Conclusion Heri Pratikto Sutrisno
66
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
M enyongsong I ndonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah M elalui I nsentif Fiskal
Widi Dwi Ernawati
Politeknik Negeri Malang Jl. Soekarno Hatta Kav. 09 Malang, Email : jengwidigmail.com
Abstrak :
Sejak didirikan, perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, akan tetapi dari sisi ukuran industri dan dampaknya terhadap perekonomian nasional masih relatif kecil ketika dibandingkan
dengan industri perbankan dan keuangan umum. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia melalui regulasi dan insentif pajak.
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder. Teknik yang digunakan untuk me- ngumpulkan data dalam penulisan ini adalah studi pustaka, dokumentasi dan intuitif-subjektif. Hasilnya,
dukungan pemerintah berupa regulasi perbankan syariah sudah positif. Dari sisi regulasi perpajakan, pemerintah memperlakukan pengenaan pajak yang sama terhadap perbankan syariah dan bank konvensional.
Pemerintah seharusnya menambah dukungan dengan memberikan insentif fiskal agar perbankan syariah mampu bersaing dan tumbuh dengan pesat.
Kata kunci:
Perbankan Syariah, regulasi perbankan syariah, regulasi pajak, insentif pajak
Berdirinya Islamic Development Bank IDB telah memotivasi banyak negara Islam
untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. IDB terbukti mampu memainkan perannya
dalam memenuhi kebutuhan negara-negara Is- lam dalam pembangunan dengan memberikan
pinjaman bebas bunga untuk proyek infra- struktur dan pembiayaan kepada negara ang-
gota berdasarkan partisiapsi modal negara tersebut. IDB juga membantu negara-negara
Islam untuk mendirikan bank-bank Islam serta membangun sebuah institut riset dan pelatihan
untuk ekonomi Islam dalam rangka pengem- bangan sistem ekonomi Syariah. Pertumbuhan
keuangan Islam ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, seperti keinginan peru-
bahan terhadap sistem sosio-politik dan ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Is-
lam dan kepribadian Islam yang lebih kuat. Sekaligus sebagai upaya reformasi makro
ekonomi dan reformasi struktural dalam sistem keuangan negara-negara muslim. Mereka
menginginkan keluar dari jeratan pengaruh yang mencengkeram dari sistem kapitalisme
Setiawan, 2015. Indonesia, sebagai anggota OKI tergerak untuk mendirikan Bank Syariah
sebagai bagian dari pilar ekonomi Islam pada awal 1990 yaitu pada saat Majelis Ulama In-
donesia MUI menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan pada tanggal 18-
20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil loka karya tersebut dibahas lebih
mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI pada tanggal 22-25 Agustus di Jakarta.
Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam
di Indonesia yang bertugas melakukan pen- dekatan dan konsultasi dengan semua pihak
terkait Antonio, 2001:25. Pada tanggal 1 November 1991 atau 24 Rabiul Akhir 1912
Hijriyah, Tim Perbankan MUI tersebut berhasil melahirkan Bank Muamalat Indonesia BMI.