27 mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial humaniora, yang mempelajari
interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat”. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS sebagai
program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi
warga masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Apalagi
dalam penyajiannya, pelajaran IPS diberikan berdasarkan tingkat jenjang sekolah, jumlah bidang keilmuan yang dilibatkan di dalam IPS
berbeda-beda. Di tingkat sekolah dasar terdiri dari geografi, sejarah, di tingkat
sekolah lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan antropologi, di tingkat menengah atas dasar terdiri dari geografi,
sosiologi, ekonomi akuntansi, tata Negara dan pendidikan
kewarganegaraan, sedangkan di perguruan tinggi hampir seluruh bidang keilmuan sosial dilibatkan pada kerangka IPS.
Oleh karena itu peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup berpengetahuan dan kemampuan berfikir yang tinggi, melainkan harus
pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap kesejahteraan bangsa dan Negara.
Kegiatan pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik dan benar, maka guru IPS diharapkan dapat memahami serta menggunakan
metode pembelajaran IPS, sehingga sikap siswa lebih terarah dan tertarik pada mata pelajaran IPS.
3. Konsep Sikap a. Pengertian Sikap
Manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu, tetapi sikap atau attitude tersebut dibentuk
sepanjang perkembnagannya. Peranan sikap dalam kehidupan manusia berperan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka
28 sikap itu akan turut menentukan tingkah lakunya terhadap objek-objek
sikapnya. Adanya sikap menyebabkan bahwa manusia akan bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Pengertian sikap menurut
pendapat para ahli psikologi sebagai berikutnya: a. Menurut Louis Thurstone, Rensis Liket dan Charles
Osgood pengertian sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu
objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau
tidak memihak unfavorable pada objek tersebut. Secara
lebih spesifik.
Thurstone sendiri
memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis.
25
b. Menurut Gerung Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari
tingkah laku seseorang. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas.
Akan tetapi
berupa kecenderungan tingkah laku. Jadi sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
tersebut.
26
c. Menurut Jalaluddin Rakhmat Sikap
adalah kecenderungan
bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi
objek, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.
27
d. Menurut Thursthoen dalam Walgito “Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang
terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek”.
e. Berkowitz, dalam Azwa Menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah
perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksirespon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai
reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang like atau tidak senang dislike,
25
Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,Jakarta: Rineka Cipta 2009.cet ke-1.h.57
26
H. Sunarto, B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta, Renika Cipta 1999. Cet ke-1.h.170
27
H.M.Alisuf Sobri,Psikologi Pendidikan , Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.h.39
29 menurut dan melaksanakan atau menjauhi menghindari
sesuatu.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk
menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam
menghadapi suatu objek. Struktur sikap siswa terhadap konselor guru terdiri dari tiga
komponen yang terdiri atas: 1. Komponen kognitif
Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan tentang objek. Hal tersebut berkaitan dengan
bagaimana orang mempersepsi objek sikap. 2. Komponen afektif
Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa
senang atau tidak senang terhadap objek, rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.. komponen ini menunjukkan ke arah
sikap yaitu positif dan negatif. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap,
secara umum komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi
seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.
3. Komponen konatif Komponen ini merupakan kecenderungan seseorang untuk
bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang
membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling
30 berhubungan dan tergantung satu sama lain. Saling ketergantungan
tersebut apabila seseorang menghadapi suatu objek tertentu, maka melalui komponen kognitifnya akan terjadi persepsi pemahaman
terhadap objek sikap. Hasil pemahaman sikap individu mengakui dapat
menimbulkan keyakinan-keyakinan tertentu terhadap suatu objek yang dapat berarti atau tidak berarti. Dalam setiap individu akan
berkembang komponen afektif yang kemudian akan memberikan emosinya yang mungkin positif dan mungkin negatif. Bila
penilaiannya positif akan menimbulkan rasa senang, sedangkan penilaian negatif akan menimbulkan perasaan tidak senang.
Akhirnya berdasarkan penilaian tersebut akan mempengaruhi konasinya, melalui inilah akan mendapat diketahui apakah individu
ada kecenderungan bertindak dalam bertingkah laku, baik hanya secara lisan maupun bertingkahlaku secara nyata.
Katz menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi instrumental Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap
merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana
dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap
positif terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang
akan bersikap negatif terhadap objek sikap tersebut. Fungsi ini juga disebut fungsi manfaat, yang artinya sampai sejauh mana manfaat
objek sikap dalam mencapai tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil seseorang akan
dapat menyesuaikan diri secara baik terhadap sekitarnya.
31 2. Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap diambil seseorang
pada waktu orang yang bersangkutan terancam dalam keadaan dirinya atau egonya, maka dalam keadaan terdesak sikapnya dapat
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego. 3. Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya.
Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dan dapat menunjukkan keadaan dirinya. Dengan
mengambil nilai sikap tertentu, akan dapat menggambarkan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
4. Fungsi pengetahuan Fungsi ini mempunyai arti bahwa setiap individu
mempunyai dorongan untuk ingin tahu. Dengan pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu,
akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap
tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut objek sikap yang bersangkutan. Proses timbulnya
atau terbentuknya sikap dapat dilihat pada bagan sikap berikut ini: FaktorInternal : Fisiologis, Psikologis,dan Objek Sikap.
FaktorEksterna: Pengalaman,Situasi,Norma-norma, Hambatan,dan Pendorong .
Dari uraian defenisi di atas tentang sikap terdapat adanya kesamaan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan
kecenderungan untuk bereaksi berprilaku yang terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek yang dapat beerupa benda, ide, orang dan
sebagainya. Sikap ini dapat pula bersifat positif, dan dapat pula bersifat negative. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah
32 mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan
dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
Sikap memiliki komponen-komponen yang terstruktur yang telah didefinisikan oleh para ahli.
David O. Sear dkk mengatakan sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang
bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif, dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruh
kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek.
Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilian. Komponen
perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek.
28
Definisi sikap di atas merupakan struktur sikap yang terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif. Kothandapani merumuskan ketiga komponen tersebut sebagai komponen” kognitif kepercayaan,
komponen emosional persaan, dan komponen perilaku tindakan.”
29
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki tiga komponen yang terstruktur yaitu komponen kognitif yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalaha
emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaab yang dimiliki
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif
atau komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilku yang ada dalam diri seseorang yang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
28
Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi ke- 2.h.138
29
Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,Jakarta,rineka cipta 2009.cet ke-1.h.57
33
b. Karakteristik Sikap