Komunikasi Pemasaran Merek Kerangka Teori

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Dalam penelitian, seorang peneliti haruslah terlebih dahulu menyusun teori yang bersangkutan dengan penelitiannya. Karena dengan adanya kerangka teori peneliti dapat lebih mudah menghubungkan teori dengan berbagai faktor yang terdapat dalam perumusan masalah. Menurut Kerlinger, teori adalah defenisi proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004: 6. Berikut teori yang kami gunakan dalam penelitian ini:

2.1.1 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan Tjiptono, 2000: 219. Sementara itu, menurut William G. Nickels dalam Purba, dkk, 2006: 126. komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran promotion mix yaitu : iklan advertising, penjualan tatap muka personal selling, promosi penjualan sales promotion, hubungan masyarakat dan publisitas public relation and publicity serta pemasaran langsung direct marketing Purba, dkk, 2006: 126 – 127.Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi komunikasi informatif, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen komunikasi 10 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara persuasif, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang komunikasi mengingatkan kembali. Merek merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam pemasaran. Merek merupakan nama, istilah , tanda, symbol. Lambing, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian cirri-ciri , manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek Aaker, 1997: 126. Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing maka merek selalu memiliki keunikan yang relative sukar untuk dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga persaingan yang terjadi antara perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan pertarungan produk.

2.1.2 Merek

Secara umum dapat dikatakan jika merek adalah suatu simbi, lambang, ataupun istilah yang melekat pada suatu prok barang ataupun jasa yang berguna untuk mengidentifikasi produk tersebut serta membedakannya dariproduk lainnya, terutama produk yang serupa. Swastha dkk 1999 menyatakan bahwa merek adalah suatu nama, istilah simbol atau desain rancangan atau ombinasinya yang dimaksudakan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang [enjual atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing. Selanjutnya Kotler dan Amstrong dalam Arnold, 1996 menyatakan bahwa merek adalah sebuah nama, istilah, simbol atau desain ataupun kombinasi dari keduanya yang dimaksudkan untuk menandakan barang atau pelayanan satu pejuang atau sekelompok pejuan dan untuk membedakan merek dari kompetitor-kompetitor lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek adalah lambang, nama, kata, istilah atau simbol dari suatu produk atau jasa atau kombinasi keseluruhan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi atau mengenaliki produk barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing-pesaing lainnya. Arnold 1996: 57 menjelaskan beberapa alasan yang menyebabkan seseorang membeli produk barang atau jasa, hal ini manjadi arti penting sebuah merek, berikut keterangannya: 1. Pelanggan tidak pernah memahami produk sebagaimana produsen penjualnya. Penyalur memang mengerti sebuah produk termasuk aneka ragam aplikasinya. Sebaliknya dengan hubungan yang biasanya tidak menentu dengan produk tersebut seorang pelanggan relatif bersifat acuh tak acuh. Pelanggan bahkan bisa tidak tertarik terhadap produk. 2. Pelanggan akan menilai produk dengan cara mereka sendiri, dengan terbatasnya pengetahuan konsumen tentang produk tersebut pelanggan akan memilih atribut-atribut tertentu yang lebih menonjol yang sesuai dengan mereka didasari oleh persepsi mereka, atribut ini biasanya menjadi satu atribut yang paling menonjol bagi pelanggan dalam menggunakan produk dan merasakan manfaatnya, meskipun hal itu sebenarnya tak menentu 3. Persepsi pelanggan biasanya akan tertuju pada keuntungan produk yang biasanya samar. Persepsi pelanggan seringkali terasa irasional bagi pihak perusahaan penyalur. Ini karena pelanggan menaruh perhatian pada keuntungan yang mereka peroleh dari produk ataupun pelayanan ketimbang apa sebenarnya produk itu sendiri. Keuntungan tentu saja sesuatu yang tidak dapat dilihat namun ini bukan berarti mereka tidak ada 4. Persepsi pelanggan tidak selalutidak didasari kesadaran. Perasaan terhadap suatu produk tidak selalu dapat digambarkan karena memang kompleks, emosional dan berdasarkan hubungan jangka panjang. Merek adalah bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan terutama yang berkaitan denga pemasarak produk barang ataup[un jasa perusahaan tersebut. Suatu merek akan menggambarkan citra ataupun kualitas dari perusahaan . Oleh karena itu merek bukanlah suatu hal yang dibut tanpa pemikiran panjang ataupun tanpa suatu persiapan. Suatu merek hendaknya melambangkan produk dan jasa yang ditawarkan serta melambangkan cisi, misi dan tujuan dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan suatu merek www.repository.usu: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Merek harus khas dan unik 2. Merek harus menggambarkan manfaat suatu produ barang atau jasa dan pemakainya 3. Merek harus menggambarkan kualitas produk 4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat 5. Merek tidak boleh mengandung ari yang buruk di suatu negara

2.1.3 Ekuitas Merek

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) terhadap Kepuasan Konsumen Nexian pada Mahasiswa Universitas Negeri Medan

0 50 117

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel Flash di Grapari Selecta Medan

6 102 217

Pengaruh Ekuitas Merek Produk Minuman Coca-Cola Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Cafe Alumni ‘FEMI’ Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

1 54 94

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Tas Sophie Martin Terhadap Kesediaan Membayar Harga Premium (Studi Kasus Pada BC Rosida Medan).

3 49 104

Ekuitas Merek Dan Brand Loyalty Blackberry (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Ekuitas Merek Blackberry terhadap Brand Loyalty pada Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 44 136

Pengaruh Ekuitas Merek Tupperware Terhadap Keputusan Konsumen Membayar Harga Premium ( Studi Kasus Pada Orangtua Murid Sd St. Yoseph Jl. Pemuda Medan)

2 88 87

Pengaruh Ekuitas Merek Minuman Berkarbonasi Merek Fanta Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan

0 37 125

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Sony Ericsson Pada Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

1 33 146

Ekuitas Merek Bank Syariah di Kalangan Mahasiswa Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 11 151

PENGARUH EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Handphone Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

0 1 14