Faktor Risiko Stroke Hemoragik

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kasus stroke iskemik yang tertinggi adalah pada tahun 2008 yaitu 358 kasus 70,61. Sedangkan pada kasus stroke hemoragik, kasus yang tertinggi pada tahun 2009 yaitu 152 kasus 30,00.

2.5.2 Faktor Risiko Stroke Hemoragik

a. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol 1. Usia Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan akan meningkat dua kali dalam dekade berikutnya. Empat puluh persen berumur 65 tahun dan hampir 13 berumur dibawah 45 tahun Prodjodisastro, 2003. 2. Jenis Kelamin Laki-laki lebih cenderung untuk terkena stroke lebih tinggi dibandingkan wanita, dengan perbandingan 1.3:1, kecuali pada usia lanjut laki-laki dan wanita hampir tidak berbeda. Laki-lai yang berumur 45 tahun bila bertahan hidup sampai 85 tahun kemungkinan terkena stroke 25, sedangkan risiko bagi wanita hanya 20. Pada laki-laki cenderung terkena stroke iskemik sedangkan wanita lebih sering menderita perdarahan subarakhnoid dan kematiannya 2 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki Junaidi, 2011. 3. Ras Tingkat kejadian stroke diseluruh dunia tertinggi dialami oleh orang Jepang dan Cina. Menurut Broderick melaporkan orang negro Amerika cenderung mengalami stroke perdarahan intrakranial. Sedangkan orang Universitas Sumatera Utara kulit putih cenderung terkena stroke iskemik, akibat sumbatan ekstrakranial lebih banyakJunaidi, 2011. Orang kulit hitam dua kali lebih mungkin untuk memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan orang kulit putih Stroke Association, 2016. 4. Riwayat Stroke Dalam waktu 5 tahun kemungkinan akan terserang stroke kembali sebanyak 35 sampai 42 Prodjodisastro, 2003. b. Faktor risiko yang dapat dikendalikan 1. Stres Pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh faktor stres pada proses aterosklerosis adalah melalui peningkatan pengeluaran hormon kewaspadaan oleh tubuh. Stres jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan kesan pada tubuh adanya keadaan bahaya sehingga direspon oleh tubuh secara berlebihan dengan mengeluarkan hormon-hormon yang membuat tubuh waspada seperti kortisol, katekolamin, epinefrin, dan adrenalin. Dengan dikeluarkannya adrenalin atau hormon kewaspadaan lainnya secara berlebihan akan berefek pada peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Hal ini bila terlalu keras dan sering dapat merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan terjadi plak. Junaidi, 2011. 2. Tekanan darah tinggi Hipertensi mempercepat pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan mengakibatkan penghancuran lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat proses aterosklerosis. Hipertensi berperan dalam proses Universitas Sumatera Utara aterosklerosis melalui efek penekanan pada sel endotellapisan dalam dinding arteri yang berakibat pembentukan plak pembuluh darah semakin cepat. Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya 14090 mmHg atau lebih Junaidi, 2011. Faktor ini merupakan risiko utama terjadinya stroke iskemik dan perdarahan. Sering disebut sebagai the silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Makin tinggi tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatanperdarahan otak Prodjodisastro, 2003. Stroke iskemik terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah ke otak, sedangkan stroke perdarahan terjadi karena peningkatan tekanan darah yang mendadak sedemikian rupa sehingga pembuluh darah di otak pecah karena tidak tahan menerima tekanan yang tinggi Prodjodisastro, 2003. 3. Merokok Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir 2 kali lipat. Nikotin dan karbondioksida yang ada pada rokok menyebabkan kelainan pada dinding pembuluh darah, disamping itu juga mempengaruhi komposisi darah sehingga mempermudah terjadinya proses gumpalan darah stroke iskemik Prodjodisastro, 2003. 4. Peminum alkohol Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan Universitas Sumatera Utara dan tekanan darah, dapat meruak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain-lain. Semua ini mempermudah terjadinya stroke prodjodisastro, 2003. Bila minum banyak alkohol yaitu lebih dari 60 gram sehari maka akan meningkatkan risiko stroke. Alkohol merupakan racun pada otak dan pada tingkatan yang tinggi dapat mengakibatkan otak berhenti berfungsi Junaidi, 2011. 5. Aktivitas fisik rendah Aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah dan gula darah, meningkatkan kadar kolestrol HDL, dan menurunkan kolestrol LDL, menurunkan berat badan, mendorong berhenti merokok. Hidup secara aktif dapat membantu tubuh mengontrol berat bdan serta mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Olahraga rutin tidak hanya membentuk kemampuan sistim kardivaskuler namun juga membangun kemampuan untuk mengatasi stres baik fisik maupun psikisemosional. Olahraga rutin mampu menghilangkan lemak darah, gula, kolestrol, menurunkan tekanan darah tinggi dan obesitas Junaidi, 2011. 6. Kencing manis Diabetes melitus Kencing manis menyebabkan kadar lemak darah meningkat karena konversi lemak tubuh yang terganggu. Bagi penderita diabetes peningkatan kadar lemak darah sangat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Diabetes mempercepat terjadinya aterosklerosis baik pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar di seluruh pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak dan jantung. Kadar Universitas Sumatera Utara glukosa darah yang tinggi pada stroke akan memperbesar meluasnya area infark sel mati karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme glukosa yang dilakukan secara anaerob oksigen sedikit yang merusak jaringan otak. Peningkatan risiko stroke pada pasien diabetes diduga karena hiperinsulinemia, peningkatan kadar trigliserida total, kolestrol HDL turun, hipertensi dan gangguan toleransi glukosa, serta berkurangnya fungsi vasodilatasi arteriol serebral Junaidi, 2011. 7. Obesitas Kegemukan Obesitas atau kegemukkan dapat meningkatkan kejadian stroke terutama bila disertai dengan dislipidemia dan atau hipertensi, melalui preoses aterosklerosis. Obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya stroke lewat efek snoring atang mendengkur dan sleep apnes, karena terhentinya suplai oksigen secara mendadak di otak. Kegemukan juga membuat seseorang cenderung mempunyai tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko terjadinya penyakit kencing manisdiabetes, juga meningkatkan produk sampingan metabolisme yang berlebihan yaitu oksidanradikal bebas Junaidi, 2011.

2.6 Gejala Stroke Hemoragik