ini pada umumnya berisikan hal-hal yang berkaitan dengan penafsiran pasal-pasal tertentu pada perjanjian dan hal-hal yang berkaitan dengan pengaturan teknik
pelaksanaan perjanjian. Pengesahan perjanjian tersebut ipso facto juga mencakup pengesahan protokol tersebut.
2 Optional Protokol Protokol Tambahan memberikan tambahan hak dan kewajiban selain yang
diatur dalam perjanjian internasional. Protokol tersebut umumnya memiliki karakter khusus dan memerlukan proses pengesahan yang terpisah dari perjanjian
induknya. Protokol dimaksud juga memberikan kesempatan pada beberapa pihak pada perjanjian untuk membentuk pengaturan lebih jauh dari perjanjian induk dan
tanpa memerlukan persetujuan seluruh negara pihak. Dengan demikian, maka protokol ini menciptakan two-tier system pada perjanjian internasional.
3 Protocol based on a Framework Treaty Protokol ini merupakan perangkat yang mengatur kewajiban-kewajiban
khusus dalam melaksanakan perjanjian induknya. Protokol tersebut umumnya digunakan untuk menjamin proses pembuatan perjanjian yang berlangsung lebih
cepat dan sederhana dan telah digunakan khususnya pada hukum lingkungan. 4 Protokol untuk mengubah beberapa perjanjian internasional, seperti Protocol
of 1946 amending the Agreements, Conventions and Protocols on Narcotic Drugs. 5 Protokol yang merupakan pelengkap perjanjian sebelumnya, seperti Protocol
of 1967 relating to the Status of Refugees.
f. Declaration Deklarasi
Deklarasi juga merupakan suatu perjanjian dan berisikan ketentuan - ketentuan umum dimana pihak-pihak pada deklarasi tersebut berjanji untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu dimasa yang akan datang. Bedanya dengan perjanjian atau konvensi adalah deklarasi isinya lebih ringkas,
padat serta mengenyampingkan ketentuan-ketentuan yang hanya bersifat formal seperti surat kuasa full powers ratifikasi dan lain-lainnya. Deklarasi dalam
hukum internasional mempunyai ikatan hukum seperti perjanjian-perjanjian lainnya, hanya saja harus dibedakan deklarasi yang dihasilkan oleh Majelis Umum
PBB seperti Universal Declaration of Human Rights 1948 yang hanya berupa himbauan kepada negara-negara anggota tanpa adanya ikatan hukum.
g. Final Act
Adalah suatu dokumen yang berisi ringkasan dari laporan sidang dalam suatu konferensi dan juga menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi-
konvensi yang dihasilkan oleh konferensi tersebut dan terkadang disertai dengan anjuran atau harapan yang sekiranya dianggap perlu. Penandatanganan final act
ini sama sekali tidak berarti penerimaan terhadap perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan akan tetapi hanya semacam kesaksian
berakhirnya suatu tahap proses pembuatan perjanjian.
h. Memorandum of Understanding
Disingkat dengan MoU merupakan suatu perjanjian yang mengatur mengenai pelaksanaan teknik operasional dari suatu perjanjian induk. Sepanjang
materi yang diatur itu bersifat teknik, MoU ini dapat berdiri sendiri dan tidak memerlukan adanya perjanjian induk. Jenis perjanjian ini pada umumnya dapat
segera berlaku setelah penandatanganan tanpa memerlukan adanya pengesahan.
Universitas Sumatera Utara
i. Arrangement
Adalah suatu perjanjian yang mengatur teknik operasional suatu perjanjian induk. Dalam kaitannya ini, arrangement juga dapat dipakai untuk melaksanakan
proyek-proyek jangka pendek yang betul-betul bersifat teknik misalnya Arrangement
Studi Kelayakan Proyek Tenaga Uap di Aceh yang ditandatangani pada tanggal 19 Februari 1979. terkadang juga dipakai istilah Special
Arrangement untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam
persetujuan-persetujuan kerjasama teknik. Perlu diketahuai juga bahwa persetujuan-persetujuan kerjasama tersebut hanya menyebutkan bidang-bidang
kerjasama saja sedangkan pelaksanaan tiap-tiap bidang serta hak-hak dan kewajiban-kewajiban pihak-pihak akan diatur oleh Special Arrangement.
j. Exchange of Notes