Jumlah Petani DINAMIKA KARET DI DESA RUMAH SUMBUL 1953-1995

pembahasan mengenai jumlah petani, luas lahan, jumlah pohon dan produksi sebagai perbandingan untuk mendapatkan data mendekati kebenaran objektifitas. Untuk lebih jelasnya mengenai dinamika karet, mulai dari tahun 1953 sampai 1995 akan dibahas di sub bab selanjutnya.

4.1 Jumlah Petani

Sistem budidaya pertanian karet yang lebih kompleks pada tahun 1985 dengan pemakaian pupuk, obat tanaman, dan bibit klon unggul seperti karet okulasi membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak. Peningkattan jumlah penduduk desa yang semakin meningkat setiap tahunya juga menjadikan jumlah petani karet melonjak. Kebutuhan produksi karet yang semakin vital perannya dalam meningkatkan kesejahtraan masyarakat menggeser jumlah petani tanaman palawija lainya. Informasi dari beberapa orang perangkat desa dan petani karet membenarkan lebih 90 masyarakat Desa Rumah Sumbul terlibat dalam pertanian karet. 57 Angka ini dapat dibandingkan dengan pemilik karet di tahun 1955, 1965, 1975, 1985, 1995. 57 Wawancara, dengan Japen Tarigan, Desa Rumah Sumbul, 26 April 2015 ; Tukiman Ginting, Desa Rumah Sumbul, 27 April 2015; Kueh Saragih, Desa Rumah Sumbul, 7 Juli 2015; Nueh Ginting, Desa Rumah Sumbul, 25 Juli 2015; Simula Br Sinuhaji, Desa Rumah Sumbul, 11 Agustus 2015. Tab el 1 Jumlah Petani Karet Rakyat di Desa Rumah Sumbul 1955-1995 Tahun Jumlah Keluarga di Desa Rumah Sumbul KK Jumlah Petani Karet KK Persentase Jumlah Petani Karet Dengan Jumlah Penduduk di Desa Rumah Sumbul 1955 60 KK 5 KK 0,85 1965 95 KK 30 KK 31,5 1975 350 KK 300 KK 85,7 1985 620 KK 600 KK 96,7 1995 781 KK 700 KK 89,6 Sumber: Data Diolah dari Wawancara Japen Tarigan, Tukiman Ginting, Kueh Saragih, Nueh Ginting, Simula Br Sinuhaji Dari tabel 1 di atas, menerangkan tentang pertambahan KK kepala Keluarga dalam jangka waktu 40 tahun, dengan perincian tahun 1955 terdapat 60 KK meningkat pada tahun 1995 jumlah penduduk Desa Rumah Sumbul menjadi 781 KK terjadi peningkatan jumlah KK sebesar 721 KK. Peningkatan jumlah KK di Desa Rumah Sumbul diikuti dengan pertambahan jumlah petani karet. Jumlah petani karet dari tahun 1955 sampai 1995 meningkat sebesar 88,8. Rata-rata peningkatan petani karet setiap tahunya didapat dari jumlah petani tahun 1995 sebesar 700 KK dibagi 40 tahun dari jumlah periode didapat 18 KKtahun. Secara keseluruhan periode dari 1955 sampai 1985 terjadi peningkatan jumlah petani terus bertambah namun pada periode 1995 terjadi penurunan. Persentase penurunan jumlah petani terhadap jumlah KK di Desa Rumah Sumbul sebesar 7,1 atau sama dengan terdapat 5,04 petani karet yang berpindah ke tanamann lain. Peningkatan jumlah petani menandakan bahwa pertanian karet dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Rumah Sumbul. Peningkatan petani ini juga dipengaruhi oleh faktor adanya pembagian warisan dan munculnya petani karet yang baru. Kehadiran petani karet yang baru hasil dari infrastruktur jalan raya membaik dan harga. Pengaruh perbaikan jalan raya terhadap pemasaran produksi karet memiliki andil yang besar dengan bertambahnya jumlah petani yang baru secara signifikan pada periode 1975 sampai 1985 didorong suasana harga karet yang menjanjikan. Dari periode 1965 ke 1975 terjadi peningkatan jumlah petani karet sebesar 255 KK. Pada periode 1985 terjadi perkembangan jumlah petani sebanyak 600 KK. Peran masuknya pupuk ke desa juga turut mempengaruhi peningkatan jumlah petani. Sebagian besar lahan karet yang dimiliki oleh masyarakat merupakan tanah warisan dari orang tua dari periode 1965 dan 1975. Pada periode 1995 terjadi penurunan jumlah petani karet. Jumlah penduduk desa sekitar 781 KK, sedangkan jumlah petani karet sebesar 700 KK, sebesar 81 KK memilih untuk berpindah ke tanaman lain. Terdapat indikasi dari 81 KK, terdapat petani yang beralih ke kelapa sawit, penyebab perpindahan karena terjadinya pergeseran karet olah pasca produksi dari karet yang berbentuk plain sheet menjadi bentuk slab yang mempengaruhi harga dan masa terjadinya penurunan produksi karet disebabkan pohon karet sudah tua.

4.2 Luas Lahan