Mahkamah Konstitusi KEKUASAAN KEHAKIMAN

92 9 perlu, agar Mahkamah Agung benar-benar dapat berfungsi sebagai rumah keadilan bagi siapa saja dan lembaga mana saja yang memer- lukan pendapat hukum mengenai suatu masalah yang dihadapi. Dalam rumusan Pasal 24A ayat hasil Perubahan Ketiga UUD 945 dinyatakan: “Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang- undang terhadap undang-undang Dasar dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang”.

3. Mahkamah Konstitusi

Seperti telah dikemukakan di atas, secara umum dapat dikatakan, bahwa keberadaan lembaga Mahkamah Konstitusi ini merupakan fenomena baru dalam dunia ketatanegaraan. Sebagian besar negara demokrasi yang sudah mapan, tidak mengenal lembaga Mahkamah Konstitusi yang berdiri sendiri. Sampai sekarang baru ada 78 negara yang membentuk mahkamah ini secara tersendiri 197 . Fungsinya biasa- nya dicakup dalam fungsi Supreme Court yang ada di setiap negara. Salah satu contohnya ialah Amerika Serikat. Fungsi-fungsi yang da- pat dibayangkan sebagai fungsi Mahkamah Konstitusi seperti judicial review dalam rangka menguji konstitusionalitas suatu undang-un- dang, baik dalam arti formil ataupun dalam arti pengujian materiel, dikaitkan langsung dengan kewenangan Mahkamah Agung Supreme Court . Akan tetapi, di beberapa negara lainnya, terutama di ling- kungan negara-negara yang mengalami perubahan dari otoritarian menjadi demokrasi, pembentukan Mahkamah Konstitusi itu dapat dinilai cukup populer. Negara-negara seperti ini dapat disebut sebagai contoh, Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, Lithuania, Ceko, dan sebagainya memandang perlu untuk membentuk Mahkamah Konsti- tusi. Tentu tidak semua negara jenis ini membentuknya. Republik Filipina yang baru mengalami perubahan menjadi demokrasi, tidak memiliki Mahkamah Konstitusi yang tersendiri. Di samping itu, ada pula negara lain seperti Jerman yang memiliki Federal Constitutional Court yang tersendiri. Di Afrika Selatan, Mahkamah Konstitusi dibentuk pertama kali pada tahun 994 berdasarkan Interim Constitution 99. Setelah UUD 996 disahkan, Mahkamah Konstitusi tersebut terus bekerja, yaitu mulai persidangannya yang pertama pada bulan Februari 995. Ang- gotanya berjumlah orang, 9 pria dan 2 orang wanita. Masa kerja Berkenaan dengan kewenangannya, Mahkamah Kehakiman dalam arti luas sebenarnya memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutus a permohonan kasasi; b sengketa kewenangan me- ngadili kompetensi pengadilan; c permohonan Peninjauan Kembali PK putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap; dan d permohonan pengujian peraturan perundang-undangan judicial review. Akan tetapi dengan dibentuknya Mahkamah Konsti- tusi, sebaiknya diadakan pula pemisahan antara fungsi pemeriksaan dan pemutusan perkara kasasi, sengketa kompetensi pengadilan, dan permohonan peninjauan kembali, dengan pemeriksaan dan pemu- tusan perkara pengujian peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, dalam jangka panjang, secara tegas kita dapat memisahkan antara Mahkamah Konstitusi sebagai court of law dan Mahkamah Agung sebagai court of justice. Yang pertama difungsikan untuk men- jaga konstitusionalitas semua produk hukum yang mengikat umum general and abstract norms, sedangkan yang kedua difungsikan untuk mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara Indonesia dan badan- badan hukum di dalam sistem hukum Indonesia. Namun demikian, dalam Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 945 Pasal 24 C ayat , hak uji oleh Mahkamah Konstitusi hanya dibatasi pada pengujian undang-undang terhadap Undang- Undang Dasar. Karena itu, Mahkamah Agung sesuai ketentuan Pasal 24A ayat masih tetap berhak melakukan pengujian atas peraturan di bawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar atau peraturan yang lebih tinggi, sesuai prinsip hirarki hukum. Nampak- nya para perumus Perubahan UUD 945 berpikir sangat pragmatis. Karena selama ini Mahkamah Agung memang telah memiliki kewe- nangan untuk melakukan pengujian atas peraturan di bawah undang- undang, maka kewenangan untuk menguji undang-undang diberikan kepada Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga baru. Kebetulan pula, Mahkamah Konstitusi Korea Selatan yang dijadikan salah satu acuan dalam pembahasan mengenai ide pembentukan Mahkamah Konstitusi di Indonesia ini, juga memisahkan kewenangan pengujian undang-undang terhadap UUD dan pengujian peraturan di bawah undang-undang terhadap undang-undang. Di samping itu, dapat pula diatur mengenai kewenangan Mahka- mah Agung untuk memberikan pendapat hukum atas permintaan Presiden ataupun lembaga tinggi negara lainnya. Hal ini dianggap 94 95 97 Lihat Jimly Asshiddiqie dan Mustafa Fakhry, Mahkamah Konstitusi: Kompilasi Ketentuan UUD, UU dan Peraturan di 78 Negara , Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI dan Asosiasi Pengajar HTN dan HAN Indonesia, 2002. orang lagi untuk 6 tahun, dan orang lainnya untuk tahun, mas- ing-masing dengan kemungkinan perpanjangan hanya kali masa jabatan dengan interval selama tahun. Dengan demikian, orang anggota Mahkamah Konstitusi itu berganti setiap tiga tahun sekali. Para Hakim Konstitusi Lithuania ini harus mempunyai reputasi yang tidak tercela, tidak pernah diberhentikan dari jabatan, berpendidikan hukum, dan berpengalaman dalam profesi hukum atau di lembaga pendidikan hukum sekurang-kurangnya 0 tahun. Jika diangkat, setiap Hakim Konstitusi tidak boleh merangkap jabatan di lembaga- lembaga kenegaraan lainnya, atau bebas dari pengaruh orang atau organisasi di luar Mahkamah Konstitusi. Di Konstitusi Korea Selatan, Mahkamah Konstitusi diatur dalam Konstitusinya, yaitu pada Pasal 07 dan dalam Bab VI yang berisi tiga pasal, yaitu Pasal , Pasal 2, dan Pasal . Menurut ketentuan Pasal ayat 2, jumlah anggotanya 9 orang. Pasal 2, , dan 4 menentukan: 2 Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 orang anggota yang memenuhi syarat sebagai hakim dan diangkat oleh Presiden The Constitutional Court is composed of nine adjudicators qualiied to be court judges, and they are appointed by the President; Di antara Hakim Konstitusi tersebut pada ayat 2, tiga orang berasal dari orang yang dipilih oleh Majelis Nasional, dan tiga orang diangkat dari orang yang dicalonkan oleh Ketua Mahkamah Agung Among the adjudicators re­ ferred to in Paragraph 2, three are appointed from persons selected by the National Assembly, and three appointed from persons nominated by the Chief Justice; 4 Ketua Mahkamah Konstitusi diangkat oleh Presiden dari anggota Mahkamah Konstitusi dengan persetujuan Majelis Nasional The head of the Constitutional Court is appointed by the President from among the adjudicators with the consent of the National Assembly. Masa jabatan kesembilan anggota Mahkamah Konstitusi itu di- tentukan dalam Pasal 2 ayat untuk 6 tahun dan dapat diangkat kembali sesuai ketentuan UU The term of ofice of the adjudicators of the Constitutional Court is six years, and they may be reappointed under the conditions as prescribed by law . Dalam ayat 2 dinyatakan: “The adjudicators of the Constitutional Court may not join any political party nor participate in political activities ”. Selanjutnya dalam ayat -nya dinyatakan: “No adjudicator of the Constitutional Court can be expelled from ofice except by impeachment or a sentence of imprisonment or heavier punishment” . mereka adalah 2 tahun dan tidak dapat diperpanjang lagi, dengan kemungkinan penggantian karena pensiun, yaitu apabila mencapai usia maksimum 70 tahun. Semua anggota Mahkamah bersifat inde- penden, dengan tugas memegang teguh atau menjalankan hukum dan konstitusi secara adil impartial dan tanpa rasa takut, memihak, atau prasangka buruk. Di Republik Czechoslovakia, Mahkamah Konstitusi terbentuk sejak Februari 992, sebelum Republik Federal Cekoslovakia bubar dan menjadi dua negara Czech dan Slovakia pada tanggal Desember 992. Konstitusi Republik Czech yang disahkan pada tang- gal 6 Desember 992, mengadopsi ketentuan mengenai Mahkamah Konstitusi itu dalam Bab 4-nya yang selanjutnya mengatur rincian ketentuan mengenai hal itu dalam UU No.8299 tentang Mah- kamah Konstitusi yang berlaku sejak tanggal 6 Juni 99. Sesudah itu, pada bulan Juli 99, 2 orang pertama diangkat menjadi hakim konstitusi dan Mahkamah Konstitusi resmi mulai bersidang. Pada bulan Januari 994, diangkat lagi orang tambahan sehingga seluruh anggotanya berjumlah 5 orang. Ke 5 orang itu ada yang berasal dari parlemen, guru besar hukum dari berbagai perguruan tinggi, hakim profesional, dan beberapa orang pengacara praktek. Republik Lithuania, segera setelah memerdekakan diri dari ke- kuasaan Uni Soviet pada tanggal Maret 990, mengadopsi gagasan constitutional review ke dalam konstitusinya yang disahkan pada tang- gal 25 Oktober 992 melalui suatu referendum nasional. Gagasan itu dicantumkan dalam Bab 8 yang mengatur mengenai Constitutional Court , yang dirinci lagi ketentuannya dalam UU tentang Mahkamah Konstitusi yang disahkan oleh parlemen Lithuania Seimas pada tang- gal Februari 99. Jumlah anggotanya sebanyak 9 orang diangkat oleh parlemen Seimas dari calon-calon yang diusulkan oleh Ketua parlemen orang, oleh Presiden orang, dan orang lainnya oleh Ketua Mahkamah Agung. Ketua Mahkamah Konstitusi itu dipilih dan ditetapkan oleh Seimas dari calon yang diajukan oleh Presiden. Masa jabatan kesembilan hakim konstitusi itu ditetapkan bervariasi, yaitu orang paling lama untuk 9 tahun tanpa perpanjangan, sedangkan 96 97 masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden. 4 Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi. 5 Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara. 6 Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang-undang. Sesuai ketentuan UUD 945, Mahkamah Konstitusi itu, memiliki beberapa kewenangan sebagai berikut: . Menguji undang-undang terhadap UUD; 2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewe- nangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar; . Memutus pembubaran partai politik; 4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; 5. Memutus pendapat DPR bahwa Presiden danatau Wapres telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; 6. Memutus pendapat DPR bahwa Presiden danatau Wapres telah tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Presiden danatau Wakil Presiden. Mahkamah Konstitusi ini paling lambat sudah harus terbentuk pada tanggal 7 Agustus 200. Sebelum Mahkamah Konstitusi terben- tuk sebagaimana mestinya, sesuai ketentuan Aturan Peralihan Pasal III, segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung 198 .

4. Komisi Judisial Selain kedua badan kekuasaan kehakiman tersebut ada lagi satu