ditinjau dari rasio ROE, BOPO dan LDR.
Nilai signifikansi 2-tailed CAR, KAP
1
, KAP
2
, NPM, ROA dan NIM lebih besar dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan
syariah periode sebelum krisis ekonomi global ditinjau dari rasio CAR, KAP
1
, KAP
2
, NPM, ROA dan NIM.
1. Aspek Capital Permodalan
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan CAR tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan
bank syariah periode sebelum krisis ekonomi global. Bank konvensional memiliki kemam-
puan permodalan di atas bank syariah dalam menyanggah aktiva terutama kredit atau
pinjaman. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan karena modal bank syariah
masih mampu menyanggah aktiva berisiko berupa pinjaman dan bank syariah msaih berada
pada kondisi perbankan yang sehat. Hal inilah yang menyebabkan CAR bank konvensional
dan bank syariah tidak berbeda signifikan pada periode sebelum krisis ekonomi global.
2. Aspek Asstes Quality Kualitas Aktiva
a. KAP
1
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan KAP
1
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank
konvensional dan bank syariah periode sebelum krisis ekonomi global. Bank kon-
vensional memiliki aktiva produktif berisi- ko lebih tinggi dari bank syariah jika diban-
dingkan dengan jumlah aktiva produktif yang dimiliki. Aktiva produktif yang
diklasifikasikan tersebut disinyalir berasal dari kredit yang memiliki potensi gagal
bayar. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan. Karena bank konven-
sional mampu menyanggah aktiva yang berisiko tersebut dengan jumlah aktiva
produktif yang dimiliki. Selain itu, bank konvensional masih berada pada kondisi
perbankan yang sehat. Hal inilah yang menyebabkan KAP
1
bank konvensional dan bank syariah tidak berbeda signifikan
pada periode sebelum krisis ekonomi glo- bal.
b. KAP
2
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan KAP
2
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank
konvensional dan bank syariah periode sebelum krisis ekonomi global. Bank kon-
vensional lebih banyak membentuk PPAP daripada bank syariah. Hal tersebut dika-
renakan aktiva produktif bank konven- sional lebih berisiko, karena berkaitan
langsung dengan tingkat suku bunga kredit. Untuk meminimalkan kerugian akibat
adanya kredit macet maka bank konvesi- onal lebih banyak membentuk PPAP.
Namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan karena walau pemenuhan PPAP
bank konvensional lebih tinggi dari bank syariah, namun bank syariah masih dapat
memenuhi PPAP melebihi PPAP yang wajib dibentuk dan bank syariah masih
berada pada kondisi perbankan yang sehat. Hal inilah yang menyebabkan KAP
2
bank konvensional dan bank syariah tidak
berbeda signifikan pada periode sebelum krisis ekonomi global.
377
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
3. Aspek Management Manajemen
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan NPM tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan
bank syariah periode sebelum krisis ekonomi global. Bank konvensional lebih banyak
mengeluarkan biaya operasiobal dan non opera- sional akibatnya dapat mengurangi pendapatan
operasi dan pendapatan bersih. Namun per- bedaan tersebut tidak terlalu signifikan karena
kontribusi pendapatan operasional dalam menghasilkan pendapatan bersih masih tinggi.
Hal inilah yang menyebabakan NPM bank kon- vensional dan bank syariah tidak berbeda signi-
fikan pada periode sebelum krisis ekonomi gloal.
4. Aspek Earning Profitabilitas
a. Return on Assets ROA
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan ROA
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank
konvensional dan bank syariah periode sebelum krisis ekonomi global. Kemampu-
an pengembalian laba atas aktiva pada bank konvensinal berasda di bawah bank sya-
riah. Hal tersebut disinyalir pada bank kon- vensional lebih banyak aktiva namun tidak
dipergunakan secara maksimal untuk memperoleh laba. Aktiva tersebut disinya-
lir merupakan aktiva yang berisiko menim- bulkan kerugian sehingga tidak mampu
menghasilkan laba. Namun perbedaan ter- sebut tidak terlalu signifikan karena bank
konvensional masih mampu memanfaat- kan aktiva yang dimiliki untuk menghasil-
kan laba. Selain itu, bank konvensional ma- sih berada pada kondisi perbankan yang
sehat. Hal inilah yang menyebabkan ROA bank konvensional dan bank syariah tidak
berbeda signifikan pada periode sebelum krisis ekonomi global.
b. Return on Equity ROE
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan ROE
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank kon-
vensional dan bank syariah periode setelah krisis ekonomi global. Kemampuan
pengembalian laba atas modal pada bank konvensional berada di bawah bank
syariah. Perbedaan tersebut dikarenakan terdapat perbedaan pada permodalan bank
konvensional dan bank syariah. Modal sendiri bank konvesnional berasal dari
modal disetor berupa saham. Bank kon- vensional yang telah menjadi perusahaan
public lebih banyak mengedarkan saham sebagai sumber midal sendiri sehingga
tingkat pengembalian laba atas modal sendiri pada bank koncensional menjadi
lebih rendah dari bank syariah. Hal inilah yang menyebabkan ROE bank konven-
sional dan bank syariah berbeda signifikan pada periode sebelum krisis ekonomi global.
c. Net Interest Margin NIM
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan NIM tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank
konvensional dan bank syariah periode se- belum krisis ekonomi global. Kemampuan
bank syariah dalam menghasilkan penda- patan operasi dari aktiva produktif berada
di bawah bank konvensional. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan
karena penempatan aktiva produktif bank syariah masih mampu menghasilkan
pendapatan operasi. Selain itu, posisi bank syariah masih berada pada kondisi per-
bankan yang sehat. Hal inilah yang menye- babkan NIM bank konvensional dan bank
syariah tidak berbeda signifikan pada periode sebelum krisis ekonomi global.
378
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
d. Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional BOPO
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa Berdasarkan BOPO
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank kon-
vensional dan bank syariah periode sebe- lum krisis ekonomi global. Bank konven-
sional kurang efisien dalam mengeluarkan biaya operasional daripada bank syariah
sehingga mengurangi pendapatan operasi yang diterima. Perbedaan tersebut disinya-
lir karena eksposure pembiayaan perbank- an syariah lebih diarahkan kepada aktivitas
perekonomian domestic sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi de-
ngan sistem keuangan global. Maka bank syariah tidak menanggung biaya transaksi
valuta asing pada biaya operasionalnya. Hal inilah yang menyebabkan BOPO bank
konvensional dan bank syariah berbeda signifikan pada periode sebelum krisis eko-
nomi global.
5. Aspek Likuidity Likuiditas
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 1 disimpulkan bahwa berdasarkan LDR terdapat
perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan
bank syariah periode sebelum krisis ekonomi global. Bank syariah lebih banyak menyalurkan
pinjaman pada masyarakat dibanding bank konvensional. Hal ini disinyalir karena permin-
taan pinjaman di bank syariah lebih tinggi dari pada bank konvensional. Perbedaan tersebut
dikarenakan perbedaan dalam perhitunagn kre- dit atau pinjaman pada bank konvensional dan
bank syariah. Bank konvensional telah mene- tapkan besarnya biaya bunga yang harus di-
bayar oleh nasabah peminjam. Namun pada bank syariah besarnya biaya yang harus dike-
luarkan oleh nasabah peminjam berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Prinsip ini disebut
dengan prinsip profit sharing atau bagi hasil. Hal inilah yang menyebabkan tingginya penya-
luran kredit pada bank syariah. Karena masya- rakat lebih memilih untuk meminjam di bank
syariah daripada bank konvensional
Perbedaan Tingkat Kesehatan Bank antara Bank Konvensional dan Bank Syariah
Periode Setelah Krisis Ekonomi Global
Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian hipotesis tingkat kesehatan bank konvensional
dan bank syariah periode setelah krisis ekonomi global.
No. Hipotesis
Signifikansi Sig 2-tailed
Kesimpulan
1. Perbedaan CAR
0,05 0.095
Ho diterima 2.
Perbedaan KAP
1
0.05 0.601
Ho diterima 3.
Perbedaan KAP
2
0.05 0.385
Ho diterima 4.
Perbedaan NPM 0.05
0.846 Ho diterima
5. Perbedaan ROA
0.05 0.695
Ho diterima 6.
Perbedaan ROE 0.05
0.049 Ho ditolak
7. Perbedaan NIM
0.05 0.731
Ho diterima 8.
Perbedaan BOPO 0.05
0.005 Ho ditolak
9. Perbedaan LDR
0.05 0.034
Ho ditolak
Tabel 2.
Ringkasan Hasil Uji Beda Tingkat Kesehatan Bank Konvensional dan Syariah Periode Setelah Krisis Ekonomi Global
Sumber: data diolah peneliti