Kesejahteraan PENGARUH PERTANIAN KARET RAKYAT

5.2 Kesejahteraan

Pendapatan yang dihasilkan komoditi pertanian karet dari keuntungan produksi yang dihasilkan memberikan tatanan yang teratur dalam pemenuhan hidup petani karet di Desa Rumah Sumbul dalam meningkatkan kesejahteraan 76 . Hasil pendapatan dari karet digunakan untuk berbagai hal seperti, membeli kebutuhan yang sifatnya sekunder dan tersier meliputi petani karet sudah dapat membeli pakaian yang ditingkatan harga menengah, membeli sepatu bot yang biasanya petani hanya memakai sandal dan beralaskan kaki kosong dengan pendapatan hasil karet terjadi peningkatan nilai barang, memperbanyak jumlah alat pertanian seperti cangkul menjadi 2 buah, pisau sadap 3 buah, patuk 2 buah, kapak 2 buah, pisau laras panjang 1 buah, pisau penebang 3 buah, membeli pistol bedil tujuan berburu, menambah ember tempat lateks, membeli sepeda dan petani membangun tempat berteduh di area pertanian dengan menggunakan dinding papan 77 Pemenuhan kebutuhan rumah tangga juga hasil dari perolehan pendapatan dari komoditi karet. Kebutuhan tersebut yakni, membeli radio, membangun rumah berdinding papan dan beton, membeli tanah untuk menambah luas area pertanian, membeli sepeda motor, membeli alat-alat dapur, membeli lemari pakaian, dan beberapa petani yang memiliki luas lahan karet 8-10 ha sudah dapat membeli televisi hitam putih dan mobil . 78 76 Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta : Anggota IKAPI, 1989. . 77 Wawancara, dengan Terang Barus, Desa Rumah Sumbul, 16 April 2015. 78 Ibid. Tindakan lainya menilai kesejahteraan petani karet di Desa Rumah Sumbul dengan adanya kemampuan petani dalam melakukan pesta pernikahan terhadap semua anak-anak mereka dengan perbandingan sebelum harga karet tinggi para orang tua sulit untuk memestakan anak-anak mereka, jika terlaksana hal itu dengan menunggu harga cabe meningkat, Jenis acara adat pernikahan yang dilakukan setelah harga karet tinggi yakni Jumpa Bal-Bal dalam Adat Karo. Acara ini dilakukan dengan memotong kerbau, sistem gendang dengan arak arakan tiga rombongan sebanyak 45 orang yang diiringi dengan tarian pencak silat. Dalam bidang kesehatan pada tahun 1992 petani sudah dapat mendapatkan pelayanan dari bidan desa 79 tanpa harus pergi ke dukun, beberapa masyarakat sudah dapat membeli emas, petani lebih memilih menyimpan uang dengan kondisi semua kebutuhan sudah tercapai, menyaksikan hiburan seperti pertunjukan gajah dari sirkus kebun binatang Medan yang datang ke desa dengan pertunjukan 3 hari pertunjukkan dengan tiket terjual habis, harga satu tiket dikenakan biaya Rp.5000 80 Petani karet dalam mengolah padi menjadi beras juga mengalami peningkatan dari sistem tradisional berubah ke pengolahan sistem modren. Sebelumnya mereka . Petani karet juga sudah dapat menyekolahkan anak mereka keluar dari desa karena sekolah SMA belum ada berdiri di desa. Untuk menempuh pendidikan orang tua menyekolahkan anak mereka ke Bangun Purba dan Medan. Dalam pendidikan, keseluruhan anak petani karet rata rata dapat menamatkan jenjang setingkat SMP. 79 Nama bidan yang pertama datang ke Desa Rumah Sumbul adalah Jenda Meriah Br Karo. 80 Wawancara, dengan Suruhen Perangin Angin, Desa Rumah Sumbul, 14 April 2015. menggunakan alat penumbuk padi yaitu lesung berbahan kayu untuk memproses padi menjadi beras, setelah harga karet tinggi, petani karet lebih menggunakan penitipan kepada pengusaha kelontong yang hendak pergi ke kota untuk memenuhi barang dagangan, kota tempat perbelanjaan yang dituju yakni Pertumbukan dan Bangun Purba. Setelah selesai diproses menjadi beras sesampainya di desa pengusaha kelontong tersebut menyerahkannya kembali ke pemilik beras tersebut dengan menerima upah dalam bentuk uang yang diberi petani karet. Dalam pemenuhan budidaya karet, petani semakin intens memperoleh pupuk dan obat pembasmi hama tanaman dan semakin mengguakan bibit ouklasi untuk meningkatkan hasil pertanian 81 Hasil pendapatan dari perolehan karet juga digunakan untuk mengembangbiakkan hewan peliharaan seperti membeli babi, kerbau, kambing, itik, ayam dan ikan emas. Kebersamaan penduduk dalam mengharmoniskan perbedaan keyakinan juga tampak dengan adanya sosialisai ikut takbiran bersama. . Para pemudanya juga aktif berolahraga dengan memanfaatkan hasil keuntungan karet untuk bertaruh. Setelah pulang dari lahan karet, biasanya petani melakukan olahraga bersama seperti bermain bola kaki dan bola voli. Komposisi umur yang bermain yakni para remaja dan orang tua. Untuk memeriahkan suasana mereka menyisipkan taruhan. Pada perayaan tahun baru penduduk desa memeriahkanya dengan memasang petasan dan dentuman meriam bambu. Desa 81 Ibid. Rumah Sumbul semakin hidup setelah harga karet berada pada posisi menguntungkan petani 82

5.3 Pengaruh Terhadap Desa