Tempat dan Waktu Penelitian Jadual

mempunyai konversi lahan lebih tinggi berdasarkan data penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di Kabupaten Bantul dari tahun 2010-2014. Masing-masing kelompok dipilih 1 kecamatan, jadi dari 17 kecamatan yang ada di kabupaten Bantul diambil 2 kecamatan yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu kecamatan Banguntapan sebagai kecamatan yang jumlah konversi lahan tinggi dan berbatasan langsung dengan kota Yogyakarta dan kecamatan Kasihan yang merupakan daerah penyangga kota. Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini. a b Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian a. Kasihan, b. Banguntapan Sumber Gambar : BPN, 2015

3. Metode Pemilihan Responden

a. Petani Pengambilan sampel responden dilakukan dengan metode purposive, yaitu pengambilan sampel yang secara sengaja dipilih dari populasi berdasarkan tujuan penelitian. Masyarakat yang dijadikan responden adalah masyarakat atau petani yang berada di daerah penelitian. Kecamatan Kasihan terdiri dari 4 Desa yang masing-masing desa di ambil 10 petani sebagai responden, sehingga total responden untuk Kecamatan Kasihan sekitar 40 petani. Kecamatan Banguntapan diambil 4 Desa sebagai tempat penelitian dengan masing-masing desa di ambil 10 petani sebagai responden, sehingga total responden untuk Kecamatan Banguntapan sekitar 40 petani. Total keseluruhan responden yaitu 80 orang petani. b. Mantri tani dan penyuluh Responden yang dipilih adalah mantri tani dan penyuluh pertanian yang berada di daerah penelitian. Mantri Tani di setiap kecamatan terdiri dari satu orang, dan penyuluh di setiap desa terdiri dari satu orang, sehingga dari dua Kecamatan Kasihan dan Banguntapan diperoleh 2 Mantri dan 8 orang penyuluh. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diarahkan untuk mendapatkan informasi mengenai penyebab terjadinya konversi lahan sawah terhadap produksi padi dengan carapenyebaran kuisioner dan wawancara. Penyebaran kuisioner ditujukan untuk mengetahui alasan- alasan petani atau masyarakat melakukan konversi lahan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang gejala sosial yang menyebabkan terjadinya konversi lahan sawah. 4. Analisis Data Data sekunder yang didapatkan dianalisis regresi untuk mencari pola hubungan antar laju konversi lahan sawah dan produksi padi. Data primer yang didapatkan dari lapangan wawancara dianalisis secara deskriptif untuk menentukan faktor lain yang mempengaruhi produksi padi di Kecamatan Banguntapan dan Kasihan. C. Jenis Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi secaralangsung dan hasil wawancara langsung di lapangan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil studi pustaka dan penelusuran ke berbagai Instansi terkait dengan penelitian.data-data yang mendukung dalam penelitian ini meliputi : 1. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi secara langsung dan hasil wawancara langsung di lapangan. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan dokumen atau data yang diperoleh dari laporan studi, instansi pemerintahan terkait, serta dokumen lain seperti dari buku, jurnal, data BAPPEDADPU, data dari Dinas Pertanahan Nasional Bantul, data Dinas Pertanian dan Kehutanan atau dari internet. Tabel 1. Jenis data penelitian No. Jenis Data Lingkup Bentuk Data Sumber 1. Geografis Wilayah a. Batas wilayah b. Luas wilayah c. Ketinggian tempat Soft copy Website Resmi Kabupaten Bantul, Kecamatan Kasihan dan Banguntapan 2. Peta Wilayah Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul, Kecamatan Kasihan dan Banguntapan Soft copy Dinas Pertanahan Kabupaten Bantul 3. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul, Kecamatan Kasihan dan Banguntapan Soft copy Dinas Pertanahan Kabupaten Bantul 4. Luas konversi sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan Soft copy Kecamatan Banguntapan dan Kasihan 5. Luas Panen dan Produksi Soft copy Kecamatan Banguntapan dan Kasihan 6. Kondisi Sosial a. Pendidikan b. Sebaran usia c. Pendapatan Kuesioner Data primer 7. Persepsi petani dan penyuluh a. Ekonomi b. Lingkungan c. Budidaya Padi Kuesioner Wawancara petani dan penyuluh 8. Konversi lahan a. Luas sawah b. Luas lahan setelah konversi c. Produksi padi Kuesioner Wawancara petani dan penyuluh

D. Jadual

Kegiatan Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Studi Pendahuluan Penyusunan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Analisis Data Penulisan Laporan Seminar Hasil 34

IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

A. Letak Geografis

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º4404 08º0027 Lintang Selatan dan 110º1234 - 110º3108 Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia BAPPEDA Bantul, 2015. Adapun Peta wilayah Kabupaten Bantul, dapat dilihat dalam gambar 3. Sumber : BPN, 2015 Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Bantul

B. Tinggi Tempat

Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukkan pada Peta Ketinggian Tempat. Kelas ketinggian tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter 27.709 hektar atau 54,67 yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah elevasi 7 meter dpl seluas 3.228 hektar 6,37 terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter dpl terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo,Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Ketinggian wilayah per kecamatan di Kabupaten Bantul Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 hektar 8,2 dari seluruh luas kabupaten BAPPEDA Bantul, 2015.