Produksi Padi TINJAUAN PUSTAKA
produksi. Proses produksi juga melibatkan suatu hubungan yang erat antara faktor-faktor produksi yang digunakan denga produk yang di hasilkan.
Dalam pertanian, proses produksi sangat kompleks dan terus-menerus berubah seiring dengan kemajuan teknologi. Menurut Salvatore 2001,
Fungsi produksi merupakan hubungan matematis antara input dan output. Menurut Iskandar Putong 2003 fungsi produksi adalah hubungan teknis
bahwa produksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan faktor produksi. Bila faktor produksi tidak ada, maka produksi juga tidak ada.
Produksi pertanian tidak lepas dari pengaruh kondisi alam setempat yang merupakan salah satu faktor pendukung produksi. Selain keadaan
tanah yang cocok untuk kondisi tanaman tertentu, iklim juga sangat menentukan apakah suatu komoditi pertanian cocok untuk dikembangkan di
daerah tersebut, seperti halnya tanaman padi. Hanya pada kondisi tanah dan iklim tertentu dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kelancaran
dalam berproduksi sangat tergantung pada ketersediaan input yang digunakan. Apabila input produksi yang diibutuhkan cukup tersedia dengan
jumlah yang dibutuhkan maka proses akan berjalan dengan baik. Tapi apabila terjadi sebaliknya maka proses produksi akan terganggu. Tersedia
atau tidaknya input produksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan akan sangat mempengaruhi suatu usaha. Menurut Sadono, S. 2006 faktor
produksi adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia atau yang tersedia oleh alam dan dapat digunakan untuk memproduksi berbagai
jenis barang dan jasa yang mereka butuhkan. Adapun faktor yang mempengaruhi produksi.
a. Luas Lahan Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi masyarakat merupakan
unsur yang paling penting untuk meningkatkan kesejahteraannya. Luas penguasaan lahan bagi rumah tangga petani akan berpengaruh pada
produksi usaha tani yang pada akhirnya akan menentukan tingkat ekspor Mubyarto,1989.
Sedangkan Sadono, S. 2006 mengatakan tanah sebagai faktor produksi, tanah adalah mencakup sebagian dari permukaan bumi yang
tertutup oleh air. Atau bagian dari permukaaan bumi yang dapat dijadikan untuk bercocok tanam dan untuk tempat tinggal dan termasuk pula
kekayaan alam yang terdapat didalamnya. Menurut BPS 2003 lahan pertanian adalah lahan yang dikuasai, dan
pernah diusahakan untuk selama satu tahun. Lahan tersebut antara lain: lahan sawah, tegalkebun, kolamtebatempang, tambak, lahan perkebunan,
hutan dan lahan untuk pengembangan padangrumput. Luas lahan akan mempengaruhi jumlah produksi pertanian, hal tersebut
senada dengan Soekartawi 2005, yang menyatakan pada usahatani yang memiliki lahan yang luas juga sering terjadi ketidakefisienan dalam
penggunaan teknologi dimana semakin luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian maka akan semakin tidak efisien penggunaan lahan
tersebut. Sebaliknya pada lahan sempit pengawasan terhadap penggunaan
faktor produksi semakin baik. Penggunaan tenaga kerja tercukupi dan juga ketersediaan modal juga tidak terlalu besar sehingga kegiatan usaha
pertanian lebih efisien. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa luasnya lahan yang dapat mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada
segi efisien berkurang, karena disebabkan oleh: 1. Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti
bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. 2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja disektor didaerah itu yang pada
akhirnya akan mempengaruhi efisien usaha pertanian tersebut. 3. Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai pertanian dalam skala
luas. Sebaliknya pada luas lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap
usaha pembangunan semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercapai dan tersedianya modal kerja yang tidak terlalu besar, sehingga luas usaha
pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun luasnya terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha kecil pula. Jadi dari pendapat-pendapat dia atas dapat
dikatakan bahwa tanah merupakan faktor produksi utama dari hasil pertanian. Luas lahan juga harus diiringgi dengan faktor-faktor lain seperti
ketersediaan tenaga kerja yang cukup, pupuk yang disesuaikan dengan keadaan tanah tegalan atau kebun, pestisida yang berguna untuk mengatasi
hama yang merusak tanaman. Semakin luas lahan pertanian yang digunakan dalam pertanian dan
diseimbangkan dengan faktor-faktor produksi yang lain maka akan
menghasilkan produksi yang maksimal, sebagaimana diketahui bahwa luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan usaha ini pada
akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidak efisiensinya suatu usaha pertanian.
b. Bibit Bibit adalah bahan tanaman berupa tanaman yang kecil yang berpotensi
untuk tumbuh dewasa yang berasal dari tanaman sejenis, misalnya: akar, batang dan daun. Bibit merupakan salah satu cara untuk mengembang
biakkan tanaman. Dalam memilih bibit harus benar-benar baik yaitu tahan terhadap serangan hama penyakit, pertumbuhan subur serta memberikan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu bibit yang baik memiliki daya tumbuh sekitar 80-100. Kunci utama untuk meningkatkan
produksi padi adalah dengan mengunakan benih bermutu dari varietas unggul.
Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang
dapat dibedakan dalam jenis yang sama. Varietas unggul adalah varietas yang mempunyai keunggulan produksi dan mutu hasil, tanggap
terhadap pemupukan, toleran terhadap hawa penyakit utama dan tahan terhadap penagaruh cuaca. Menurut Hasan, B. J. 2002 menjelaskan benih
yang sehat adalah benih yang tidak tercemar oleh gulma, tidak pula bekas
gigitan serangga. Untuk memperoleh bibit yang sehat dilakukan dengan cara teknologi benih.
c. Pupuk Menurut Hasan, B. J. 2002 pupuk adalah senyawa yang mengandung
unsur hara yang diberikan pada tanaman. Suatu pupuk umumnya terdiri dari komponen-komponen yang mengandung unsur hara, zat penolak air,
pengisi, pengatur konsistensi, kotoran dan lain-lain. Bagian yang tidak mengandung unsur hara tersebut akan menyebabkan penurunan kadar hara
dalam pupuk tersebut. Pemberian pupuk pada tanaman berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah agar produksi tanaman
tetap normal bahkan meningkat. Tujuan pemupukan memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur hara baik yang terangkat saat panen,
erosi, atau pencucian lainnya. Pupuk adalah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik
maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian pupuk pada tanaman, tidak hanya tahu cara pemberian, waktu pemberian dan dosis atau takaran
tiap pemberian juga harus tepat. d. Pestisida
Pestisida sangat dibutuhkan bagi perlindungan tanaman. Menurut Djafaruddin 2002 perlindungan tanaman mempunyai peranan yang sangat
penting dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha “peningkatan produksi” atau produksi pertanian pertanaman”. Kegiatan
perlindungan tanaman ialah kegiatan yamg bertujuan untuk melindungi, mencegah, atau menghindari agar tanaman kita tidak mengalami suatu
gangguan, kerusakan, kematian, atau kemerosotan hasilnya, sekurang- kurangnya memperkecil kerugian yang ditimbulkan secara ekonomis.
Pestisida pada tanaman ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam tindakan sesuai dengan kebutuhan tanaman, seperti penggunaan fungsida
dan pestisida. Jadi dapat disimpulkan bahwa perlindungan tanaman itu sangat
penting seperti disebutkan diatas dan dapat dikatakan menjamin kepastian hasil dan memperkecil resiko berproduksi sesuatu tanaman, sebab walaupun
langkah-langkah lainnya dari memproduksi tanaman sudah dilaksanakan dengan baik, seperti varietas unggul, memupuk, mengairi, menyiangi,
memanen, bahkan sampai pada pasca panen, tetapi langkah pengendalian gangguan diabaikan, maka apa yang diberikan oleh langkah lain itu akan
menjadi sia-sia. Oleh karena itu, pengendalian gangguan dalam langkah budidaya
tanaman merupakan satu faktor yang sama peranannya dengan faktor-faktor lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pestisida untuk mengurangi,
melindungi dan menghindarkan tanaman dari hama, penyakit dan virus yang bisa menyebabkan produksi berkurang. Pengunaan pestisida atau obat
pembasmi hama harus disesuaikan dengan kondisi musim atau dapat dikatan harus disesuikan dengan keadaan tanaman tersebut.
e. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang dapat
mempengaruhi produksi. Menurut Hidayat 1998 sebagai golongan tenaga kerja harus dipandang semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja,
yang meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri, untuk anggota keluarga yang tidak menerima upah serta mereka yang bekerja untuk
menerima gaji dan upah. Dalam konteks penelitian yang akan dilakukan, tenaga kerja dihitung dengan besaran orangtahun. Faktor tenaga kerja
merupakan faktor vital dalam mengelola, menangani peralatan dan pengaturan serta menciptakan teknologi bagi keberhasilan dan kelancaran
produksi. Menurut Hernanto jenis tenaga kerja yang digunakan dalam usaha tani dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Tenaga kerja manusia 2. Tenaga kerja ternak
3. Tenaga kerja mekanik Selanjutnya tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria,
wanita dan anak-anak. Tenaga kerja pria dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan dan pekerja wanita umumnya untuk menanam, panen dan lain-
lainnya. Sedangkan tenaga kerja ternak digunakan untuk pengolahan tanah dan pengangkutan, begitu pula halnya dengan tenaga kerja mekanik
digunakan untuk pengolahan tanah, menyemprotka serta untuk panen. Tenaga mekanik ini bersifat substitusi dari tenaga kerja ternak dan manusia.
Sehubungan dengan terdapatnya beberapa jenis tenaga kerja yang digunakan dalam usaha tani, maka dalam analisa ketenagakerjaan dan juga
untuk memudahkan melakukan perbandingan tenaga kerja dalam usaha tani diperlukan adanya standarisasi satuan tenaga kerja. Salah satu caranya
adalah dengan menggunakan ukuran Hari Orang Kerja HOK atau biasa juga disebut dengan Hari Kerja Setara Pria HKSP.
Menurut Soeharjo, 1992 hari kerja pria atau Hari Orang Kerja merupakan satuan ukuran kerja setara pria dewasa man equivalent dimana
tenaga kerja wanita, anak-anak, hewan dan mesin-mesin dikonversikan sesuai dengan seorang pria dewasa. Dalam usaha pertanian yang akan
dilakukan pasti akan memerlukan tenaga kerja, terutama dalam hal produksi. Tersedia atau tidaknya tenaga kerja dapat berpengaruh
terhadap produksi komoditi Pertanian. Tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang tinggi khususnya disektor pertanian akan dapat
meningkatkan produksi, apabila produksi meningkat maka konsumsi juga meningkat sehingga secara otomatis pendapatan petani juga akan
meningkat. Dengan semakin banyak dan baiknya kualitas tenaga kerja maka akan berdampak langsung pada pendapatan petani. Berdasarkan teori di
atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti akan memerlukan tenaga kerja, terutama dalam hal
produksi. Tersedia tidaknya tenaga kerja dapat mempengaruhi jumlah
produksi. Jumlah tenaga kerja yang banyak dan memiliki keterampilan di bidang pertanian akan dapat meningkatkan produksi dari segi jumlah dan
mutu yang akan menyebabkan peningkatan dalam keuntungan sehingga akan menyebabkan meningkatnya pendapatan petani.
f. Harga Menurut Sadono, S. 2006
harga adalah: “Suatu jumlah yang dibayarkan sebagai pengganti yang sedang atau telah akan dinikmati dari
suatu barang dan jasa yang diperjual belikan. Harga merupakan perjanjian moneter terakhir yang menjadi nilai dari pada suatu barang atau jasa “ Jadi
dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan suatu ukuran nilai dari barang-barang dan jasa. Harga yang terjadi adalah harga
kesempakatan antara si pembeli dengan si penjual yang terjadi dalam suatu transaksi jual beli. Harga mempunyai fungsi sebagai pengukur dari nilai
barang, adapun fungsi harga dalam kaitannya dengan produksi menurut Ratna, W. 2001 dapat dikelompokan atas tiga macam yaitu:
1. Menentukan barang apa yang akan diproduksi. 2. Menentukan teknologi mana yang akan digunakan dalam proses
produksi. 3. Menentukan pembagian hasil kerja.
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh Ratna, W. 2001 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga mempengaruhi barang apa yang akan
diproduksi, teknologi apa yang akan dipakai dalam pelaksaaan produksi
dan harga akan menentukan pembagian hasil kerja. Menurut Mubyarto 1989 yaitu hubungan antara harga dan produksi pertanian bersifat siklus
dengan asumsi : 1. Harga ini oleh setiaap produsen dianggap konstan dan produsen
menganggap produksinya tidak akan memberi pengaruh yang berarti terhadap pasar.
2. Periode produksi memerlukan waktu tertentu, sehingga penawaran tidak dapat secara lansung bereaksi terhadap harga.
3. Harga ditentukan oleh harga barang yang datang ke pasar dan harga itu cepat bereaksi terhadapnya.
28