Charter Piagam Protocol Protokol

terminologi agreement dalam artian yang luas. Selain memasukkan defenisi treaty sebagai international agreement, Konvensi tersebut juga menggunakan terminologi international agreement bagi perangkat internasional yang tidak memenuhi defenisi treaty. dengan demikian, maka pengertian agreement secara umum mencakup seluruh jenis perangkat internasional dan biasanya mempunyai kedudukan yang lebih rendah dari traktat dan konvensi. Dalam pengertian khusus, terminologi agreement dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah persetujuan. Menurut pengertian ini, persetujuan umumnya mengatur materi yang memiliki cakupan lebih kecil dibandingkan materi yang diatur dalam traktat. Terminologi persetujuan umumnya juga digunakan pada perjanjian yang mengatur materi kerjasama di bidang ekonomi, kebudayaan, teknik dan ilmu pengetahuan.

d. Charter Piagam

Istilah charter umumnya digunakan untuk perangkat internasional seperti dalam pembentukan suatu organisasi internasional. Penggunaan istilah ini berasal dari Magna Carta yang dibuat pada tahun 1215. Contoh umum perangkat internasional tersebut adalah Piagam PBB yang dibuat pada tahaun 1945.

e. Protocol Protokol

Terminologi protokol digunakan untuk perjanjian internasional yang materinya lebih sempit dibanding treaty atau convention. Penggunaan protokol tersebut memiliki berbagai macam keragaman, yaitu: 1 Protocol of Signature Protokol ini merupakan perangkat tambahan dalam suatu perjanjian internasional yang dibuat oleh pihak-pihak yang sama pada perjanjian. Protokol Universitas Sumatera Utara ini pada umumnya berisikan hal-hal yang berkaitan dengan penafsiran pasal-pasal tertentu pada perjanjian dan hal-hal yang berkaitan dengan pengaturan teknik pelaksanaan perjanjian. Pengesahan perjanjian tersebut ipso facto juga mencakup pengesahan protokol tersebut. 2 Optional Protokol Protokol Tambahan memberikan tambahan hak dan kewajiban selain yang diatur dalam perjanjian internasional. Protokol tersebut umumnya memiliki karakter khusus dan memerlukan proses pengesahan yang terpisah dari perjanjian induknya. Protokol dimaksud juga memberikan kesempatan pada beberapa pihak pada perjanjian untuk membentuk pengaturan lebih jauh dari perjanjian induk dan tanpa memerlukan persetujuan seluruh negara pihak. Dengan demikian, maka protokol ini menciptakan two-tier system pada perjanjian internasional. 3 Protocol based on a Framework Treaty Protokol ini merupakan perangkat yang mengatur kewajiban-kewajiban khusus dalam melaksanakan perjanjian induknya. Protokol tersebut umumnya digunakan untuk menjamin proses pembuatan perjanjian yang berlangsung lebih cepat dan sederhana dan telah digunakan khususnya pada hukum lingkungan. 4 Protokol untuk mengubah beberapa perjanjian internasional, seperti Protocol of 1946 amending the Agreements, Conventions and Protocols on Narcotic Drugs. 5 Protokol yang merupakan pelengkap perjanjian sebelumnya, seperti Protocol of 1967 relating to the Status of Refugees.

f. Declaration Deklarasi