Konversi lahan sawah kecamatan Kasihan
sedangkan pada tahun 2014 sebanyak dua hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Kasihan yaitu pada tahun 2013. Produksi padi pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan. Produksi padi pada tahun 2012 sampai dengan 2013 juga
mengalami penurunan. Pada tahun 2014 produksi padi mengalami peningkatan. Rata-rata produksi padi di Kecamatan Kasihan sekitar 7
tonhektar dengan dua kali panen setiap tahunnya Hubungan antara variabel konversi lahan sawah dengan produksi
padi dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 2. Hubungan antara laju konversi lahan sawah dengan Produksi
Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar R = 0,918 hal ini menunjukkan bahwa hubungan konversi lahan dan produksi
padi dikategorikan kuat. Nilai koefisien determinasinya R
2
= 0,843 hal ini menunjukkan bahwa konversi lahan sawah dipengaruhi 84,3
terhadap penurunan produksi padi, sedangkan 15,7 di pengaruhi oleh
y = -13469x + 113079 R² = 0,8426
-20000 20000
40000 60000
80000 100000
120000
2 4
6 8
10
P rodu
ks i P
adi Ton
Laju Konversi Lahan Sawah Hektar
faktor luas tanam padi yang kecil, Jumlah penduduk dan pergantian komoditas yang lebih menguntungkan. Selanjutnya uji statistik
menunjukkan bahwa nilai Sig yaitu sebesar 0,028 sehingga dapat disimpulkan bahwa konversi sawah berpengaruh signifikan terhadap
produksi padi. Persamaan yang berada pada garis linier Y = -13469x + 113079, nilai koefisien b = -13469 negatif maka model regresi bernilai
negatif atau tidak searah, artinya jika variabel konversi lahan X semakin tinggi maka nilai variabel produksi padi Y semakin rendah.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa luas tanam padi di kecamatan Kasihan tergolong kecil, sekitar
60 petani membudidayakan padi pada luasan lahan 500 m
2
orang lampiran 3. Berkurangnya luas tanam ini dikarenakan pertambahan
penduduk kecamatan Kasihan yang pesat, laju pertumbuhan penduduk mencapai 5.64. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan
kebutuhan akan tempat tinggal, sehingga masyarakat mengkonversi lahan untuk dijadikan tempat tinggal. Faktor lainnya yang menyebabkan
penurunan produksi padi di Kecamatan Kasihan yaitu sekitar 35 petani lampiran 3 menggantikan padi dengan komoditas lain seperti kedelai,
cabai, kangkung dan bayam hal ini dikarenakan produktivitas padi kecil membuat petani menggantikan komoditas yang ditanami.
Penurunan produksi padi di Kecamatan Banguntapan dan Kasihan disebabkan oleh luas tanam yang kecil dan pertambahan jumlah
penduduk. Berdasarkan hasil analisis, konversi lahan sawah di
Kecamatan Banguntapan dan Kasihan, tidak berpengaruh signifikan kepada hasil produksi padi. Hal ini disebabkan hasil produksi padi sawah
secara makro dalam setahun berkaitan dengan intensitas penanaman padi. Besarnya intensitas penanaman disesuaikan dengan umur tanam varietas
padi yang digunakan dan ketersediaan air di setiap musim terutama lahan sawah beririgasi tadah hujan. Jika luas lahan sawah yang lebih dari sekali
ditanami padi dalam setahun, maka luas panen dan hasil produksi akan meningkat. Begitu pun sebaliknya, jika luas lahan sawah yang sekali
ditanami padi dalam setahun, maka luas panen dan hasil produksi akan menurun. Meskipun luas tanam tidak selalu sama dengan luas panen pada
satu tahun karena adanya perbedaan tahun antara waktu tanam dan waktu panen, tetapi intensitas penanaman masih dapat mewakili dalam
menentukan luas panen dan hasil produksi. Peningkatan
intensitas tanam
dapat diupayakan
dengan memperbaiki infrastruktur pertanian-irigasi. Pengairan yang bagus
mampu mengairi sawah lebih luas dan sepanjang tahun dapat menambah intensitas tanam. Bertambahnya intensitas tanam akan menambah jumlah
produksi jumlah produksi padi. Konversi lahan tidak berpengaruh terhadap produksi padi juga dipengaruhi oleh kualitas lahan garapan.
Pada tingkat teknologi yang sama baik dalam jenis varietas yang digunakan, produksi padi dapat bervariasi antar daerah akibat perbedaan
kualitas garapan. Berdasarkan informasi dari lapangan, petani di kecamatan Banguntapan dan Kasihan umumnya menggunakan pupuk
kandang sapi atau kompos sebagai pupuk dasar, hal tersebut berguna untuk memperbaiki kualitas tanah yang mengalami degradasi.
Konversi lahan sawah tidak mempengaruhi hasil produksi padi di Kecamatan Banguntapan disebabkan adanya intervensi pemerintah untuk
menekan dampak konversi melalui program intensifikasi dan mekanisasi. Pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
berupaya mengoptimalkan hasil produksi padi sawah. Program pemerintah ikut menentukan hasil produksi padi dalam setahun. Ketika
program pemerintah berjalan efektif, maka hasil produksi setahun akan meningkat, begitu pun sebaliknya.
Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Upaya untuk meningkatkan produksi padi melalui intensifikasi. Intensifikasi
dilakukan dengan meningkatkan produktivitas padi menjadi lebih tinggi. Salah satu upaya upaya untuk mendukung ini adalah dengan
menyediakan sarana dan prasarana pertanian seperti irigasi, penerapan teknologi tepat guna, penggunaan bibit unggul berlabel seperti IR64,
Ciherang dan pemupukan yang berimbang seperti penggunaan pupuk organik pupuk kandang dan kompos sedangkan pemupukan anorganik
dilaksanakan dengan tepat yakni tepat dosis, waktu dan cara aplikasi. Dosis anjuran yaitu : Urea 250 kghektar, SP36 100 kghektar dan KCl 75
kghektar. Dengan menerapkan usaha ini diharapkan Kecamatan Banguntapan dan Kasihan mampu meningkatkan produksi padi.