trombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi trombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma
d. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler
2.10.2 Tindakan Operatif
Tujuan utama tindakan operatif adalah memperbaiki aliran darah serebral. Jenis dan makna klinis tindakan operatif terhadap stroke, yaitu Mutaqqin, 2008:
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher b.
Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh klien TIA
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
2.11 Pencegahan Stroke Hemoragik
2.11.1 Pencegahan Primer
Langkah pertama dalam mencegah stroke adalah dengan memodifikasi gaya hidup dalam segala hal, memodifikasi faktor risiko dan kemudian bila
dianggap perlu baru dilakukan terapi dengan obat untuk mengatasi penyakit dasarnya. Menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan yang sehat, istirahat
cukup, mengelola stres, mengurangi kebiasaan yang dapat merugikan tubuh seperti merokok, makan berlebihan, makanan yang banyak mengandung lemak
jenuh, kurang aktif berolahraga Junaidi, 2011. Pencegahan primer stroke yaitu Pudiastuti, 2011:
Universitas Sumatera Utara
a. Mengontrol terjadinya stroke dengan hindari merokok, hindari minum
alkohol, hindari kegemukan, hindari konsumsi garam berlebihan. b.
Mengurangi: kolestrol dan lemak dalam makanan c.
Mengendalikan: hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung misalnya fibrilasi atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik, penyakit
vaskuler aterosklerotik lainnya. d.
Menganjurkan: konsumsi gizi seimbang dan olahraga teratur minimal 3 kali seminggu selama 20-30 menit misalnya bersepeda, berenang, jalan cepat.
e. Ubah pola dan gaya hidup. Dapat dilakukan dengan pola makan yang baik
dan sehat seimbang kebutuhan antara pemasukan dan pengeluaran melakukan aktifitas fisik yang dapat membakar kalori, sikap hidup yang rilek
dan cukup istirahat, serta mengendalikan berat badan.
2.11.2 Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan untuk mencegah berlanjutnya cedera atau penyakit dari suatu kerusakan kearah ketidakmampuan. Suatu kerusakan sudah
terjadi tapi ketidakmampuan ability dapat dilakukan sedini mungkin. Pencegahan sekunder lebih diarahkan untuk mengendalikan faktor resiko,
medikamentosa, dan tindakan invasive. Kecenderungan penderita stroke hemoragik dalam keadaan koma, maka pengobatan yang akan dilakukan lebih
menjaga kondisi penderita dengan memperhatikan oksigen yang dibutuhkan cukup, menjaga tekanan dan komposisi darah, mencegah timbulnya edema otak
dan kejang otak, serta ginajl dan gastrointestinum. Pengobatan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
secara kausal dengan memberikan obat seperti traneksamat dengan tujuan haemostatis Harsono, 2009.
2.11.3 Pencegahan Tersier