Rumah Sumbul semakin hidup setelah harga karet berada pada posisi menguntungkan petani
82
5.3 Pengaruh Terhadap Desa
.
Keuntungan yang tinggi yang didapat petani karet di Desa Rumah Sumbul pada priode tahun 1985 membantu petani untuk mendapatkan kesejahteraan yang
layak melalui tindakan petani yang mengarah kepada pembangunan fisik desa sebagai bagian tempat tinggal mereka
83
Perluasan pertanian karet di Desa Rumah Sumbul menyebabkan semakin meyempitnya lahan hutan. Hutan hanya tersisa 30 ha pada tahun 1986, kriteria hutan
yang tersisa tersebut dengan tidak dapat dijamah manusia memiliki bagian lembah dan terjal begitu juga jarak desa ke hutan mencapai 50 km
.
84
Semakin meningkatnya harga karet membuka desa sebagai bagian wilayah yang terbuka dalam pertukaran nilai ekonomi pertanian
. Lahan pertanian yang memiliki harga tinggi yakni lahan yang berada dekat dengan pemukiman dan jalan
raya sehingga dipastikan hutan yang berada dekat dengan desa tidak tersisa sama sekali dijadikan area pertanian dan pemukiman.
85
82
Ibid.
. Setiap minggunya terdapat 3 mobil truck yang datang dari Bangun Purba, Pertumbukan, dan Delitua untuk
mengangkut hasi-hasil produksi karet tersebut. Semakin terbukannya penghubung
83
Sukirno Sadono, Beberapa Apek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah, Jakarta : LP- FEUI, 1976.
84
Wawancara, dengan Tolap Barus, Desa Rumah Sumbul, 15 Apil 2015.
85
Setya Awan, Mubyarto, Karet Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta : Penerbit Adiya Media Yogyakarta, 1991.
jalan raya membuat mobilisasi penduduk semakin efesien dengan banyaknya masyarakat yang memiliki komposisi umur 20 tahun yang tidak melanjutkan
pendidikan dengan membeli mobil angkutan massal dan beralih menjadi pengendara supir angkut. Terdapatnya 15 mobil angkutan umum yang dimiliki oleh penduduk
Desa Tiga Juhar, Tanjung Timur dan Desa Rumah Sumbul. Pedagang yang masuk pada hari pasar dibuka semakin meningkat melihat
pengaruh pendapatan masarakat di Kecamatan STM-Hulu. Terdapat 250 pedagang yang datang, seperti pedagang rempah rempah, pakaian, emas, alat alat dapur, alat
alat pertanian, penjual kaset vcd dan cd, sayur dan buah, makanan siap saja, peternakan dan lain-lain. Pedagang ini kebanyakan datang dari Deli Tua dan Lubuk
Pakam. Penghasilan dari karet juga disisihkan petani untuk bergotong royong dalam
membenahi desa. Tindakan para petani karet ini dengan ikut mengerahkan tenaga dan materi dalam membangun permandian umum di lokasi desa terbentuk pada tahun
1953. Permandian dibentuk dengan tiga dasar bagian, yang pertama yakni untuk kalangan wanita, kedua untuk para lelaki dan yang ketiga untuk para anak-anak. Dana
yang dihabiskan dalam pembangunan ini dengan setara Rp.50.000.000 , setiap masyarakat desa memiliki andil memberi Rp.50.000. Permandian ini beroperasi dan
direalisir setelah tiga bulan kemudian. Selain bergotong royong tindakan lainya yang petani lakukan dengan membangun jalan yang menghubungkan desa dengan area
pertanian karet masing-masing petani. Jalan ini menghubungkan dari Desa Rumah
Sumbul ke Kuta Surbakti dan Kuta Bintang Asi lalu kembali diteruskan ke lahan pertanian petani lainya. Tindakan lainya yang dilakukan petani dalam pembangunan
desa yakni dengan adanya pembangunan jambur
86
Masyarakat juga menggunakan pendapatan mereka untuk membangun rumah ibadah. Desa Rumah Sumbul didatangi kepercayaan yang pertama adalah
kepercayaan Protestan lalu disusul kepercayaan Muslim dan terakhir kepercayaan Katolik. Setiap bangunan rumah ibadat ini memiliki luas lahan yang dipakai rata rata
mencapai setengah hektar. sebagai tempat adat yang
dilakukan masyarakat desa.
Pemenuhan fasilitas sosial masyarakat desa sebanyak 175 rumah tangga yang sudah memakai penerangan listrikPLN, bukti nyata peranan karet dalam membantu
ekonomi keluarga petani dan turut membangun desa. Tindakan petani karet dalam pengaruh terhadap desa yakni ikut ambil bagian
sebagai angota yang peduli akan pemupukan lahan pertanian. Dengan mendaftar mereka memperoleh kesempatan untuk mengetahui hal terbaik apa yang dibutuhkan
sebagai seorang petani karet yang diadakan oleh pihak dinas pertanian. Pertemuan diadakan di Balai Desa terletak di Desa Tiga juhar. Masyarakaat juga semakin peduli
dengan lingkungan dengan kembali bergotong royong membersihkan lahan pembuangan air yang terletak di kiri kanan jalan raya bertujuan untuk terhindar dari
86
Jambur merupakan bagian terpenting dari adat yang masih dipertahankan oleh Masyarakat Karo sebagai wadah melakukan kegiatan adat seperti acara adat pernikahan, acara adat kematian,
maupun acara besar lainnya.
genangan air yang mencemari keindahan desa.
5.4 Gaya Hidup