WAKAF TANAH SECARA MUAQQAT

59 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 17, ayat 1. 60 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 2. 61 Pemerintahan desa atau sebutan lain yang setingkat dengannya. Setelah reformasi, sebuan bagi pemerintahan desa tidaklah seragam seperti pada orde sebelumnya. Beberapa daerah mencoba menghidupkan kembali institusi tradisional-lokal yang telah berurat berakar di masyarakat. Di Majalengka, kepala desa disebut kuwu; di Sumatera Barat dihidupkan kembali Nagari; dan di Aceh dihidupkan kembali Kepala Gampung. 62 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 3. 63 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 17, ayat 3. 64 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 1. 65 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 21. bangunan atau hakpakai di atas hak pengelolaan atau hak milik, wajib mendapat izin tertulis pemegang hak pengelolaan atau hak milik, 4 hak milik atas satuan mmah susun. 59 Benda wakaf tidak bergerak yang berupa hak atas tanah dapat diwakafkan berikut bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. 60 Sementara wakaf hak atas tanah yang diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, BUMNBUMD, atau pemerintahan desa, 61 wajib mendapat izin dari pejabat yang berwenang. 62 Syarat-syarat wakaf hak atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai di atas tanah negara adalah bahwa hak- hak tersebut wajib dimiliki dan dikuasai oleh wakaf secara sah, serta bebas dari segala sitaan, perkara, sengketa, dan tidak dijaminkan. 63

E. WAKAF TANAH SECARA MUAQQAT

Pada prinsipnya, wakaf tanah hanya dapat dilakukan secara muabbaduntuk selama-lamanya sebab dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 ditetapkan bahwa benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat diwakaflcanuntukjangkawaktu selama lamanya Akantetapi, wakaf hakatas tanah yang berupahak gunabangunan dan hak guna pakai di atas hak pengelolaan atau hak muboleh dilakukan dal am jangka waldu tertentu muaqqat. 64 Pertama,-dalam kaitannya dengan wakaf, hak guna bangunan perlu diperhatikan dari segi asalnya. Berdasarkan asal-usul tanah, hak guna bangunan dibedakan menjadi tiga: 1 hak guna bangunan atas tanah negara; 2 hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan, dan 3 hak guna bangunan atas tanah hak milik. 65 66 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 17, ayat 1. 67 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 1. 68 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 18, ayat 1. 69 Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Ha katas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, pasal 1, point 1. 70 Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999, pasal 67, ayat 1. 71 Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999, pasal 68, ayat 2, 2e. 72 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, pasal 41, ayat 1. Tiga macam hak guna bangunan dari segi asal-usulnya dapat diwakafkan menurut peraturan perundang-undangan. 66 Hanya saja, wakaf hak guna bangunan di atas tanah negara hanya boleh dilakukan seam mu abbad untuk selama-lamanya. 67 Sementara wakaf hak guna bangunan di atas hak pengelolaan, dan wakaf hak guna bangunan di atas hak milik boleh dilakukan secara muaqqat dalam jangka waktu tertentu. 68 Sebelum menjelaskan wakaf hak guna bangunan di atas hak pengelolaan HPL, kiranya hak pengelolaan yang dimaksud perlu dijelaskan terlebih dahulu. Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. 69 Subjek atau pemegang hak pengelolaan dapat berupa: 1 instansi pemerintah termasuk pemerintah daerah, 2 Badan Usaha Milik Negara; 3 Badan Usaha Milik Daerah, 4 PT Persero, 5 badan otoritas, dan 6 badan-badan hukum pemerintah lainnya yang ditunjuk pemerintah. 70 Secara umum, status tanah yang dibebani hak pengelolaan adalah tanah negara. 71 Dengan demikian, tanah negara dapat dibebani hak pengelolaan. Hak pengelolaan dapat dibebani hak guna bangunan. Hak guna bangunan di atas hak pengelolaan dapat diwakafkan secara muaqqat. Dengan demikian, instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, PT Persero, badan otoritas, dan badan-badan hukum pemerintah.lainnya yang ditunjuk pemerintah, dapat mewakafkan –untuk sementara waktu– sebagian hak yang dimilikinya yang berupa hak pengelolaan. Kedua, objek wakaf yang dapat dilakukan secara muaqqatadalah hak pakai, yaitu hak untuk menggunakan danatau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. Yang memberi wewenang dan kewajiban ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan perjanjian dengan pemiliknya yang bukan perjanjian sewa atau pengolahan tanah. 72 73 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, pasal 41, ayat 1. 74 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, pasal 45. 75 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, pasal 49, ayat 1. 76 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, pasal 49, ayat 2. 77 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, pasal 53. 78 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, pasal 54, ayat 3. Subjek hak pakai adalah 1 warga negara Indonesia; 2 badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia; 3 departemen, lembaga pemerintah non-departemen, dan pemerintah daerah; 4 badan-badan kegamaan dan sosial; 5 orang asing yang berkedudukan di Indonesia; 6 badan hukum asing yang memunyai perwakilan di Indonesia; dan 7 perwakilan negara asing dan perwakilan badan internasional. 73 Jangka waktu hak pakai dibedakan menjadi dua: 1 hak pakai di atas tanah negara dan tanah hak pengelolaan, dan 2 hakpakai di atas tanah hakmilik. Jangka waktu hak pakai di atas tanah negara dan tanah hak pengelolaan adalah 25 tahun, dapat diperpanjang dan juga dapat diperbarui; 74 sedangkan jangka waktu hak pakai di atas hak milik paling lama 25 tahua dan tidak dapat diperpanjang. 75 Akan tetapi, kesepakatan antara pemegang hak pakai dengan pemegang hak milik dapat dijadikan dasar untuk memperbarui hak pakai yang baru dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dan hak tersebut wajib didaftarkan. 76 Hak pakai atas tanah hak pengelolaan dapat beralih dan dialihkan serta dapat dijadikan jaminan. 77 Pengalihan hak pakai atas hak pengelolaan terjadi dengan cara: 1 jual-beli, 2 tukar-menukar, 3 penyertaan dalam modal, 4 hibah, dan 5 pewarisan. 78 Dari segi pengalihan, hak pakai memang dapat diwakafkan dalam jangka waktu tertentu mengingat hak tersebut merupakan hak ikutan tabaiyah, bukan hak pokok ashliyyah. Jika jangka waktu hak pakai berakhir, hukum wakaf yang mengikutinya juga berakhir.

F. POSISI TANAH WAKAFDAN ALTERNATIF JENIS USAHA