77
BAB III PENGARUH PERJANJIAN FCTC SECARA GLOBAL DAN NASIONAL
A. Gerakan Anti-Tembakau Global
Akhir-akhir ini muncul fenomena antirokok di kalangan masyarakat dunia, sementara fenomena antirokok saat ini mungkin tampak tak terbendung tetapi
mungkin pula akan kehilangan momentumnya, larangan merokok sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Bahkan, Adolf Hitler pun melarang rokok.
Awal mula gerakan anti-tembakau sebenarnya sudah berlangsung berabad-abad yang lalu, bermula dari larangan dari pemimpin agama hingga para raja. Berikut
ini beberapa sejarah gerakan anti tembakau yang sebelumnya terjadi dimasa lalu. Berawal dari tahun 1624, Berpedoman pada logika bahwa penggunaan
tembakau dapat mengakibatkan bersin-bersin, Paus Urbanus VIII mengeluarkan larangan merokok di seluruh dunia dan mengancam akan mengucilkan para
perokok dan penghisap tembakau di tempat-tempat suci. Seabad kemudian, Paus Benediktus XIII yang menyukai tembakau mencabut semua larangan merokok
dan pada tahun 1779, Vatikan membuka pabrik tembakaunya. Pada tahun 1633 Sultan Murad IV melarang rokok di Kekaisaran Ottoman. Namun penggantinya,
Ibrahim Mad justru mengangkat larangan itu pada tahun 1647. Tembakau pun segera menjadi komoditas unggulan bersama kopi, anggur, dan opium. Menurut
sejarawan yang hidup semasa pemerintahan Ibrahim, rokok menjadi salah satu dari empat bantal di sofa kesenangan. kemudian Tsar Russia, Michael pada
tahun 1634 mengeluarkan larangan merokok dan akan menghukum para pelanggarnya dengan hukuman cambuk, dera’an, bahkan akan membuang mereka
ke Siberia. Pada 1674, perokok dianggap penjahat yang pantas diganjar hukuman
Universitas Sumatera Utara
mati. Tetapi, dua tahun kemudian, larangan merokok dihapuskan. Sedangkan di daerah koloni Amerika pada tahun 1646 General Court of Massachusetts Bay
melarang warganya merokok, kecuali bila dalam perjalanan yang setidaknya sejauh lima mil dari kota manapun. Tahun berikutnya, Colony of Connecticut
membatasi setiap warga hanya boleh merokok satu batang per hari. Meskipun beberapa undang-undang antirokok tetap dipakai selama beberapa dekade, tetapi
karena kurangnya penegakan, dan pada awal 1700an, New England merupakan konsumen utama dan produsen tembakau. Di Asia awal gerakan anti tembakau
tercatat dalam sejarah ketika rakyat Iran pada tahun 1891 memprotes shah yang memberikan konsesi tembakau kepada Inggris. Protes tersebut kemudian
mengakibatkan Ayatollah Haji Mirza Hasan Shirazi mengeluarkan fatwa yang melarang umat Syiah menggunakan ataupun memperdagangkan tembakau.
Konfrontasi antara shah Iran dan ulama soal tembakau kemudian memicu pemberontakan tembakau. Namun pada tahun-tahun berikutnya, setelah bisnis
negara yang terkait dengan Inggris dicabut, umat Syiah Iran justru dengan senang hati merokok.
71
Pada tahun 1899 muncul gerakan anti-tembakau di Amerika Serikat yang melibatkan masyarakat luas, dimana diketuai dan didirikan oleh Lucy Page
Gaston seorang tokoh gerakan Women’s Christian Temperance Union yang mendirikan Anti-Cigarettes League of America. Inilah gerakan anti tembakau
pertama di dunia yang tercatat dalam sejarah. Di negara bagian Amerika Serikat North Dakota melarang penjualan rokok. 26 tahun kemudian, 14 negara bagian
lainnya juga melakukan gerakan serupa. Pada tahun 1920, seorang tokoh gerakan
71
http:kabarmasasilam.blogspot.com201212gerakan-anti-rokok-dalam-sejarah.html. Minggu 12012014
Universitas Sumatera Utara
antirokok, Lucy Gaston, mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada tahun 1920. Pada tahun yang sama, pencalonan Warren G. Harding justru
ditentukan oleh ketua partai republik di sebuah kamar penuh asap. Sejak tahun 1927, semua legislasi asap bebas kecuali larangan merokok untuk anak-anak
dicabut, kemudian ketika nazi masih berkuasa di Jerman 1942 Adolf Hitler menyebut tembakau sebagai kemurkaan manusia merah terhadap manusia putih
yang dendam karena telah diberi minuman keras. Ia juga mengarahkan salah satu kampanye antirokok yang paling agresif dalam sejarah, termasuk memberlakukan
pajak berat dan larangan merokok di tempat umum. Tetapi,gerakan antirokok kehilangan sebagian momentumnya setelah dibentuknya pengadilan militer
nuremberg pasca PD II. Selama pertengahan tahun 1950-an, konsumsi tembakau dalam negeri melebihi tingkat sebelum perang. Kemudian dikarenakan Dalam
Perang Dunia I dan juga II, para pelaku industri rokok memberikan rokok dan korek api Zippo kepada tentara yang ikut berperang. Uluran tangan ini disambut
gembira oleh para prajurit karena dianggap dapat mengurangi rasa kesepian dan stress di medan perang. Tanpa mereka sadari mereka mulai dijerat untuk teradiksi
nikotin yang sekali terjerat tidak akan mudah lepas sepanjang hidupnya. “A wave of joy swept through the American Army today.
.” tulis New York Times. Bahkan sejak tahun 1980-an, sumbangan rokok tidak lagi gratis. Pemerintah Amerika
Serikat memutuskan untuk membeli seluruh produksi bull durham untuk di- bagikan kepada prajurit di medan perang. Sampai the Times mengolok-olok
pecandu rokok, “Kalau ingin rokok gratis, masuklah tentara”.
72
72
Ibid 53
Universitas Sumatera Utara
Pada awal tahun 2000-an, orang tua tidak sanggup lagi menahan agar anak remajanya tidak merokok. Dalam pergaulan antara remaja laki-laki disebarkan
pandangan bahwa kalau tidak merokok, mereka lebih baik bergabung dengan para banci. Kepada remaja perempuan disebarkan pandangan bahwa “merokoklah
kalau ingin dianggap setara dengan laki-laki”. Pada tahap itu, industri rokok melawan gerakan anti rokok dengan menggunakan iklan yang kalau perlu dengan
memutar balikkan fakta, seperti “perempuan merokok akan bertambah cantik”, meskipun sebuah majalah di Buffalo melaporkan “the coarsening effect upon
young womanhood through smoking cigarette….are everywhere apparent”. Akhirnya setelah perjanjian FCTC sudah mulai berlaku sebagai hukum
internasional banyak bermunculan gerakan anti tembaku didunia termasuk di Indonesia, maka untuk menghadapi epidemi tembakau di Indonesia, telah
dibentuk “Tobacco Control Support Center TCSC” yang merupakan badan khusus pengendalian tembakau di bawah struktur organisasi Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia IAKMI sebagai pengembangan dari “POKJA pengendalian masalah tembakau”.
73
B. Kebijakan Ekonomi Politik Berbagai Negara Terhadap Tembakau