Kerangka Pikir Penelitian PENDAHULUAN

merupakan salah satu akibat yang dapat menimbulkan berkurangnya luas lahan padi sawah yang semula lahan padi sawah tersebut cukup luas namun karena terjadinya laju alih fungsi lahan maka lahan tersebut semakin lama semakin berkurang. Selain itu terdapat beberapa kerugian yang harus diperhitungkan sebagai dampak negatif konversi sawah, seperti berkurangnya luas tanam dan luas panen yang mengakibatkan hilangnya potensi produksi beras, hilangnya kesempatan kerja, dan semakin rusaknya lingkungan hidup. Muara dari semua itu adalah kesejahteraan masyarakat yang sulit meningkat. Dalam proses laju konversi lahan ini juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut persepsi masyarakat. Persepsi pertama berasal dari petani, pengambilan keputusan oleh petani untuk mengkonversikan lahannnya meliputi faktor harga jual lahan pertanian. Harga jual lahan pertanian yang tergolong tinggi menjadikan daya tarik tersendiri bagi pemilik lahan untuk menjual lahan pertaniannya. Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya konversi lahan pertanian ke non pertanian, hal ini mendorong para pemilik lahan pertanian khususnya sawah untuk menjual lahan yang dimilikinya karena terdesak kebutuhan hidup dan tawaran harga jual lahan yang tinggi juga akan menjadi daya tarik yang kuat bagi para perusahaan yang bergerak di bidang non pertanian. Persepsi selanjutnya berasal dari penyuluh, menurut para penyuluh pengambilan keputusan petani untuk mengkonversikan lahannnya meliputi faktor kondisi lahan atau tanah yang tidak mendukung untuk budidaya padi, menyebabkan para petani beralih untuk membudidayakan tanaman selain padi. Faktor sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap konversi lahan akibat pengaruh dari perkembangan daerah perkotaan. Kondisi ini juga berimbas pada lahan pertanian yang berubah menjadi pemukiman penduduk. Berdasarkan Faktor tersebut, akan berdampak terhadap produksi padi yang mengalami penurunan seiring dengan terjadinya konversi lahan. Permasalahan konversi lahan di Kecamatan Banguntapan dan Kasihan Kabupaten Bantul terhadap produksi Padi digambarkan di kerangka pikir sebagaimana Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran konversi lahan sawah Kecamatan Banguntapan dan Kasihan Luas Konversi Lahan sawah Faktor yang mempengaruhi Konversi Lahan Luas Tanam dan Luas Panen Produksi Padi Persepsi masyarakat petani penyuluh Kabupaten Bantul 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lahan

Tanah atau lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam kehidupan manusia karena setiap aktivitas manusia selalu terkait dengan tanah. Tanah merupakan tanah sekumpulan tubuh alamiah, mempunyai kedalaman lebar yang ciri-cirinya mungkin secara langsung berkaitan dengan vegetasi dan pertanian sekarang ditambah ciri-ciri fisik lain seperti penyediaan air dan tumbuhan penutup yang dijumpai Soepardi, 1983 dalam Akbar, 2008. Muhammad Utomo 1992 menyatakan bahwa lahan sebagai modal alami yang melandasi kegiatan kehidupan dan penghidupan, memiliki dua fungsi dasar, yakni: 1. Fungsi kegiatan budaya; suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, seperti pemukiman, baik sebagai kawasan perkotaan maupun pedesaan, perkebunan hutan produksi dan lain-lain. 2. Fungsi lindung; kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada, yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa yang bisa menunjang pemanfaatan budidaya. Martua, S 2004 membedakan penggunaan tanah ke dalam tiga kategori, yaitu: 1. Masyarakat yang memiliki tanah luas dan menggarapkan tanahnya kepada orang lain; pemilik tanah menerapkan sistem sewa atau bagi hasil. 2. Pemilik tanah sempit yang melakukan pekerjaan usaha tani dengan tenaga kerja keluarga, sehingga tidakmemanfaatkan tenaga kerja buruh tani. 3. Pemilik tanah yang melakukan usaha tani sendiri tetapi banyak memanfaatkan tenaga kerja buruh tani, baik petani bertanah sempit maupun bertanah luas.

B. Konversi lahan

Lestari 2009 mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian perubahanpenyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor- faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Semula fungsi utama lahan ialah untuk bercocok tanam padi, palawija, atau hortikultura. Kini dengan gencarnya industrialisasi, lahan-lahan produktif pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik, jalan tol, permukiman, perkantoran, dan lain sebagainya. Jika dalam setahun alih fungsi lahan terdata sekitar 4.000 hektar, dalam lima