379
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bah- wa nilai signifikansi 2-tailed ROE, BOPO dan
LDR lebih kecil dari 5. Maka dapat disim- pulkan terdapat perbedaan yang signifikan pada
tingkat kesehatan bank antara bank konven- sional dan bank syariah periode setelah krisis
ekonomi global ditinjau dari rasio ROE, BOPO dan LDR.
Nilai signifikansi 2-tailed CAR, KAP
1
, KAP
2
, NPM, ROE dan NIM lebih besar dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan
bank syariah periode setelah krisis ekonomi global ditinjau dari rasio CAR, KAP
1
, KAP
2
, NPM, ROE dan NIM.
1. Aspek Capital Permodalan
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 2 disimpulkan bahwa berdasarkan CAR tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank konvensional dan
bank syariah periode setelah krisis ekonomi global. Bank konvensional memiliki kemampu-
an permodalan di atas bank syariah dalam menyanggah aktiva terutama kredit atau
pinjaman. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan karena modal bank syariah
masih mampu menyanggah aktiva berisiko berupa pinjaman dan bank syariah msaih berada
pada kondisi perbankan yang sehat. Hal inilah yang menyebabkan CAR bank konvensional
dan bank syariah tidak berbeda signifikan pada periode setelah krisis ekonomi global.
2. Aspek Assets Quality Kualitas Aset
a. KAP
1
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 2 disimpulkan bahwa berdasarkan KAP
1
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank
konvensional dan bank syariah periode setelah krisis ekonomi global. Bank syariah
memiliki aktiva produktif yang berisiko lebih tinggi dari bank konvensional jika
dibandingkan dengan jumlah aktiva produktif yang dimiliki. Aktiva produktif
berisiko pada bank syariah tersebut disinyalir berasal dari pinjaman yang
berisiko gagal bayar. Namun perbedaan ter- sebut tidak terlalu signifikan karena bank
syariah masih mampu menyanggah aktiva berisiko dengan jumlah aktiva produktif
yang dimiliki. Selain itu, bank syariah masih berada pada kondisi perbankan yang
sehat. Hal inilah yang menyebabkan KAP
1
bank konvensional dan bank syariah tidak berbeda signifikan pada periode setelah
krisis ekonomi global.
b. KAP
2
Berdasarkan hasil uji beda pada Tabel 2 disimpulkan bahwa berdasarkan KAP
2
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan bank antara bank
konvensional dan bank syariah periode setelah krisis ekonomi global. Bank kon-
vensional lebih banyak membentuk PPAP daripada bank syariah. Hal tersebut dika-
renakan aktiva produktif bank konven- sional lebih berisiko, karena berkaitan
langsung dengan tingkat suku bunga kredit. Untuk meminimalkan kerugian akibat ada-
nya kredit macet maka bank konvesnional lebih banyak membentuk PPAP. Namun
perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan karena walau pemenuhan PPAP bank
konvensional lebih tinggi dari bank syariah, namun bank syariah masih dapat meme-
nuhi PPAP melebihi PPAP yang wajib di- bentuk dan bank syariah masih berada pada
kondisi perbankan yang sehat. Hal inilah yang menyebabkan KAP
2
bank konven- sional dan bank syariah tidak berbeda sig-
nifikan pada periode setelah krisis ekonomi global.