mengirimkannya ke departemen luar negeri untuk selanjutnya departemen luar negeri meneruskan ke secretariat negara dan memulai proses ratifikasi.
30
6. Akibat-akibat yang ditimbulkan Perjanjian Internasional
Perjanjian Internasional
mengikat para pihak prinsip pacta sunt servanda
. Selanjutnya negara-negara pihak pada suatu perjanjian harus menerapkan ketentuan ketentuan dari perjanjian tersebut didalam peraturan
perundang-undangan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut maka akibat- akibat yang ditimbulkan oleh perjanjian internasional akan dibagi kedalam 3 sub-
bagian yaitu:
31
1 Akibat-akibat perjanjian terhadap negara-negara pihak;
2 Akibat perjanjian terhadap negara lain;
3 Implementasi perjanjian pada peraturan perundang-undangan nasional
Akibat Perjanjian Terhadap Negara-negara Pihak Perjanjian sebagai sumber utama hukum internasional, dimana dia
mengikat negara-negara pihak. Sifat mengikat ini mempunyai makna bahwa negara-negara pihak suatu perjanjian harus mentaati dan menghormati
pelaksanaan daripada perjanjian tersebut. Pasal 26 Konvensi Wina tentang Hukum perjanjian dalam hal ini menyatakan bahwa Tiap-tiap perjanjian yang berlaku
mengikat negara-negara pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad baik atau in good faith.
Prinsip ini merupakan dasar pokok daripada hukuk perjanjian internasional dan telah diakui secara universal dan yang merupakan bagian dari
prinsip-prinsip hukum umum general principles of law. Peradilan-peradilan dan
30
Perjanjian internasional,www. dfa-departemen luar negeri.co.id. Rabu 08012014
31
Mauna Boer, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global,
Bandung: P.T Alumni,2001, hal 135
Universitas Sumatera Utara
arbitrasi internasional dalam keputusan-keputusannya selalu menyebut prinsip itikad baik tersebut. Pasal 2 Piagam PBB pun menyatakan dalam ayat 2 nya antara
lain: Semua negara harus melaksanakan dengan itikad baik semua kewajiban-
kewajiban sesuai dengan Piagam. Akibat Perjanjian Terhadap Negara Lain
Apakah perjanjian-perjanjian juga dapat berlaku bagi negara-negara lain? Disini berlaku prinsip terkenal yang dinamakan pacta tertiis nex nocent nec
prosunt yang berarti bahwa perjanjian-perjanjian tidak dapat menimbulkan
kewajiban-kewajiban dan memberikan hak pada negara ketiga. Sebagai contoh jurisprudensi, kita dapat menyebut kasus Pulau Palmas, yaitu sangketa antara
Amerika Serikat dan Belanda mengenai pulau tersebut. Hakim internasional Mac Huber dalam keputusannya tahun 1928 menyatakan:
Disamping itu jelaslah juga bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh Spanyol dan negara-negara ketiga yang mengakui kedaulatannya di
Filipina tidak akan dapat mengikat negeri Belanda. Sebagaimana kita ketahui perjanjian-perjanjian tidak memberikan hak
kepada negara ketiga. Jadi suatu negara tidak dapat menuntut hak dari ketentuan- ketentuan suatu perjanjian bila negara tersebut bukan pihak pada perjanjian
tersebut. Tetapi ada beberapa pengecualian terhadap prinsip-prinsip yang disebut diatas yaitu:
32
a Perjanjian yang dapat mempunyai akibat kepada negara ketiga atas
persetujuan mereka.
32
Mauna Boer, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global, Bandung: P.T Alumni,2001, hal 145
Universitas Sumatera Utara
b Perjanjian yang memberikan hak-hak kepada negara ketiga.
c Perjanjian yang dapat mempunyai akibat kepada negara ketiga tanpa
persetujuan mereka.
B. FCTC Framework Convention On Tobacco Control Sebagai
Perjanjian Internasional
1. Latar Belakang Diadakannya Perjanjian FCTC
Sebelum kita membahas lebih lanjut masalah pengendalian perdagangan tembakau didunia serta pengaruhnya terhadap hukum nasional Indonesia
hendaknya kita terlebih dahulu membahas mengenai latar belakang dari perdagangan tembakau hingga ke perjanjian FCTC oleh karena itu kita akan
membahas awal perdagangan tembakau. Pada zaman sekarang kita dapat dengan mudah menemukan perkebunan
tembakau dimana pun didunia dan mempunyai berbagai jenis, tapi tahukah anda bahwa tembakau itu sebenarnya berasal dari benua Amerika lebih tepatnya
amerika selatan, dimana awal penyebarannya ketika para penjelajah lautan dari eropa yaitu Christoper Colombus bersama awak kapalnya menemukan benua
amerika menurut orang Barat mereka bertemu suku Indian Arawak dan Taino yang sedang merokok tembakau pada 1492. Kemudian setelah bangsa eropa
beramai-ramai ke benua Amerika mereka membawa tembakau ke eropa yang ternyata disukai banyak orang disana terlebih lagi setelah seorang Duta Besar
Prancis untuk Portugal Jean Nicot de Villeman menuliskan manfaat pengobatan tembakau kepada pengadilan Prancis.
33
33
http:kabarmasasilam.blogspot.com201212gerakan-anti-rokok-dalam sejarah.htmlixzz2lwW3nrH7. Kamis 09012014
Universitas Sumatera Utara