WAKAF HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

289 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, pasal 1, point 1. 290 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 1, point 2. 291 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 6, ayat 1. 292 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 6, ayat 3. dimilildnya kepada pihak lain guna membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan atau mengedarkan barang yang di dalamnya terdapat seluruh atau sebagian desain yang telah diberi hak desain tata letak sirkuit terpadu. Dengan demikian, hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah objek wakafnya.Sedangkan manfaat wakafnya berupa keuntungan dan atau jasa yang diperoleh dari pembuatan, pemakaian, penjualan, dan pengedaran barang yang di dalamnya terdapat seluruh atau sebagian desain yang telah diberi hak desain tata letak sirkuit terpadu.

H. WAKAF HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

Dalam mempelajari wakaf hak perlindungan varietas tanaman, kiranya konsep-konsep yang berkaitan dengan hak perlindungan varietas tanaman perlu dijelaskan terlebih dahulu, yaitu 1 perlindungan varietas tanaman, 2 hak perlindungan varietas tanaman, 3 lingkup varietas tanaman, 4 lisensi, dan 5 royalti. Perlindungan varietas tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. 289 Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia dan atau pemegang hakpihak lain yang mendapat izin dari pemulia. 290 Pemegang hak perlindungan varietas tanaman memiliki hak untuk menggunakan sendiri haknya, dan membedakan persetujuan kepada pihak lain untuk menggunakannya. 291 Hak atas perlindungan varietas tanaman mencakup kegiatan: 1 memproduksi atau memperbanyak benih, 2 menyiapkan untuk tujuan propaganda, 3 mengiklankan, 4 menawarkan, 5 menjual atau memperdagangkan, 6 mengekspor, 7 mengempor, dan 8 mencadangkan. 292 Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau 293 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 1, point 3. 294 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 1, point 13. 295 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 1, point 14. 296 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 1, point 15. 297 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 4. 298 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 1, ayat 1. 299 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 8, ayat 2. 300 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 40, ayat 1. kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan tidak mengalami perubahan jika diperbanyak. 293 Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak perlindungan varietas tanaman kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan seluruh atau sebagian hak perlindungan varietas tanaman. 294 Dalam Undang Undang tentang Perlindungan Varietas Tanaman dikenal juga lisensi wajib, yaitu izin yang diberikan oleh pemegang hak perlindungan varietas tanaman kepada pemohon berdasarkan putusan Pengadilan Negeri. 295 Royalti adalah kompensasi bernilai ekonomis yang diberikan kepada pemegang hak perlindungan varietas tanaman karena pemberian lisensi. 296 Wakaf hak perlindungan varietas tanaman termasuk wakaf mu aggat jangka waktu tertentu sebab perlindungan hak perlindungan varietas tanaman dibatasi jangka waktunya oleh undang- undang.Perlindungan varietas tanaman semusim adalah 20 dua puluh tahun, sedangkan perlindungan varietas tanaman tahunan adalah 25 tahun. 297 Dalam undang-undang tidak ditentukan perpanjangan waktu perlindungan varietas tanaman. Pemegang hak perlindungan varietas tanaman berhak untuk mendapatkan imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari varietas tanaman yang dilindungi. 298 Imbalan tersebut dapat dibayarkan: 1 dalam jumlah tertentu dan sekaligus; 2 berdasarkan persentase; 3 dalam bentuk gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligusdengan hadiah atau bonus; atau 4 dalam bentuk gabungan antara persentase dengan hadiah atau bonus, yang besarnya ditetapkan oleh para pihak berdasarkan kesepakatan. 299 Hak perlindungan varietas tanaman dapat beralih atau dialihkan dengan: 1 pewarisan, 2 wasiat, 3 hibah, 4 perjanjian tertulis, atau 5 sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang- undangan. 300 Seperti hak yang bersifat ekonomi lainnya, hak perlindungan varietas tanaman dapat dialihkan dengan cara diwakafkan 301 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 40, ayat 2 dan 3. 302 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, pasal 8, ayat 1 dan 2. 303 Lihat konsiderans sosiologis fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1MUNAS VIIMUI52005 disebut Hak Kekayaan Intelektual HKI. karena wakaf merupakan sebab pengalihan hak perlindungan varietas tanaman yang dibenafkan oleh peraturan perundang-undangan. Wakaf hak perlindungan varietas tanaman termasuk pengalihan. Pengalihan hak perlindungan varietas tanaman harus: 1 menyertakan dokumen tentang pengalihan hak Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh PejabatPembuat Akta Ikrar Wakaf, dan 2dicatat pada Kantor Perlindungan Varietas Tanaman. 301 Pemegang hak perlindungan varietas tanaman berhak mendapat imbalan royalti yang layak jika hak tersebut diizinkan untuk dijalankan oleh pihak lain guna: 1 memproduksi atau memperbanyak benih, 2menyiapkan untuk tujuan propaganda, 3 mengiklankan, 4 menawarkan, 5 menjual atau memperdagangkan, 6 mengekspor, 7 mengimpor, dan 8 menyimpan sebagai cadangan. Pemegang hak perlindungan varietas tanaman dapat mewakafkan haknya kepada pihak lain. Aspek ekonomi bisnis dari hak perlindungan varietas tanaman adalah imbalanroyalti dimaksud. 302 Dengan demikian, hak perlindungan varietas tanaman adalah benda wakaf yang termasuk benda bergerak yang tidak berwujud.Imbalannya disedekahkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya.

I. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG HAKI

Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1MUNAS VIIMUI52005 disebut Hak Kekayaan Intelektual HKI.Fatwa tersebut ditetapkan atas permohonan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan MIAP, dengan alasan bahwa pelanggaran terhadap Hak Kekayaan Intelektual telah meresahkan, merugikan, dan membahayakan banyak pihak, terutama pemegang hak, negara, dan masyarakat. 303 Dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia ditetapkan bahwa yang termasuk Hak Kekayaan Intelektual HKI adalah 1 hak perlindungan varietas tanaman, 2 hak rahasia dagang, 3 hak desain industri, 4 hak desain tata letak terpadu, 5 hak paten, 6 hak merek, dan 7 hak 304 Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Munas VII Majelis Ulama Indonesia Jakarta: Majelis Ulama Indonesia. 2005, cet. ke-3, hlm. 11-15. cipta. 304 Pengertian tujuh macam hak yang tercakup dalam Hak Kekayaan Intelektual sama dengan penjelasan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai pengertian dan.hak-hak lain yang menyertainya tidak akan dijelaskan, tetapi yang akan dijelaskan adalah pertimbangan hukum secara yundis yang terdiri atas ayat-ayat Al-Quran, hadis, kaidah filch, dan pendapat ulama, serta ketentuan hukum yang ditetapkannya. Dalam fatwa tentang Hak Kekayaan Intelektual HKI, Majelis Ulama Indonesia menjadikan empat ayat Al-Quran sebagai dalil: 1 QS. An-Nisaa 4: 9, 2 QS. Al-Bagarah 2:188 tentang cegahan memakan harta dengan cara yang bathil, 3 QS. Al-Syuara 26: 183 tentang perintah agar tidak merugikan pihak lain dan berbuat kerusakanfasad, dan 4 QS. Al-Bagarah 2: 79 tentang cegahan berlaku tidak adilzalim. Dari empat ayat Al-Quran tersebut tergambar bahwa pelanggaran terhadap Hak Kekayaan Intelektual termasuk perbuatan bathil, merugikan, fasad, dan zalim. Hadis yang dijadikan dasar pertimbangan fatwa dibedakan menjadi dua: Pertama, hadis tentang harta kekayaan: 1 hadis dari Imam Bukhari yang menyatakan bahwa Nabi saw. bersabda, Barang siapa meninggalkan harta, maka harta itu untuk ahli warisnya. Dan Barang siapa yang meninggalkan keluarga dalam keadaan miskin, maka serahkanlah kepadaku 2hadisriwayat al-Tirmizi yang menyatakan bahwa Nabi saw. bersabda, Sesungguhnya jiwa dan hartamu dilindungi; dan 3 hadis riwayat al-Tirmizi yang menyatakan bahwa Nabi saw. bersabda, Diharamkan bagi umatIslam untuk memanfaatkan harta orang lain tanpa kerelaan dari pemiliknya. Kedua, hadis tentang cegahan berbuat zahm dan membahayakan: 1 hadis riwayat Muslim termasuk hadis qudsi yang substansinya Allahmelarang umat manusia berbuat zalim dan atau saling menzalimi, 2 hadis riwayat Bukhari yang substansinya Nabi saw. melarang umat Islam saling menzalimi dan atau saling menghina, dan 3 hadis riwayat Ibn Majah yang substansinya Nabi saw. melarang umat manusia membahayakan diri sendiri dan membahayakan pihak lain. Kaidah fikih yang dijadikan dasar pertimbangan berjumlah empat buah: 1 kaidah keharusan menghilangkan sesuatu yang membahayakan, 2 kaidah keharusan mendahulukan penghindaran 305 Fathi al-Duraini, Haqq al-Ibtikar fi al-Fiqh al-Islami al-Muqaran Bei ut: Mu assah al-Risalah. 1984, hlm. 20. 306 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh Beirut: Dar al-Fikr al- Mu ash : 8 , ol. IV, hl . 8 . 307 Al-sayyid al-Bakri, I’a at al-Thalibin Semarang: Thaha Putra. 1998, vol. III. Hlm. 223 mudarat atas perolehan maslahat, 3 kaidah yang menyatakan bahwa setiap yang timbul dari yang haram adalah haram, dan 4 kaidah cegahan memanfaatkan harta milik pihak lain tanpa izin. Pendapat ulama yang dijadikan dasar fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Hak kekayaan Intelektual HKI adalah: 1 Keputusan Majma` alFiqh al-Islami Nomor 43 55 Mutamar V 1988 M tentang al- Huquq alManawiyah. Dalam keputusan tersebut ditegaskan bahwa: a merek dagang dan ciptaan termasuk hasil kreasi yang dilindungi bagi pemiliknya, dan memunyai nilai ekonomis yang diakui sebagai kekayaan; b pemilik hak nama dagang, alamat dan mereknya, serta hak cipta, berhak memberikan lisensi kepada pihak lain untuk memanfaatkan haknya yang disertai dengan imbalan nilai ekonomis dengan syarat terhindar dari ketidakpastian, ketidakjelasan, dan kesamaran garar; c hak cipta termasuk benda yang tidak berwujud yang dilindungi syara` yang tidak boleh dilanggar. 2 Fathi al-Duraini menegaskan bahwa mayontas Mama mazhab Malild, Syafi`i, dan Hanbali berpendapat bahwa hak cipta termasuk harta yang berhargabernilai secara ekonomi mutaqawwim. 305 3 Wahbah Zuhaili menegaskan bahwa mencetak ulangmengopi buku tanpa izin termasuk pelanggaran dan kejahatan, termasuk maksiat yang menimbulkan dosa, dan termasuk pencunan yang mengharuskan ganti rugi bagi pemegang haknya. 306 4 Pengakuan ulama bahwa hak termasuk tirkah benda wansan yang dapat dibagikan. 307 Setelah menjelaskan ayat Al-Quran, hadis, kaidah fikih, dan pen- dapat ulama, serta definisi satu persatu atas tujuh bidang yang termasuk Hak Kekayaan Intelektual HKI, Majelis Ulama Indonesia menetapkan: Pertama, Hak Kekayaan Intelektual HKI termasuk hak kekayaan huquq maliyah yang dilindungi sama dengan kekayaan biasa yang berwujud. Kedua, Hak Kekayaan Intelektual HKI yang mendapat perlindunganadalah yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.Ketiga, Hak Kekayaan Intelektual HKI dapat dijadikan objek akad, baik akad mu awadhah komersial maupun akad tabarru at nonkomersial, serta dapat diwakafkan pen. dan diwariskan.Keempat, setiap bentuk pelanggaran terhadap Hak Kekayaan Intelektual HKI merupakan kezaliman dan hukumnya adalah haram.Keputusan tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Juli 2005 M. Hal yang paling penting dari fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Hak Kekayaan Intelektual HKI yang relevan dengan penelitian ini 308 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf diundangkan pada tanggal 27 Oktober 2004, sedangkan fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Hak Kekayaan Intelektual HKI ditetapkan pada tanggal 28 Juli 2005. Mungkin pembahasannya berbarengan, akan tetapi, secara formal, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf diundangkan lebih dahulu dibandingkan penetapan fatwa. terletak pada poin tiga, yaitu Hak Kekayaan Intelektual HKI dapatdijadikan objek akad muawadhahkomersial dan akad tabarruatnonkomersial, serta dapat diwakafkan dan diwariskan. Fatwa ini menguatkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang menetapkan bahwa Hak Kekayaan Intelektual HKI dapat diwakafkan. 308 Meskipun isi fatwa dengan isi peraturan perundang-undangan tentang Hak Kekayaan Intelektual HC sama, keberadaan fatwa diharapkan menjadi dasar kesadaran termasuk ketaatan hukum masyarakat muslim agartidak membajak atau melanggarkejahatan terhadap Hak Kekayaan Intelektual HKI. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Hak Kekayaan Intelektual HKI tidak lepas dari tujuan perlindungannya, yaitu agar setiap pihak terpacu untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas guna kepentingan masyarakat secara luas, seperti dijelaskan dalam ketentuan umum fatwa tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Faktor-faktor kemunduran peran kelembagaan wakaf Indonesia meliputi: Faktor policy, faktor hukum, faktor budaya, faktor kelembagaan dan kroupsi.