POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUd

50 5

A. POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUd

Seperti diuraikan dalam Penjelasan otentik naskah Undang-Un- dang Dasar Tahun 945, kandungan pemikiran yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar itu mencakup empat pokok pikiran, yaitu: Pertama, bahwa Negara Indonesia adalah negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan paham perseorangan; Kedua, bahwa Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warganya; Ketiga, bahwa Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat. Negara dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan kedaulatan rakyat yang juga disebut sebagai sistem demokrasi; dan Keempat, bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa me- nurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain keempat pokok pikiran itu, keempat alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar masing-masing mengandung pula cita-cita luhur dan ilosois yang harus menjiwai keseluruhan sistem berpikir materi Undang-Undang Dasar. Alinea Pertama menegaskan keya- kinan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan itu adalah hak asasi segala bangsa, dan karena itu segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Alinea Kedua menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia yang panjang dan penuh penderitaan yang akhirnya berhasil mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alinea Ketiga menegaskan pengakuan bangsa Indonesia akan ke- Maha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan dorongan PRINSIP dASAR PENYELENGGARAAN NEGARA dalam rumusan pasal-pasal UUD 945 setelah mengalami empat kali perubahan itu benar-benar berbeda dari pokok pikiran yang terkand- ung dalam naskah asli ketika UUD 945 pertama kali disahkan pada tanggal 8 Agustus 945. Bahkan dalam Pasal II Aturan Tambahan Perubahan Keempat UUD 945 ditegaskan, “Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 945 terdiri atas Pembukaan dan pasal- pasal”. Dengan demikian, jelaslah bahwa sejak tanggal 0 Agustus 2002, status Penjelasan UUD 945 yang selama ini dijadikan lampiran tak terpisahkan dari naskah UUD 945, tidak lagi diakui sebagai bagian dari naskah UUD. Jikapun isi Penjelasan itu dibandingkan dengan isi UUD 945 setelah empat kali berubah, jelas satu sama lain sudah tidak lagi bersesuaian, karena pokok pikiran yang terkandung di dalam keempat naskah perubahan itu sama sekali berbeda dari apa yang tercantum dalam Penjelasan UUD 945 tersebut.  BaB 3 52 5 secara terhormat di antara bangsa-bangsa. Semangat ke-Tuhanan Yang Maha Esa itu hendaklah pula meya- kinkan segenap bangsa Indonesia untuk bersatu padu di bawah tali Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan-perbedaan di antara sesama warga negara Indonesia tidak perlu diseragamkan, melainkan dihayati seba- gai kekayaan bersama yang wajib disyukuri dan dipersatukan dalam wadah negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam wadah negara, rakyatnya adalah warga negara. Karena itu, dalam kerangka kewargaan civility, tidak perlu dipersoalkan mengenai etnisitas, anutan agama, warna kulit, dan bahkan status sosial seseorang. Yang penting dilihat adalah status kewargaan seseorang dalam wadah negara. Semua orang memiliki kedudukan yang sama sebagai warga negara. Setiap warga negara adalah rakyat, dan rakyat itulah yang berdaulat dalam negara Indonesia, di mana kedaulatannya itu diwu- judkan melalui mekanisme permusyawaratan dan dilembagakan melalui sistem perwakilan. Keempat sila atau dasar negara tersebut, pada akhirnya ditujukan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mencakup suasana kebatinan yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar. Pokok-pokok pikiran itu mencerminkan falsafah hidup weltanshaung dan pandangan dunia world view bangsa Indonesia serta cita-cita hukum rechtsidee yang menguasai dan menjiwai hukum dasar, baik yang tertulis Undang- Undang Dasar maupun yang tidak tertulis. Undang-Undang Dasar mewujudkan pokok-pokok pikiran itu dalam perumusan pasal-pas- alnya yang secara umum mencakup prinsip-prinsip pemikiran dalam garis besarnya.

B. SEMBILAN PRINSIP PENYELENGGARAAN NEGARA