HAK ATAS TANAH DAN WAKAF TANAH

50 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, pasal 45, ayat 1 dan 2. Hak pakai diberikan dengan jangka waktu yang tidak terbatas selama digunakan sesuai dengan peruntukannya diberikan kepada : 1 departemen, lembaga pemerintah non-departemen, dan pemerintah daerah, 2 perwakilan negara asing dan perwakilan badan internasiona, serta 3 badan keagamaan dan badan sosial. Lihat PP Nomor 40 Tahun 1996, pasal 45, ayat 3. 51 Santoso, Hukum Agraria, hlm. 120-121. 52 Ibid., hlm. 129. 53 Ibid. pemberian hak pakai adalah Kepala BPN Provinsi. Jangka waktu hak pakai menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1996 adalah 25 tahun paling lama dan dapat diperpanjang, serta dapat diperbaharui dengan tenggang waktu yang tidak ditentukan. 50 Hak pakai atas tanah hak pengelolaan adalah pengelolaan yang diberikan dengan keputusan Badan Pertanahan Nasional berdasarkan usul pemegang hak pengelolaan. Hak pakai dapat beralih dan dialihkan serta dapat dijadikan jaminan. 51 Kelima, hak sewa untuk bangunan HSUB. Hak yang dimiliki oleh seseorang atau badan hukum untuk mendirikan bangunan di atas tanah hak milik orang lain dengan membayar uang sewa dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Pemeganghaksewauntukbangunantidakdibenarkan mengalihkan haknya kepada pihak lain tanpa izin dari pemilik tanah. 52 Hak atas tanah juga dapat dibedakan dari segi sifatnya: 1 hak yang dapat beralih dan dialihkan, serta 2 hak yang tidak dapat beralih dan dialihkan. Hak-hak atas tanah yang tidak dapat beralih dan dialihkan bersifat sementara, yaitu 1 hak sewa termasuk HSUB, 2 hak gadai tanah, 3 hak usaha bagi hasil perjanjian bagi hasil, 4 hak menumpang, dan 5 hak sewa tanah pertanian. 53

D. HAK ATAS TANAH DAN WAKAF TANAH

Pada prinsipnya, tanah dibedakan menjadi dua: 1 tanah hak milik, dan 2 tanah negara. Dari segi penggunaan, tanah hak milik dapat digunakan langsung oleh pemegang hak, dan dapat juga digunakan oleh pihak lain. Dalam hal penggunaannya, apabila tanah hak milik digunakan oleh pihak lain akan melahirkan tujuh macam hak: 1 hak guna bangunan HGB, 2 hak pakai HP, 3 hak sewa untuk bangunan HSUB, 4 hak 54 Kartini Muljadi dan Gunawan DIjaya, Hak-Hak atas Tanah Jakarta: Prenada Media. 2005, cet. Ke-3, hlm. 246. 55 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 16, ayat 1. 56 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 16, ayat 2. 57 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 15. 58 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 16. gadai, 5 hak usaha bagi hasil, 6 hak menumpang, dan 7 hak sewa tanah pertanian. Sementara apabila tanah negara digunakan oleh pihak lain akan melahirkan dua macam hak: 1 hak guna usaha HGU, dan 2 hak pakai. 54 Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 ditetapkan bahwa benda yang dapat diwakafkan dibedakan menjadi dua: 1 wakaf benda tidak bergerak, dan 2 wakaf benda bergerak. 55 Benda wakaf yang termasuk benda tidak bergerak mencakup: 1 hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah maupun yang belum terdaftar; 2 bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah yang diwakafkan; 3 tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; 4 hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5 benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 56 Dalam peraturan pemerintah ditetapkan bahwa secara umum, objek wakaf dibedakan menjadi tiga: 1 benda tidak bergerak yang berupa tanah, bangunan, tanaman, dan benda lain yang terkait dengan tanah; 2 benda bergerak selain uang; 3 benda bergerak berupa uang. 57 Benda tidak bergerak yang berupa tanah dan bangunan meliputi 1 hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, baik yang sudah maupun yang belum terdaftar; 2 bangunan atau bagian dari bangunan yang berdiri di atas tanah; 3 tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; 4 hak milik atas suatu rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; 5 benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan. 58 Hak atas tanah yang dapat diwakafkan adalah 1 hak milik atas tanah, baik yang sudah maupun yang belum terdaftar; 2 hak guna bangunan, hak guna usaha, atau hakpakai di tanah negara; 3 hak guna 59 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 17, ayat 1. 60 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 2. 61 Pemerintahan desa atau sebutan lain yang setingkat dengannya. Setelah reformasi, sebuan bagi pemerintahan desa tidaklah seragam seperti pada orde sebelumnya. Beberapa daerah mencoba menghidupkan kembali institusi tradisional-lokal yang telah berurat berakar di masyarakat. Di Majalengka, kepala desa disebut kuwu; di Sumatera Barat dihidupkan kembali Nagari; dan di Aceh dihidupkan kembali Kepala Gampung. 62 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 3. 63 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 17, ayat 3. 64 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 1. 65 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 21. bangunan atau hakpakai di atas hak pengelolaan atau hak milik, wajib mendapat izin tertulis pemegang hak pengelolaan atau hak milik, 4 hak milik atas satuan mmah susun. 59 Benda wakaf tidak bergerak yang berupa hak atas tanah dapat diwakafkan berikut bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. 60 Sementara wakaf hak atas tanah yang diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, BUMNBUMD, atau pemerintahan desa, 61 wajib mendapat izin dari pejabat yang berwenang. 62 Syarat-syarat wakaf hak atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai di atas tanah negara adalah bahwa hak- hak tersebut wajib dimiliki dan dikuasai oleh wakaf secara sah, serta bebas dari segala sitaan, perkara, sengketa, dan tidak dijaminkan. 63

E. WAKAF TANAH SECARA MUAQQAT