Taat hukum Bagi Hasil dan Zakat : Model Bagi Hasil Menurut Zakat Mengeliminasi Agency
166
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
DAFTAR RUJUKAN
Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2000. Antoni, Syafi’i, 1999. Bank Syariah Wacana
Ulama dan Cendekiawan . Tazkia Insti-
tute, Jakarta. Choudhury, Masudul Alam. 2009. Islamic Cri-
tique and Alternative to Financial Engi- neering Issues
. JKAU: Islamic Ecom, Vol. 22 No. 2, pp: 205-244.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional. No 92DSN- MUIIV2014. Tentang Pembiayaan
yang Disertai Rahn al-Tamwil al- Mautsuq bi al-Rahn
. Financial Engineering: An Islamic Perspective.
Finnerty, J. 1988 “Financial Engineering in Corporate Finance: An Overview
,” Fi- nancial Management
, vol. 17, pp. 14-33. Hafidah, Noor. 2012. Implementasi Konsep
Jaminan Syariah dalam Tata Aturan UU Perbankan Syariah. Arena Hukum
. Vol. 9, No. 2: Agustus 2012, hal 79-154.
Hulam, Taufiqul. 2010. Jaminan dalam Transaksi Akad Mudharabah pada
Perbankan Syariah . Mimbar Hukum Vol.
22 No. 3: Oktober 2010, hal 520-533. Mahmudah, Siti Nur Lailatul. . Fungsi Jaminan
dalam Pembiayaan Mudharabah Studi pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua.
Skripsi. Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Rusmiyati, Kurnia. 2012. Tinjauan Hukum Is- lam tentang Penerapan Jaminan dalam
Akad Pembiayaan Mudharabah Studi Kasus di Bank BNI Syariah Cabang
Yogyakarta
. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Silviana, Elizza SH. ____ . Telaah Konsep Jaminan dalam Akad Mudharabah pada
Baitul Maal wat Tamwil BMT Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Studi Kasus BMT di Pontianak
. Publikasi Ilmiah.
Surat Edaran kepada Semua Bank Syariah di Indonesia. No. 1014DPbS. Jakarta, 17
Maret 2008. Triyuwono, Iwan. 2007. Mengangkat “Sing
Liyan” untuk Formulasi Nilai Tambah Syari’ah
. Simposium Nasional Akun- tansi X. Unhas Makassar 2007.
http:www.darussalaf.or.idfiqihaplikasi- mudharabah
-dalam-perbankan-syariah diakses pada tanggal 6 Mei 2015.
http:savixumam.blogspot.com200902 jaminan-mudharabah.html diakses pada
tanggal 7 Mei 2015. http:zadandunia.blogspot.com201209
asmaul-husnaallah-memiliki-nama- nama.html diakses pada tanggal 7 Mei
2015.
https:ajidedim.wordpress.com20140206 masjid-dan-pasar-sinergi-oposisi-biner-
yang-kadang-terlupakan-1comment- 2530 diakses pada tanggal 6 mei 2015.
https:ajidedim.wordpress.com20140206 masjid-dan-pasar-sinergi-oposisi-biner-
yang-kadang-terlupakan-2 diakses pada tanggal 6 mei 2015.
http:www.namberpratama.com201403 penerapan-strategi-sun-tzu-dalam-
dunia.html diakses pada tanggal 6 Mei 2015
167
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Perkembangan Ekonomi I slam Di I ndonesia
HARTINI
Alumni Universitas Syiah Kuala Aceh
Program Magister Ilmu Ekonomi – Universitas Brawijaya
Email : hartini50gmail.com
Abstrak :
Pada dasarnya karya ilmiah yang berjudul perkembangan ekonomi islam di Indonesia ini membahas tentang tantangan-tantangan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi islam, potensi-potensi
yang dimiliki Indonesia dalam mengembangkan ekonomi islam serta sejauh mana perkembangan ekonomi islam yang telah di capai oleh republik Indonesia.Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah untuk
mengetahui apa saja yang menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam mengembangkan ekonomi islam, mengetahui potensi-potensi yang dimiliki Indonesia dalam mengembangkan ekonomi islam serta
mengetahui sejauh mana perkembangan ekonomi islam yang telah di capai oleh republik Indonesia.Data bahan acuan pembelajaran bersumber dari buku-buku. Selain itu, informasi lebih luas diperoleh dari
penelusuran di internet. Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis,maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang masih menjadi
tantangan dalam mengembangkan ekonomi islam di Indonesia, namun bukan berarti penerapan sistem ekonomi islam menjadi sesuatu yang mustahil. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak potensi
dalam mengembangkan ekonomi islam dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian-pencapaian perkembangan dari ekonomi syariah itu sendiri baik dalam hal perkembangan
industri keuangan syariah maupun perkembangan industri non keuangan syariah.
Kata Kunci :
Ekonomi Islam
Krisis ekonomi kapitalis telah terjadi berulangkali hampir diseluruh negara di
belahan dunia dari masa ke masa. Kebijakan Ekonomi Kapitalis yang mengutamakan hak
individu ini mengakibatkan ketimpangan pere- kenomian yang sangat besar antara kaum
milyarder dengan kaum papa. Hal ini menye- babkan penderitaan ekonomi seperti halnya
pendapatan yang menurun, kelaparan, keru- suhan, dan meningkatnya kriminalitas. Dasar
filosofi rasionalisme sekuler inilah yang menye- babkan ketidakseimbangan yang berdampak
pada kerusakan alam, kemiskinan, kerusuhan sosial, hingga menimbulkan berbagai krisis
yang berkelanjutan.
Sementara itu dalam kondisi negara In- donesia sendiri keadaan ekonomi saat ini juga
masih tidak stabil, nilai tukar rupiah terhadap dolar akhir-akhir ini mengalami depresiasi yang
cukup signifikan. Menurut data dari Bank In- donesia nilai tukar rupiah terhadap dolar pada
tanggal 29 September 2015 adalah kondisi terpuruk hingga menembus angka Rp14.728
per dolar AS. Nilai tukar tersebut melemah 32 poin dari kurs tengah sebelumnya yakni sebesar
Rp14,696 per dolar AS, atau terdepresiasi 0,28. Selain itu, kondisi yang sama juga di
terjadi pada indicator makro ekonomi yaitu inflasi. Tingkat harga yang tidak stabil tentu
akan mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat. Berikut adalah gambaran kondisi
inflasi yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu terakhir:
Berdasarkan grafik di atas, dapat di simpulkan bahwa tingkat inflasi yang terjadi
di Indonesia belum stabil. Di mana pada bulan
168
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
januari 2015 tingkat inflasi sebesar 6,69 . Kemudian mengalami penurunan di bulan Feb-
ruary menjadi 6,29 . Penurunan ini tidak berlangsung lama, karena di bulan maret tingkat
inflasi kembali meningkat menjadi 6,38 . Begitu pula di bulan april meningkat menjadi
6,79. Hingga pada bulan juli yaitu sebesar 7,26 . Yang pada akhirnya baru menunjukan
tanda-tanda penurunan di bulan agustus menjadi 7,18 dan pada bulan terakhir analisis
tingkat inflasi menurun kembali menjadi 6,83.
Dengan kata lain, sistem-sistem ekonomi yang selama ini di anut dan dibanggakan oleh
banyak negara termasuk Indonesia dapat dikatakan gagal dalam meningkatkan harkat
hidup orang banyak baik di negara maju maupun di negara berkembang. Ketidak-
berhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-
masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan
dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem
ekonomi tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya.
Sistem ekonomi Islam dianggap menjadi alternatif pilihan karena sistem ekonomi Islam
berbeda dengan sistem-sistem ekonomi yang lain. Sejarah pergerakan ekonomi Islam di In-
donesia sebenarnya telah berlangsung sejak tahun 1911, yaitu sejak berdirinya organisasi
Syarikat Dagang Islam yang dikepalai oleh para entrepreneur dan para tokoh Muslim saat itu.
Bahkan jika kita menarik sejarah jauh ke belakang, jauh sebelum tahun 1911, peran dan
kiprah para santri umat Islam dalam dunia perdagangan cukup besar.
Perkembangan bank syariah mulai terasa sejak dilakukan amandemen terhadap UU No.
71992 menjadi UU No. 101998 yang memberi-kan landasan operasi yang lebih jelas
bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU tersebut, Bank Indonesia BI mulai mem-
berikan perhati-an lebih serius terhadap pengembangan per-bankan syariah, yaitu
membentuk satuan kerja khusus pada April 1999. Satuan kerja khusus ini menangani
penelitian dan pengembangan bank syariah Tim Penelitian dan Pengembangan Bank
Syariah dibawah Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan yang menjadi cikal
bakal bagi Biro Perbankan Syariah yang diben- tuk pada 31 Mei 2001, dan sekarang resmi
menjadi Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia sejak Agustus 2003.
Minat investor untuk membuka kantor bank syariah tidak hanya terbatas di pulau Jawa
tetapi juga telah menyebar ke pulau lain-nya, antara lain: Sumatera Banda Aceh, Medan,
169
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Padang, Palembang dan Pekanbaru; Kali- mantan Balikpapan dan Banjarmasin;
Sulawesi Makasar; Madura Pamekasan; dan Irian Jaya Jayapura.
Sistem ekonomi islam yang hendak diterapkan adalah sebuah sistem yang bersifat
universal, inklusif, dan modern. Universalisme dan Inklusivisme ekonomi syariah menis-
cayakan eksistensi ekonomi syariah terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali. Modern berarti sistem ekonomi islam dirumuskan secara rasional dan canggih
untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dengan
cara demikian, maka upaya pengembangan sistem ekonomi syariah akan senantiasa dilihat
dan diterima oleh segenap masyarakat Indone- sia sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan yang dihadapi bangsa dan Negara Indonesia.
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah di kemukakan, maka penulis
mengidentifikasi dan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa saja tantangan dalam mengembangkan
ekonomi islam di Indonesia? 2. Apa saja potensi yang dimiliki negara In-
donesia dalam mengembangkan ekonomi islam?
3. Sejauh mana perkembangan ekonomi islam di Indonesia?
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui: 1. Tantangan-tantangan dalam mengem-
bangkan ekonomi islam di Indonesia. 2. Potensi-potensi yang dimiliki negara Indo-
nesia dalam mengembangkan ekonomi islam.
3. Sejauh mana perkembangan ekonomi islam di Indonesia.
Hasil penelitian di harapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam hal per-
kembangan ekonomi islam di Indonesia. 2. Dapat dijadikan bahan masukan infor-
masi bagi lembaga-lembaga pemerintah terkait.
3. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
METODE
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan. Penulis menggunakan metode
telaah media informasi online internet dan literatur kepustakaan serta data baik dari Badan
Pusat Statistik maupun Bank Indonesia. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan
adalah sebagai berikut: 1. Collecting Data
Pada metode ini, penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan masalah
karya ilmiah penulis yakni dari badan pusat statistik dan Bank Indonesia.
2. Study Pustaka Di metode ini penulis membaca buku-buku
dan literatur pustaka yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah atau teknik
penulisan karya ilmiah dan berkaitan tentang sistem ekonomi islam.
3. Metode telaah Media informasi internet Pada metode ini penulis membaca artikel
sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan masalah karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah ini di susun berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup mela-
kukan pengenalan masalah. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah bahwa Indone-
sia bisa menerapkan sistem ekonomi islam secara kaffah dengan segala potensi yang di
miliki. Dalam penulisan karya ilmiah ini, lokasi penelitian di ambil di wilayah Indonesia.
170
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
HASIL PEMBAHASAN 1.
Tantangan-tantangan dalam mengem- bangkan sistem ekonomi Islam di Indo-
nesia.
Ada beberapa faktor yang menjadi tantangan atau pun kendala dalam mengem-
bangkan sistem ekonomi islam di Indonesia.
1. Keterbatasan Sumber Daya Insani SDI Pertumbuhan dan ekspansi bank-bank
syariah dan lembaga keuangan syariah yang demikian massif, membutuhkan ketersediaan
SDI yang berkompeten dan professional. Namun kebutuhan SDI yang demikian banyak,
belum diimbangi dengan supply SDI yang memadai, baik dari lembaga pendidikan for-
mal berupa Perguruan Tinggi maupun lembaga pendidikan dan pelatihan. Sebagai gambaran,
pada semua jenjang pendidikan tidak disediakan pelajaran ekonomi syariah, hanya
ada pada Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan perguruan tinggi yang menyediakan
sebagai pelajaranmata kuliah peminatan kosentrasi ekonomi islam, bukan dalam level
jurusanprodi. Dan jumlah institusi pendidikan yang mengajarkan ekonomi syariah pun masih
sangat terbatas. Di samping itu, kurikulum pendidikan ekonomi islam masih belum ada
keseragamanstandar dan adanya dualisme pengelolaan, yakni ada yang dibina dinas
pendidikan dan departemen agama.
Masalah lain terkait dengan SDI adalah masih minimnya SDI syariah yang utuh inte-
gral. Ekonomi syariah masih kekurangan SDI yang benar-benar mendalami dua bidang ilmu
sekaligus secara komprehensif, yaitu ilmu- ilmu syariah dan ilmu ekonomi keuangan.
Kebanyakan
SDI Lembaga Keuangan Syariah saat ini adalah mereka yang fasih berbicara
tentang ilmu ekonomi keuangan kontemporer, tetapi kurang dalam ilmu-ilmu syariah.
Sebaliknya banyak pakar yang mahir dalam ilmu fikih dan syariah tetapi minim tentang
Ilmu ekonomi keuangan modern. Karena kekurangan itu, maka saat ini lebih dari 70
persen SDI syariah berasal dari lembaga konvensional. Dampak lain kekurangan SDI
syariah terjadinya praktek bajak membajak sesama lembaga keuangan syariah.
2. Regulasi ekonomi syariah. Berbagai studi
tentang hubungan hukum dan regulasi dengan pembangunan ekonomi menun-
jukkan bahwa pembangunan ekonomi tidak akan berhasil tanpa pembangunan
aspek regulasi yang komprehensif. Memperkuat institusi-institusi hukum
adalah “precondition for economic change”, “crucial to the viability of new
political system”, and “ an agent of social change”.
•
Berdasarkan teori itu, maka menjadi keniscayaan, bahwa pengembangan
dan penerapan ekonomi syariah di In- donesia, harus dilandasi dan dipayungi
regulasi yang kondusif. Saat ini, baru terdapat tiga perundang-undangan
tentang ekonomi syariah, yaitu, UU No 412004 tentang waqaf, UU No 19
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN dan UU NO 212008
tentang perbankan syariah, Sedangkan Undang-Undang Nomor 391999
tentang Pengelolaan zakat yang masih proses amandemen., masih jauh dari
harapan ideal, karena itu Undang- Undang ini perlu diamandemen.
• Saat ini masih banyak lembaga
keuangan syariah yang belum memiliki payung hukum spesifik, seperti
asuransi syariah, lembaga keuangan mikro syariah seperti Baitul Mal wa
Tamwil BMT, serta lembaga ke- uangan syariah lainnya. Masalah
regulasi lainnya ialah terkait dengan regulasi pajak di Indonesia, terkait
dengan status pajak ganda sukuk cor- porate masih mengancam. Termasuk
171
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
dalam aspek regulasi ekonomi syariah adalah tersedianya fatwa-fatwa
ekonomi syariah yang memadai. Saat ini kondisi obyektif fatwa-fatwa
ekonomi syariah di Indonesia, masih tertinggal dari fatwa ekonomi syariah
di tingkat global, karena itu fatwa- fatwa ekonomi syariah perlu
dikembangkan secara inovatif dengan tetap berdasar pada syariah compliance
dalam rangka mendukung industri perbankan dan keuangan syariah,
• Dalam bidang kelembagaan, tanta-
ngan ekonomi syariah meliputi banyak bidang dan aspek, seperti belum
adanya organisasi payung APEX untuk lembaga keuangan mikro
syariah. Belum
berdirinya Otoritas Jasa Keuangan Syariah. Peranan Biro
Lembaga Keuangan Syariah LKS Non-bank di Badan Pengawas Pasar
Modal BAPEPAM Lembaga Keuangan LK perlu diperkuat agar
institutusi ini dapat menyediakan layanan atas segala kebutuhan LKS
Non-bank. Demikian pula peranan Direktorat Perbankan Syariah Bank
Indonesia DPBS BI perlu di ting- katkan di masa depan agar dapat
menyediakan layanan atas segala kebutuhan perbankan syariah. Selain
itu, di kantor wilayah Bank Indonesia saat ini belum tersedia unit kerja yang
khusus membidangi syariah, sehingga pelayanan perbankan syariah kurang
kondusif.
3. Supervisi ekonomi syariah. Tantangannya adalah bagaimana market share ekonomi
syariah sepuluh tahun ke depan minimal mencapai 20 persen. Untuk mencapai itu
diperlukan gerakan grand strategi, edukasi, sosialisasi dan gerakan unorganik yang
secara signigfikan, mendorong pening- katan market share ekonomi syariah. Dana-
dana umat Islam, dana yayasan dan lembaga ekonomi umat, dana haji, zakat
dan waqaf, masih banyak ditempatkan di bank konvensional. Di masa depan,
keseluruhan dana potensial tersebut diendorse agar dikelola secara bertahap di
lembaga-lemaga keuangan perbankan dan keuangan syariah. Sebagai gambaran,
pemerintah Malaysia saat ini memiliki market share perbankan syariah sekitar
20, dikarenakan adanya kebijakan pemerintah Malaysia kepada lembaga
institusi pemerintah untuk menempatkan 50 dana-danya di bank syariah. Ban-
dingkan dengan market share perbankan syariah Indonesia yang saat ini belum
mencapai angka 5.
4. Kurangnya infrastruktur, sarana dan prasarana, baik menyangkut software
maupun fisik. Sebagai gambaran, adanya kekurangan instrumen-instrumen untuk
pengelolaan likuiditas dan moneter yang sejalan dengan prinsip syariah misalnya
Belum adanya indek syariahsektor riil atau indek penentuan harga dan bagi hasil,
sehingga masih mengacu pada tingkat suku bunga. Dan berbagai software yang
dibutuhkan untuk operasional keuangan dan perbankan syariah masih mengikuti
format konvensional, belum asli dibuat secara customize sesuai karakteristik
keuangan dan perbankan syariah, seperti standar akuntansi, pelaporan, audit,
manajemen resiko dan lain-lain. Dan terbatasnya sarana prasana seperti juga
masih terbatasnya jaringan Anjungan Tunai Mandiri ATM, jumlah cabang bank-bank
syariah di seluruh daerah yang terbatas. Selain itu, Kurangnya inovasi dan
diversifikasi produk, padahal keberhasilan ekonomi Islam di masa depan juga
bergantung pada kemampuan perbankan syariah dalam menyajikan produk-produk
yang menarik, kompetitif, dan berdasarkan
172
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
kebutuhan masyarakat, namun tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
5. Kurangnya sosialisasi, promosi, informasi, edukasi dan koordinasi terhadap semua
stake holder, baik masyarakat, pejabat pemerintah terkait, ulamaustad, dan
praktisi. Sebagai gambaran, adanya dualisme pendapat ulamaustad tentang
riba, Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI sudah mengharamkan, namun
realita di masyarakat banyak ditemukan para pemuka agama yang masih berpen-
dapat dibolehkannya bunga bank. Persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa
bank syariah belum syariah atau sama saja dengan bank konvensional.