STANDAR MONETER FATWA MUI TENTANG WAKAF UANG

169 Sardjonpermono, Uang dan Bank, hlm 10. 170 Ibid., hlm. 10. 171 Ibid., hlm. 10-11. 172 Ibid., hlm. 11. Boediono juga memperkenalkan macam-macam uang, antara lain :narrow money, broad money, uang kartal, uang giral, uang inti reseve money, dan uang pelipat money multiplier. Lihat Boediono, Ekonomi Makro Yogyakarta: BPFE. 1999, cet. ke-19, hlm. 105-106. dan 2 setiap individu bebas untuk melebur atau menempa logam menjadi uang atau sebalilmya tanpa biaya yang berarti. 169 Sedangkan yang dimaksud dengan uang yang tidak bernilai penuh representativefull bodied money adalah uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari pada nilai nomnalnya. Uang yang tidak bernilai penuh tidak memunyai aai yang berarti sebagai barang non-moneter, tetapi uang ini dalam peredaran mewaldh sejumlah logam tertentu dengan nilai yang sama besarnya dengan nilai nominal uangnya. Sementara uang kertas yang beredar saat ini, tidak mewakili sejumlahseberat logamtertentuyang disimpan dibank sentral Karenaitu, uang yang tidak bernilai penuh tidak dapat ditukarkan dengan seberat logam tertentu di bank. 170 Penggunaan uang kertas yang tidak bernilai penuh sangat bermanfaat karena: 1 membawa uang logam dalam jumlah besar merupakan beban yang berat; 2 transaksi yang terjadi antara para pihak yang tinggal di daerah yang berjauhan, memerlukan biaya transport yang besar ditambah risiko di jalan. Dalam perkembangannya, uang kertas pun dirasa kurang memiliki aspek portability kemudahan untuk dibawa. Oleh karena itu, uang giral giro, rekening koran, dan check digunakan sebagai alat pembayaran yang dinamis; karena sejumlah uang yang diperlukan dalam transaksi ditulis pada uang giral dan penerimanya tinggal menukarkannya ke bank; serta risiko di perjalanan tidak sebesar uang kertas biasa. 171 Penggunaan uang giral bergantung pada tingkat perekonomian negara dan tingkat kepercayaan masyarakat pada jasa bank. Semakin maju perekonomian negara tingkat monetsasmya tinggi, semakin banyak penggunaan uang giral semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank, semakin besar jugs penggunaan uang giral dalam penyelesaian transaksinya. 172

C. STANDAR MONETER

Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas 173 Sardjonpermono, Uang dan Bank, hlm 15. 174 Jiak suatu negara hanya menggunakan satu standar dalam sistem moneternya, negara tersebut menganut mono metallism standard; sedangkan jika suatu negara menggunakan dua logam sebagai standar moneternya, negara tersebut menganut bermetallism standard. Lihat Sardjonpermono, Uang dan Bank. Hlm. 15. 175 Ibid., hlm.16. standar nilai dari uang, termasuk di dalamnya: 1 peraturan tentang ciri dan sifat uang, 2 pengaturan tentang jumlah uang yang beredar, 3 ekspor-impor logam mulia, dan 4 fasilitas bank dalam ekspansi demand deposit. 173 Standar moneter dibedakan menjadi dua: 1 standar barang commodity standard, dan 2 standar kepercayaan flat standard. Standar barang adalah sistem moneter yang menetapkan balm nilai uang dijamin sama besar denganberat logam emas dan perak tertentu yang disimpan di bank sentral. Standar baring diklasifikasi menjadi: 1 standar emas the gold standard, 2 standar perak the silver standard, dan 3 standar kembar emas dan perak. 174 Standar kepercayaan fiat standard diartikan sebagai sistem moneter yang menetapkan bahwa nilai uang tidak dijamin dengan logam seberat tertentu di bank sentral, tetapi hanya atas dasar kepercayaan masyarakat terhadappemerintah dan atau bank sentral niasyarakat menerima uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah. 175 Uang rupiah yang sekarang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah adalah uang yang menggunakan standar kepercayaan.Oleh karena itu, keberadaannya tidak ekuivalen dengan simpanan emas dan perak dalam jumlah berat tertentu di bank sentral.

D. FATWA MUI TENTANG WAKAF UANG

Uang menempati posisi penting dalam kegiatan transaksi ekonomi di berbagai negara di dunia karena-sekarang-tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, tetapi sudah dianggap sebagai bends-meskipun terjadi slang pendapat di antara pakar filch -yang dapat diperdagangkan. Oleh karena itu, ulama di Pakistan sudah membolehkan adanya wakaf uang dengan istilah cash wakaf, waqf al-nuqudyang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi wakaftunai. Dewasa ini uang sudah bergeser fungsi. Awalnya, ia hanya berfungsi sebagai alat tukar, tetapi sekarang sudah menjadi sesuatu yang diperjualbelikan di berbagai bank dan money changer. Oleh karena itu, uang sudah sama kedudukannya dengan benda lain yang dapat 176 Juhaya S. Pradja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah, Pemikiran, Hukum dan Perkembangan Bandung: Yayasan Piara. 1993, hlm. 13. 177 Salah satu penelitian mengenai praktik wakaf uang dilakukan oleh Suci Zuharni. Lihat Suzi Suharni, Pengaruh Implementasi Wakaf Uang terhadap Pendapatan Masyarakat: Kajian pada Pondok Modern Gontor; Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur Bandung: Program Pascasarjana IAIN [sekarang UIN] SGD. 2004,t.d. diperjualbelikan. Dengan kenyataan yang demildan, pernyataan al-Sayyid Sabiq bahwa uang tidak dapat dijadikan objek wakaf tidak sejalan dengan pernyataannya sendiri, yaitu uang dapat dijadikan objek perdagangan.Oleh karena itu, Juhaya S. Pradja juga berpendapat bahwa uang boleh dijadikan objek wakaf. 176 Sejumlah kiai telah mempraktikkan gagasan ini dengan cara melelang tanah yang akan dibeli untuk mengembangkan pesantren yang diasuhnya dengan menghargakan tanah per meternya sehingga wakif dapat membayar tanah tersebut sesuai dengan kemampuannya melalui nomor rekening bank yang sudah disiapkan oleh panitia. Meskipun akad yang dilakukan adalah wakaf tanah, dalam praktiknya yang diberikan oleh wakif adalah uang. 177 Sebelum ditetapkan dalam UU, pada tanggal 11 Mei 2002 28 Shafar 1423 H Komisi Fatwa MUI telah mengeluarkan fatwa tentang wakaf uang.Fatwa tersebut ditandatangani oleh K.H. Maruf Amin Ketua Komisi Fatwa dan Hasanudin Sekretaris Komisi Fatwa. Dalam fatwa tersebut dijelaskan definisi wakaf yang dikutip dari kitab Nihayat al-Muhtdj ild Sarh al-Minhdjkarya al-Ramli; kitab Mugni al- Muhtajkarya al-Khathib al-Syarbini; dan Buku III KHI, pasa1215, ayat 1. Di samping definisi wakaf, dalam fatwa MUI juga terdapat batasan benda wakaf yang dilutip dari Buku III KHI, pasal 215, ayat 4.Benda wakaf adalah segala benda, baik benda bergerak maupun tidak bergerak yang memilild daya tahan yang tidakhanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam. Pertimbangan fatwa MUI tentang wakaf uang adalah Pertama, QS.Ali Imran 3: 92 tentang perintah agar manusia menyedekahkan sebagian harta yang dicintainya. Kedua, QS. Al-Bagarah 2: 261-262 tentang balasan yangberlipat ganda bagi orang yang menyedekahkan hartanya di jalan Allah dengan ikhlas, dan pelakunya dijamin akan terhindar dari rasa khawatir takut dan sedih. Ketiga, hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, al-Turmudzi, al-Nasai, dan Abu Daud tentang perbuatan yang senantiasa mengalir pahalanya meskipun pelakunya telah meninggal dunia. Keempat, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan yang lainnya tentang wakaf tanah yang 178 Abu “u ud Muha ad, Risalatfi Jawaz Waqfal al-Nuqud Beirut: Dar Ibn Hazm. 1977, hlm. 20-21. 179 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami, Beirut: Dar al-Fikr: 2006, juz VIII, hlm. 162. 180 Al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir Beirut: Dar al-Fikr: 1994, juz IX, hlm. 379. dilakukan oleh `Umar Ibn Khaththab ra. Kelima, Bawl pendapat Jabir ra.yang menyatakan bahwa para sahabat Nabi saw. mewakafkan sebagian harta yang dimilikinya. Dalam pertimbangan fatwa tentang uang juga dikutip tiga pendapat ulama klasik yang relevan dengan wakaf uang: Pertama, pendapat Imam al-Zuhri w.124 H yang menyatakan bahwa hukum mewakafkan dinar adalahboleh mubah. 178 Kedua, pendapat ulama Hanafiah yang membolehkan wakaf dinar dan dirham atas dasar istihsdn bi al- urf. 179 Ketiga, pendapat sebagian ulama madzhab Syafii yang diceritakan oleh Abu Tsaur tentang kebolehan wakaf dinar dan dirham. 180 Tiga pendapat tersebut dibahas dalam rapat Komisi Fatwa tanggal 23 Maret 2002. Akhirnya pada tanggal 11 Mei 2002, Komisi Fatwa MUI merumuskan definisi wakaf sebagai berikut: Penahanan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa hilang benda atau pokoknya, dengan cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut menjual, menghibahkan, atau mewariskannya, untuk digunakan hasilnya pada sesuatu yang dibolehkan tidak haram. Dalam rapat Komisi Fatwa MUI juga dipertimbangkan Surat Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf Departemen Agama RI Nomor Dt.1.III5 BA.03.22T722002tertanggal 26 April 2002. Setelah mempertimbangkan Al-Quran, hadis, dan pendapat ulama, akhirnya Komisi Fatwa MUI menetapkan bahwa: 1. Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 2. Termasuk dalam uang adalah surat-surat berharga. 3. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal 181 Uswatu Hasa ah, Wakaf Uang , dala Republika, 8 Juli 5, hl . 5. 182 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 28. 183 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 29, ayat 1. 184 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 29, ayat 2. 185 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 29, ayat 3. 186 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 30. yang dibolehkan secara sya ’i. 4. Nilai pokok uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan. Demikian landasan dibolehkannya wakaf uang sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Dari segi fungsi, wakaf uang yang dikelola oleh para nazhir yang profesional, seperti pandangan Uswatun Hasanah Wakil Ketua Lembaga Kajian Islam dan Hukum Islam Fakultas Hukum Uiniversitas Indonesia, dapat digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan. 181

E. WAKAF UANG