259
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
dasar warganya yang berada di kasta terendah ekonomi.
1.3.2 Fungsi Zakat sebagai Redistribusi Pendapatan dan Kekayaan
Distribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta yang ada, baik
yang dimiliki oleh pribadi atau umum publik kepada pihak yang berhak menerima dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan yang ada dalam Is-
lam syaria’t. Fokus dari distribusi pendapatan dalam Islam adalah proses pendistribusiannya
dan bukan output dari distribusi tersebut. Secara sederhana bisa digambarkan bahwa kewajiban
menyisihkan sebagian harta bagi pihak yang berkecukupan muzakki atau surplus units
diyakini sebagai kompensasi atas kekayaannya dan di sisi lain merupakan insentif perangsang
untuk kekayaan pihak yang kekurangan mustahik atau deficit units agar dapat
dikembangkan kepada yang lebih baik surplus Brodjonegoro, 2012; 18.
Konsep optimalisasi proses redistribusi pendapatan dan kekayaan yang ditawarkan Is-
lam tercermin pada kewajiban zakat yang dibebankan kepada masyarakat yang kaya
muzakki dan didistribusikan kepada masyarakat miskin mustahik. Ada dua peran
zakat dalam meningkatkan keadilan distribusi pendapatan :
1 Zakat berfungsi untuk mengurangi tingkat
pendapatan yang siap dikonsumsi dispos- able income
oleh kelompok masyarakat kaya muzakki. Oleh karena itu, pengim-
plementasian zakat diharapkan akan mampu mengerem tingkat konsumsi orang
kaya. Hal ini pada gilirannya akan memiliki dampak yang positif, yaitu menurunnya
dampak meningkatkan harga-harga komoditas.
2 Zakat berfungsi sebagai media transfer pendapatan sehingga mampu mening-
katkan daya beli masyarakat miskin. Dalam hal ini diharapkan dengan menerima zakat,
maka segmen masyarakat miskin akan meningkat daya belinya sehingga mampu
berinteraksi dengan segmen masyarakat kaya.
Al-Qur’an telah menjelaskan penentuan alokasi zakat, siapa yang berhak menerimanya,
tetapi tidak dijelaskan apakah yang zakat itu harus diterima dalam bentuk uang, barang-
barang konsumsi atau modal kerja. Hal ini menimbulkan pemikiran para ekonom, sehing-
ga melahirkan ide agar zakat memberikan dampak yang lebih baik bagi para penerima.
Sehingga zakat yang diberikan dapat lebih mengarah pada zakat produktif.
Pengelolaan zakat dapat dilakukan dengan konsep snow ball dalam penggunaan
harta zakat yang sudah terkumpul. Maksudnya adalah, ketika tahun ini seorang individu
menjadi penerima zakat produktif, maka pada tahun depan, diharuskan penerima tadi dapat
menjadi pembayar zakat. Dana zakat dapat digunakan untuk dana bergulir, simpan pinjam,
bahkan untuk diberikan secara cuma-cuma. Jika dikelola dengan baik zakat akan menjadi
salah satu solusi untuk menciptakan kesejah- teraan bagi masyarakat.
1.3.3 Fungsi Zakat Sebagai Stabilisator Perekonomian
Zakat juga dapat berperan sebagai penstabil otomatis automatic stabilizers.
Ketika perekonomian dalam masa ekspansi atau boom, kebutuhan untuk mencairkan dana
zakat akan berkurang atau dengan kata lain pencairan dana zakat lebih sedikit karena pada
masa itu lapangan kerja meningkat dan pendapatan masyarakat juga meningkat,
sehingga jumlah mustahik berkurang. Pada masa ekspansi ini zakat berperan sebagai
instrumen anti inflasi otomatis, karena ekspansi ekonomi cenderung mendorong peningkatan
260
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
pendapatan dan pada gilirannya mendorong permintaan agregat dan inflasi. Sebaliknya,
pada masa resesi, kebutuhan untuk pencairan dana zakat meningkat karena pada masa itu
lapangan kerja berkurang, pendapatan masyarakat menurun, sehingga distribusi
penyaluranpenerimaan zakat yang lebih tinggi kepada orang miskin. Dengan kata lain, dana
zakat pada masa resesi mampu menciptakan efek ekspansif bagi perekonomian Brodjo-
negoro, 2012; 19.
1.4 Pajak dan Zakat Ditinjau dari Trilogi Fungsi Kebijakan Fiskal
Pada dasarnya setiap kebijakan peme- rintah terkait dengan pengaturan instrumen
kebijakan fiskal adalah untuk mencapai sasaran sebagai berikut:
1.4.1 Kebijakan Fiskal Ekspansif Fiscal Expansive Policy
Kebijakan fiskal ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah belanja
pemerintah government expenditures dan atau menurunkan pajak taxes. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat permin-
taan masyarakat pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Pada saat perekonomian mengalami resesi dan depresi, pemerintah melakukan
kebijakan fiskal ekspansif dengan cara peningkatan belanja pemerintah government
expenditures
dan atau menurunkan pajak taxes
yang mengakibatkan bergesernya kurva AD1 ke AD2 yang disertai bergesernya P0 ke
P1 dan Q0 ke Q1. Hal ini, akan mengakibatkan meningkatnya pendapatan income sehingga
meningkatkan daya beli masyarakat sampai akhirnya perekonomian kembali stabil.
1.4.2 Kebijakan Fiskal Kontraktif Fiscal Contractive Policy
Kebijakan fiskal kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi belanja
pemerintah government expenditures dan menaikkan pajak taxes. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat tight money policy. Dalam menjalankan fungsi ini, bank sentral dapat menentukan
kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
Gambar 1 Kebijakan Fiskal Ekspansif
Gambar 2 Kebijakan Fiskal Kontraktif
Pada saat perekonomian mengalami inflasi, pemerintah melakukan kebijakan fiskal
kontraktif dengan cara mengurangi belanja pemerintah government expenditures dan atau
menaikkan pajak taxes yang mengakibatkan