Konversi lahan sawah kecamatan Banguntapan

konversi sawah berkisar antara 1-2 hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Banguntapan yaitu pada tahun 2011. Produksi padi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 produksi padi memiliki rentang jumlah yang sama. Pada tahun 2014 produksi padi mengalami peningkatan. Rata-rata produksi padi di Kecamatan Banguntapan sekitar 7 tonhektar dengan dua kali panen setiap tahunnya. Hubungan antara variabel konversi lahan sawah dengan produksi padi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 1. Hubungan antara laju konversi lahan sawah dengan Produksi Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar R = 0,701 hal ini menunjukkan bahwa hubungan konversi lahan dan produksi padi dikategorikan kuat. Nilai koefisien determinasinya R 2 = 0,504 hal ini menunjukkan bahwa konversi lahan sawah dipengaruhi 50,4 terhadap penurunan produksi padi, sedangkan 49,6 di pengaruhi oleh faktor luas tanam padi yang kecil dan Jumlah penduduk. Selanjutnya uji y = -225,48x + 19587 R = 0,701 R² = 0,504 5000 10000 15000 20000 25000 5 10 15 Laju Konversi Lahan Sawah Hektar P roduk si p ad i Ton T on statistik menunjukkan bahwa nilai Sig yaitu sebesar 0,179 sehingga dapat disimpulkan bahwa konversi sawah tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi. Hal ini dimungkinkan terjadinya intensitas tanam tiga kali setahun dengan panen sebanyak dua kali dalam setahun, serta penggunaan pupuk yang berimbang dikarenakan bantuan dari pemerintah setempat. Persamaan yang berada pada garis linier Y = -225,48x+ 19587, nilai koefisien b = -225,48 negatif maka model regresi bernilai negatif atau tidak searah, artinya jika variabel konversi lahan X semakin tinggi maka nilai variabel produksi padi Y semakin rendah. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa luas tanam padi di kecamatan Banguntapan tergolong kecil, sekitar 70 petani membudidayakan padi pada luasan lahan 500 m 2 orang lampiran 3. Berkurangnya luas tanam di Kecamatan Banguntapan dikarenakan kecamatan ini merupakan daerah peralihan atau Rural-urban fringe karena lokasinya berbatasan langsung dengan daerah kota dan daerah desa. Selain itu Kecamatan Banguntapan sebagian wilayahnya telah berkembang menjadi daerah perkotaan terutama di daerah pinggiran yang berbatasan langsung dengan daerah perkotaan dan sebagian lahan pertanian telah berubah menjadi lahan non pertanian. Laju pertumbuhan penduduk kecamatan Banguntapan sekitar 2,42, laju pertumbuhan tersebut tergolong tinggi tingkat nasional 1,49. Bertambahnya jumlah penduduk dikarenakan Banguntapan merupakan daerah urban, sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan dasar manusia basic need yaitu kebutuhan fisiologis meliputi papanperumahan. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan aktivitas pembangunan fisik di kecamatan Banguntapan berkembang pesat. Namun kepesatan pembangunan fisik tidak disertai dengan daya dukung carrying capacity lahan yang memadai, sehingga sering kali terjadi pemanfaatan lahan yang sebenarnya masih potensial untuk aktivitas usaha tani, terpaksa digunakan untuk membangun kompleks perumahan, pertokoan, industri atau infrastuktur lainnya.

2. Konversi lahan sawah kecamatan Kasihan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan luas lahan sawah dan produksi padi mengalami penurunan yang disebabkan konversi lahan sawah yang marak terjadi. Tabel 2. Perkembangan Laju Konversi Kecamatan Kasihan Kecamatan Tahun Luas Sawah Hektar Laju Konversi Sawah Hektar Produksi Padi Ton Produksi Padi TonHektar Kasihan 2010 606 7 10.932,4 7,8 2011 598 8 8.207,9 6,8 2012 592 6 9.432 7,6 2013 583 9 8.063,1 7,1 2014 563 2 9.764,6 7,2 Sumber : Kecamatan Kasihan 2015 Ket : Dua Kali Panen Dalam Setahun Luas lahan sawah di Kecamatan Kasihan yang terkonversi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berkisar antara 6 sampai 9 hektar, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak dua hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Kasihan yaitu pada tahun 2013. Produksi padi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan. Produksi padi pada tahun 2012 sampai dengan 2013 juga mengalami penurunan. Pada tahun 2014 produksi padi mengalami peningkatan. Rata-rata produksi padi di Kecamatan Kasihan sekitar 7 tonhektar dengan dua kali panen setiap tahunnya Hubungan antara variabel konversi lahan sawah dengan produksi padi dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 2. Hubungan antara laju konversi lahan sawah dengan Produksi Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar R = 0,918 hal ini menunjukkan bahwa hubungan konversi lahan dan produksi padi dikategorikan kuat. Nilai koefisien determinasinya R 2 = 0,843 hal ini menunjukkan bahwa konversi lahan sawah dipengaruhi 84,3 terhadap penurunan produksi padi, sedangkan 15,7 di pengaruhi oleh y = -13469x + 113079 R² = 0,8426 -20000 20000 40000 60000 80000 100000 120000 2 4 6 8 10 P rodu ks i P adi Ton Laju Konversi Lahan Sawah Hektar