PENGERTIAN DAN RUANG UNGKUP HAKI WAKAF HAK CIPTA

223 Ibid. 224 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2005, hlm. 203. 225 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003, hlm. 67-68. 226 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 21. institusi swasta pun berminat menerbitkan dan mengelola surat utang jangka pendek.

7. Kebijakan wakaf HAKI

WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. PENGERTIAN DAN RUANG UNGKUP HAKI

Hak atas kekayaan intelektual atau hak milik intelektual intellectual property right adalah hak kebendaan yang diakui oleh hukum atas benda yang tidak berwujud berupa kreasi intelektual. 223 Munir Fuady 2005 menyebutkan bahwa hak milik intelektual mencakup hak cipta, hak paten, hak merek dagang, dan hak desain industri 224 Sementara Richard Burton Simatupang 2003 menjelaskan bahwa hak milik intelektual dapat dibedakan menjadi dua: 1 Hak milik industri industrial property, terdiri atas: a paten patent, b merek merk, dan c desain produk industri industrial design.2 Hak cipta copyright, terdiri atas: a karya keilmuan scientific works, dan b karya sastra dan seni literary and artistic works. 225 Pembidangan yang dilakukan oleh Fuady dan Simatupang tersebut pada dasarnya sama saja dengan isi Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 20o6 yang menjelaskan tujuh macam hak atas kekayaan intelektual: 1 hakcipta, 2 hak merek, 3 hak paten, 4 hak desain industri, 5 hak rahasia dagang, 6 hak sirkuit terpadu, dan 7 hak perlindungan varietas tanaman. 226 Oleh karena itu, susunan objek wakaf benda bergerak tidak berwujud yang berupa hak atas kekayaan intelektual dapat dijelaskan secara berurutan.Namun, pembahasan mengenai wakaf hak sirkuit terpadu ditiadakan karena keterbatasan bahanliteratur untuk dijadikan rujukan.

B. WAKAF HAK CIPTA

227 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, pasal 1, point 1. 228 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 1, point 3. 229 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 3, ayat1. 230 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 3, ayat 2. 231 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 12, ayat 1. Dalam undang-undang dijelaskan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 227 Sedangkan ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. 228 Dalam hukum perdata, benda dibedakan dari beberapa segi ber- dasarkan kepentingan-kepentingan tertentu: 1 benda bergerak, dan 2 benda tidak bergerak. Pada awalnya, pembagian benda tersebut ditujukan pada benda yang berwujud secara fisik.Akan tetapi, perkembangan mengenai objek kepemilikan sedemikian pesat sehingga hak cipta juga harus ditempatkan dalam pembagian benda-benda tersebut. Dalam undang-undang ditetapkan bahwa: Pertama, hak cipta ter- masuk dianggap sebagai benda bergerak. 229 Kedua, hak cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruhnya atau sebagiannya dengan cara: 1 pewarisan, 2 hibah, 3 wasiat, 4 perjanjian tertulis, dan 5 sebab- sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. 230 Dilihat dari sebab-sebab pengalihan hak cipta, wakaf hak cipta terjadi karena pengalihan wakaf yang dalam pasal tersebut termasuk sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Ciptaan yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan adalah 1 buku, program komputer, pamplet, perwajahan lay out, karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; 2 ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; 3 alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; 4 lagu atau musik dengan atau tanpa teks; 5 drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; 6 seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan; 7 arsitektur; 8 peta; 9 seni batik; lo fotografi; 11 sinematografi; 12 terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data-base, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. 231 Wakaf hak cipta dengan sendirinya termasuk wakaf 232 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 29, ayat 1. 233 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 30, ayat 1. 234 K.H. Abdul Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan: Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama “u abaya: PP. Rabithah Ma hadil Isla iyah da DI a ika P ess. , hl . 5 . 235 Muhammad Syatha al-Dimyathi, I’a at al-Thalibin Semarang: Thaha Putra. T.Th., juz III, hlm. 223. muaqqatjangka waktunya terbatas karena jangka waktu hak cipta dibatasi oleh undangundang.Pertama, jangka waktu hak cipta yang berupa: 1 buku, pamplet, dan semua hasil karya tulis lain; 2 drama atau drama musikal, tari, koreografi; 3 seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan; 4 seni batik; 5 lagu atau musik dengan atau tanpa teks; 6 arsitektur; 7 ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; 8 alat peraga; 9 peta; 10 terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai; adalah selama pencipta masih hidup, dan terns berlangsung , hingga 50 lima puluh tahun setelah penciptanya meninggal. 232 Kedua, jangka waktu hak cipta berupa: 1 program komputer, 2 sinemat0grafi, 3 fotografi, 4 database, dan 5 karya hasil pengalihwujudan; berlaku selama 50 lima puluh tahun sejak pertama kali diterbitkandiumumkan. 233 Hak cipta merupakan salah satu masalah fikih kontemporer yang sudah direspons ulama.Sepanjang literatur yang dapat ditelusuri, fatwa mengenai hak cipta telah ditetapkan oleh Bahtsul Masail NU dan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Muktamar NU ke-28 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta 25-28 November 1998 26-29 Rabiul Akhir 1410 H. menetapkan 23 keputusan yang salah satunya adalah kedudukan hak cipta dalam konteks pembagian harta pusaka: apakah hak cipta dapat berkedudukan sebagai tirkat harta peninggalan atau tidak, dan apakah ia harus dikeluarkan zakatnya? Bahtsul Masail NU menetapkan bahwa hak cipta dalam hukum waris dapat dijadikan harta peninggalan. Adapun kaitannya dengan zakat, Bahtsul Masail NU menetapkan bahwa hak cipta sama dengan harta biasa. 234 Bahtsul Masail NU menjadikan empat kitab fildh sebagai argumen: al-Qalyubi wa al`Umayrat, I`dnat al-Thdlibin, Futuhat al- Wahdb, dan Hdsiyatl`dnat. Yang menarik adalah pengakuan Muhammad Syatha al-Dimyathi yang mengatakan bahwa harta peninggalan adalah apa yang ditinggalkan oleh mayat, baik berupa harta maupun berupa hak. 235 236 PBNU, Hasil-Hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama Jakarta: “ek eta iat PBNU da Laj ah Ta lifah Nasy : 8 , hl . -30. 237 Keputusan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Hak Cipta, t.d. Keputusan Bahtsul Masail NU tentang hak cipta yang pertama berkenaan dengan kedudukan hak cipta sebagai harta peninggalan dan kewajiban mengeluarkan zakat hak cipta. Akan tetapi, Bahtsul Masail NU tidak menetapkan kadar atau nishabdari zakat hak cipta dan persentase harta yang harus dikeluarkan sebagai zakat. Pada-tanggal 17-21 November 1997, NU menyelenggarakan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat Salah satu keputusannya adalah fatwa tentang hak cipta. Bahtsul Masail NU menetapkan bahwa: 1 hak cipta dilindungi oleh hukum Islam sebagai hak milik dan dapat menjadi harta peninggalan bagi ahli warisnya; 2 hukum mencetak dan menerbitkan karya tulis pihak lain adalah boleh selama ada izin dari pemilik hak, pengarang, penulis, ahli waris, atau yang menguasai hak cipta tersebut; 3 apabila pemilik hak, pengarang, penulis, ahli waris, atau yang menguasai hak cipta tersebut sudah tidak ada, karya tulis tersebut menjadi milik umat Islam. 236 Dengan memperhatikan keputusan Bahtsul Masail NU tersebut diketahui bahwa kedudukan hak cipta adalah sebagai hak milik yang hukumnya sepadan dengan benda milik. Pada tanggal 18 Januari 2003 14 Zulgadah 1423 H., Komisi Fatwa MUI mengeluarkan fatwa Nomor 1 Tahun 2003 tentang Hak Cipta. Dalam konsiderans fatwa MUI tentang hak cipta yang menjadi pertimbangan sosial adalah 1 pelanggaran hak cipta pada tahun 2003 telah sampai pada tingkat yang sangat meresahkan dan merugikan banyak pihak, terutamapemegang hak cipta, negara, dan masyarakat; 2 ASIRI Asosiasi Industri Rekaman Indonesia mengajukan permohonan fatwa kepada MUI; 3 Komisi Fatwa MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang status hak cipta menurut hukum Islam agar dijadikan pedoman oleh umat Islam dan pihak-pihak yang memerlukannya. 237 Setelah mempertimbangkan dalil yang berupa ayat-ayat Al-Quran, hadis, kaidah fikih, pendapat ulama, pakar atau ahli, penjelasan dari pihak-pihak yang berkepentingan, dan peraturan perundang-undangan, akhimya Komisi Fatwa menetapkan bahwa: 1. Hak cipta dipandang sebagai salah satu hak kekayaan huquq maliyat yang mendapat perlindungan hukum mashun sebagai 238 Ibid. kekayaan mal. 2. Hak cipta yang dilindungi oleh hukum Islam adalah hak cipta atas ciptaan yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. 3. Hak cipta dapat dijadikan objek akad maqud alayh, baik akad pertukaran atau komersial mudwadhat, maupun akad non- komersial tabarruat, serta dapat diwakafkan dan diwariskan. 4. Setiap bentuk pelanggaran terhadap hak cipta, terutama pembajakan, merupakan kezaliman yang hukumnya adalah haram. 238 Dengan demikian, MUI merupakan ormas Islam pertama yang menghubungkan hak cipta dengan wakaf.Sementara NU telah menghu- bungkan hak cipta dengan waris.Menjadikan hak cipta sebagai objek wakaf telah mendapat dukungan secara filosofis karena didukung oleh ulama, secara yuridis diakui dan diatur dalam peraturan perundang- undangan dan secara sosiologis.Sekadar pengalaman empiris, Hanafi alm.-salah seorang dosen fakultas Syariah IAIN Sunan Gunung Djati – telah mewakafkan salah satu bukunya kepada HMI Korkom IAIN SGD sekarang HMI Cabang Kabupaten Bandung. Nasuka purnawirawan telah mewakafkan bukunya tentang teori sistem yang diterbitkan oleh Prenada Media Jakarta ke Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Wakaf hak cipta –seperti wakaf lainnya–dilakukan dengan alat bukti autentik, yaitu Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf dan sertifikatnya sertifikat hak cipta yang dibuat oleh pihak yang berwenang.Wakaf hak cipta wajib didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual untuk dimuat dalam Daftar Umum Hak Cipta. Akan tetapi, peraturan perundang-undangan belum mengatur mengenai pihaklembagainstansi yang berwenang menerbitkan sertifikat hak cipta.Wakaf hak cipta dapat dilakukan secara mutlak tanpa ditentukan pihak yang berhak mendapat manfaat dari wakaf tersebut dan juga secara muqayyad pihak wakif menentukan pihak yang berhak mendapat manfaat dari wakaf tersebut. Aspek ekonomi dari wakaf hak cipta adalah pencipta berhak menerima imbalan berupa honorroyalti karena penerbitan atau penggandaan ciptaannya dalam jumlah tertentu untuk kepentingan 239 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, pasal 1, point 1. 240 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, pasal 1, point 2. 241 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, pasal 1, point 3. 242 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, pasal 1, point 4. 243 Simatupang, Aspek Hukum, hlm. 87. bisnis. Wakaf hakcipta berarti menyedekahkan manfaat hak cipta kepada pihak lain. Sementara objek hak cipta yang diwakafkan ditahan habs untuk diperbanyak dan disebarkan kepada khalayak umum oleh pihak- pihak yang diberi wewenang guna dipasarkandijual.

C. WAKAF HAK MEREK