Budidaya Karet yang Mudah

para petani dapat membayar secara tunai uang dari hasil penjualan karet yang telah diterima, atau mengambil terlebih dahulu barang tersebut dan pada pertemuan berikut para petani akan membayarnya. Cara ini dilakukan agar para petani tetap memiliki hubungan dengan tengkulak dan para petani karet lebih serius sebagai petani karet. Proses pemasaran selanjutnya setelah dari tangan tengkulak biasanya di tahan di area perumahan tengkulak ini untuk menambahkan beberapa hal agar kualitas dari produksi karet ini bertambah nilainya. Dalam pemasaran tanaman karet lebih unggul dari tanaman palawija karena penampung hasil produksi karet langsung datang ke desa. Berbeda dengan tanaman palawija yang harus dipikul dan dibawa ke pusat pasar untuk dijual yang memiliki jarah cukup jauh.

3.4 Budidaya Karet yang Mudah

Faktor lainnya mengenai keberadaan karet di Desa Rumah Sumbul karena budidaya karet yang lebih mudah dan tahan terhadap hama penyakit daripada tanaman palawija. Masalah yang sering timbul terhadap tanaman palawija karena dibutuhkanya biaya yang tinggi dalam membudidayakannya dan tanaman palawija sangat sensitif terhadap hama penyakit Cendawan Phytophtora Infestano 50 Sejak tahun 1950 pembudidayaan karet dilakukan petani melalui proses pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi dan pengolahan pasca panen. Dalam proses pembibitan, biji karet diambil dari lahan perkebunan . 50 Gejala serangan dari hama penyakit Cendawan Phytophtora Infestano ditandai dengan adanya noda noda hitam pada buah dan daun seperti cacar tidak teratur dan pada akhirnya menjadi kering, keras dan busuk. Pencegahanya dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan yang teratur, menjaga kelembaban kebun, dan melakukan sanitas secara teratur. dalam bentuk tunas batang dan tunas biji, dan untuk mendapatkan bibit karet petani sama sekali tidak mengeluarkan biaya. Bibit yang diambil oleh para petani berada di pinggiran jalan perkebunan. Bibit tersebut langsung dimasukkan ke sumpit dan dibawa ke lahan petani. Bibit yang masih dalam bentuk biji disemaikan terlebih dahulu di pekarangan belakang rumah petani, setelah dia mengeluarkan tunas dan telah siap, maka akan dipindahkan ke lahan yang sesungguhnya. Budidaya karet kedua, yakni persiapan lahan. Dalam proses kedua ini, petani karet kembali diuntungkan, karena lahan yang dipakai untuk tanaman karet adalah hasil dari konversi tanaman palawija, sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk membersihkan lahan. tidak seperti pada lahan yang masih berbentuk hutan. Keuntungan yang lainnya menyangkut mengenai persiapan lahan. Kondisi desa yang telah kondusif dari gangguan para gerombolan sehingga petani dapat lebih berkonsentrasi dalam mengolah lahan pertanian mereka. Budidaya karet ketiga yakni penanaman. Dalam proses ini, karet yang sudah siap ditanam memiliki kriteria yaitu biji karet sudah mengeluarkan tunas dan lepas dari biji asal. Lahan yang dipersiapkan merupakan lahan bekas tanaman padi, dengan memanfaatkan jerami sebagai pendorong kesuburan tanah. Dalam proses penanaman, ukuran jarak penanaman tidak ditetapkan, sehingga jarak karet yang satu dengan yang lainya tidak menentu. Dalam budidaya penanaman ini tidak ada biaya tambahan, kecuali tenaga kerja yang berupa tenaga kerja keluarga. Budidaya karet yang keempat yakni pemeliharaan. Setelah penanaman dilakukan, petani membiarkan karet sampai berumur 6-7 tahun. Hal ini sangat menguntungkan petani karet, karena tidak diperlukan lagi biaya untuk pemupukan, pembersihan lahan, peremajaan. Lahan yang berada di lahan bekas padi, setelah pohon karet berumur dua tahun, tanaman padi kembali ditanam di lahan yang sama. Tanaman karet dapat lebih terawat ketika petani membersihkan lahan padi, karena tanaman karet juga ikut dibersihkan 51 Budidaya karet yang kelima yakni produksi. Setelah karet mencapai masa produksi, banyak tanaman karet yang mati dan tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini karena tidak adanya proses pemeliharaan dan premajaan karet. Karet hanya dapat tumbuh sekitar 30 dari awal penanaman. Kualitas produksi karet juga kurang memuaskan. Adapun jenis tanaman karet yang dibudidayakan petani Desa Rumah Sumbul yakni karet jenis GT 1, karet jenis 46, dan karet jenis PR 228 . 52 Dalam proses produksi dan pengolahan pasca panen, bentuk produksi karet sebelum memakai pupuk dalam menggumpalkan lateks adalah dengan menggunakan cuka, jenis bahan olah karet ini disebut Plain-Sheet . 53 51 Wawancara, dengan Dison Perangin-Angin, Desa Rumah Sumbul, 21 April 2015. . Jenis bahan olah karet ini diproses terlebih dahulu setelah selesai disadap, lalu hasilnya yang masih dalam bentuk susu dikumpulkan ke suatu tempat, seperti goni dan ember. Hasil sadapan dibawa ke tempat mesin penggilingan yang terdapat di kuta lalu dituang ke dalam bak berbahan alumanium lalu dicampur dengan cuka. Setelah pencampuran dengan cuka 52 Ibid. 53 Plain-Sheat disebut juga unsmoked sheat yakni jenis bahan olah karet yang diproses dari penggilingan atas lateks yang sudah dibekukan yang dijemur atau dianginkan. Lihat juga, Edi Sumarno, “ Karet Rakyat di Sumatera Timur 1863-1942”, dalam Tesis S2 belum diterbitkan, Yogyakarta : Pasca Sarjana UGM, 1998. tindakan selanjutnya dikocok kocok, setelah itu dituang ke alas yang terbuat dari papan kayu, lalu diratakan dengan menekanya melalui kedua tangan, setelah itu masukkan ke penggilingan pertama dengan memakai penggilingan halus. Didalam penggilingan ini karet olah dibentuk agar menjadi halus, setelah halus karet kembali dimasukkan ke penggilingan, kali ini ke penggilingan bunga. Setelah selesai dari penggilingan kedua, langkah selanjutnya dengan mengeringkan hasil olah karet tersebut. Dalam pengeringan hasil olah karet ini dapat dilakukan dengan dengan dua cara. Cara yang pertama yakni dengan mengeringkannya di perapian dapur yang dinamakan pengasapan. Cara yang kedua yakni dengan mengeringkanya dibawah sinar matahari yang diletakkan dipelataran pekarangan rumah petani. Hasil olah karet ini tidak lengket dan tidak berbau, namun dalam proses mengubah lateks ke bentuk sheet prosesnya lebih panjang dari karet dengan bentuk lump 54 Kriteria standarisasi karet olah dalam bentuk lump yang baik yakni dengan melihat bentuk dari berat lump itu sendiri. Bentuk besaran lump sejalan dengan berat tafsiran sebelum dilakukan penimbangan. Jika hasil tafsiran lebih berat ketika lump telah ditimbang kemungkinan besar karet olah lump tersebut telah dicampur sesuatu hingga beratnya bertambah . 55 54 Lump, bentuk lateks yang menggumpal secara utuh. Lihat juga Edi Sumarno, “ Karet Rakyat di Sumatera Timur 1863-1942”, Dalam Tesis S2 Belum Diterbitkan, Yogyakarta : Pasca Sarjana UGM, 1998. . Kriteria lump yang baik yakni tidak dicampur sama sekali dengan air, keadaan lump benar benar tanpa ada campuran selain pupuk yang berfungsi untuk memadatkan lateks tersebut. 55 Wawancara, Pinter Tarigan, Desa Rumah Sumbul, 17 April 2015. Kecurangan-kecurangan yang sering terjadi pada produksi karet bentuk lump bertujuan untuk mendapatkan harga yang lebih. Adapun tindakan kecurangan itu seperti mencampur lump tersebut dengan tanaman kompi yang telah dihaluskan dengan sengaja, atau ditambahkan air ke dalam lumb. Sistem penambahan air ke lump dilakukan ketika lateks akan disusun menjadi lump disediakan celah di tengah tengah lump dengan diisi air di dalam plastik. Berat air dapat mencapai 5-10 kg. Setelah air dalam bentuk ditempatpatkan di plastik langkah selanjutnya ditimbun dengan lump lump di atasnya lalu disatukan dengan susu lateks, merekatlah karet lump yang satu dengan yang lainya bersama dengan berat lump menjadi bertambah. Pihak tengkulak yang sudah terbiasa dengan permainan kecurangan-kecurangan dari perlakuan petani karet ini menyiasatinya dengan dua cara. Cara yang pertama dengan membuka kedok kecurangan petani, yakni karet yang hendak ditimbang langsung ditusuk terlebih dahulu dengan pisau. Jika lump mengeluarkan air dengan besaran yang tidak wajar maka terbukti petani sudah melakukan permainan kotor sehingga lump tidak dihargai. Cara yang kedua yakni dengan menukangi ukuran berat timbangan sehingga berat karet yang sebelumnya mencapai 100 kg setelah ditimbang dapat menyusut hingga 20 kg sehingga berat karet tinggal 80 kg 56 Tanaman karet dalam masa produksi juga lebih menguntungkan dari tanaman palawija. Jika harga turun tanaman karet tanaman karet dapat dijadikan tanaman tidur. Tanaman tidur maksudnya karet tidak disadap menunggu harga karet naik dan lateks juga akan meningkat selama tidak disadap berbeda dengan tanaman palawija lainya . 56 ibid. jika masa produksi tanaman ini tidak diambil hasilnya maka hasil tanaman akan membusuk.

BAB IV DINAMIKA KARET DI DESA RUMAH SUMBUL 1953-1995