Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis.Sebagai makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada didalam proses menjadi to be, manusia memerlukan kebebasan.Hanya dengan kebebasan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi dewasa . Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia dewasa, yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas pilihannya sendiri. Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka akan selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan belajar yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu perubahan di dalam diri individu, dari tidak tahu menjadi tahu, dan seterusnya. Perubahan yang dimaksud adalah menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya. Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadi manusia kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan juga merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi. 1 1 H.M.Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997.h.21 2 Sehingga dengan pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia berkualitas dan berwawasan yang dapat membentuk peradaban manusia yang bermanfaat. Dengan pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan. Karena Tuhan memberikan potensi kepada manusia berupa akal dan dengan akal tersebut manusia dapat menerima ilmu pengetahuan. Untuk mampu menjalankan peranan ini manusia perlu pengembangan kemampuan yaitu melalui proses pembinaan. Proses pembinaan ini disebut sebagai pendidikan. Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Salah satunya adalah tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, seperti yang tertera pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Untuk memenuhi tujuan pendidikan, terdapat jalur-jalur pendidikan seperti pendidikan formal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang merupakan sistem yang terarah, berencana dan berjenjang yang mengemban amanat bangsa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam dunia pendidikan anak didik atau siswa adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar mengajar, siswa memilki tujuan dan cita- cita dan kemudian ingin dicapainya secara optimanl. Jadi dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana keadaannya, kemampuannya baru setelah itu menentukan komponen- 2 Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003,h. 177 3 komponen yang lain, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa. Sehingga proses belajar mengajar antara guru dengan anak didik dapat berjalan dengan baik. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar agar lebih optimal. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar, tetapi peningkatan mutu pendidikan belum seluruhnya berhasil bagaimana yang diharapkan oleh masyarakat, pemerintah maupun oleh para pendidik. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar dan mengajar. Kemudian salah satu faktor berhasil tidaknya proses belajar mengajar adalah hasil belajar yang tinggi maka bermacam-macam faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor internal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri siswa salah satunya adalah sikap. “Sikap merupakan kesediaan, reaksi atau suatu kecendrungan untuk bertindak terhadap objek sikap.Sikap memiliki tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif”. 3 “kemudian sikap mempunyai sifat yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik positif atau buruk negatif terhadap objek sikap”. 4 ”Namun sikap pun dapat berubah dari sikap yang positif menjadi sikap yang negative dan ataupun sebaliknya karena pada dasarnya sikap merupakan hasil dari proses interaksi, sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya objek sikap yang dihadapinya “. 5 Dengan demikian, bahwa terbentuk dan berubahnya sikap itu banyak dipengaruhi dirangsang oleh objek sikap baik itu lingkungan sosial maupun kebudayaan, misalnya: dunia pendidikan, keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Jadi sikap adalah hasil belajar yang dapat dibentuk maupun diubah sepanjang perkembangan hidup si individu. 3 Ikhwan Luthfi,dkk, Psikologi Sosial,Jakarta,Rineka Cipta 2009.cet ke-1, h.55 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002 h.120 5 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial h. 95 4 Menurut Sarlito WS.” Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negative”. 6 Siswa yang mempunyai sikap positif cenderung akan menampilkan tingkah laku yang menyenangi dan mempunyai perhatian yang lebih dan tekun dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang bersikap negatif akan menampilkan sikap tidak menyenangi dan tidak terdorong untuk belajar. Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang. Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi sosial lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keahalian, nilai-nilai serta partisipasi soisial. Ilmu pengetahuan sosial IPS bukanlah mata pelajaran yang beridri ssendiri, tetapi terdiri dari beberapa disipilin ilmu, yaitu, ekonomi, sosiologi, geografi.“IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagia individu, anggota masyarakat, mahluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat “ 7 . Oleh karena itu, diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sosial ini. Sedangkan perkembangan IPS akan terjadi bila disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPS. Mutu pendidikan IPS dipengaruhi oleh kualitas proses belajar-mengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar siswa baik, salah satu peran guru adalah menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa agar mau belajar dan mendapatkan hasil belajar dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan tujuan di atas sangat ideal dan mulia untuk dilaksanakan oleh setiap siswa. Pengtahuan yang mendalam mereka dapatkan dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan sikap dan 6 Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, Cet ke-9. h.100 7 H. Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam KBK, jakarta: PT Ciputat press, 2005.hal 43 5 perilaku mereka kearah yang benar dan positif. Kenyataannya menurut yang pernah penulis alami, dalam proses pembelajaran IPS ditemukan beberapa kendala seperti esensi atau substansi dalam materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal, sehingga muncul kesan bahwa belajar IPS bukan belajar tentang kenyataan hidup sehari-hari melainkan belajar sesuatu yang sangat asing serta metode yang digunakan sangat monoton yang didominasi cermah satu arah dan penyajian yang tidak relefan dengan konteks sosial siswa akibatnya siswa malas bertanya kepada guru bila menemui kesulitan dalam belajar selain itu kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS dan ketika diadakan evaluasi ringan ringan, banyak yang menunjukan ketidak mengertiannya lalu mereduksi bahwa mata sosial seperti IPS sulit dan menjenuhkan. Pada kenyataanya para siswa menganggap bahwa IPS adalah bidang studi yang sukar oleh karena itu kita harus mendorong siswa untuk belajar IPS dengan baik. Dengan mengetahui pentingnya dan bermanfaatnya mempelajari IPS diharapkan siswa mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran IPS , karena dengan sikap positif tersebut siswa akan lebih mengerti terhadap pelajaran IPS . Dengan adanya permasalahan di atas, penulis merasa tertarik dan berminat untuk menyusun skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05 KEBALEN”

B. Identifikasi Masalah