Ringkasan Teori PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

c. Pengembangan kawasan yang diprioritaskan dalam jangka waktu perencanaan, termasuk kawasan tertentu. d. Penatagunaan tanah, air, udara dan sumber daya lainnya dengan memperhatikan keterpaduan sumberdaya alam dengan sumberdaya buatan. e. Pengembangan sistem kegiatan pembangunan dan sistem pusat-pusat pelayanan permukiman perkotaan; sistem prasarana transportasi; sistem telekomunikasi, sistem energi, sistem prasarana pengelolaan lingkungan termasuk sistem pengairan. 4. Pedoman pengendalian pembangunan wilayah kotakawasan perkotaan, meliputi: a. Pedoman perijinan pemanfaatan ruangpengembangan wilayah kotakawasan perkotaan bagi kegiatan pembangunan di wilayah kotakawasan perkotaan pedoman pemberian ijin lokasi. b. Pedoman pemberian kompensasi, serta pemberian insentif dan pengenaan dis-insentif di wilayah kotakawasan perkotaan. c. Pedoman pengawasan pelaporan, pemantauan, dan evaluasi dan penertiban termasuk pengenaan sanksi pemanfaatan ruang di wilayah kotakawasan perkotaan.

2.4. Ringkasan Teori

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat ringkasannya yang mendasari sebagai variabel penelitian, sebagaimana tabel II.2 berikut: TABEL II.2 RUMUSAN KAJIAN LITERATUR PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG No Pendapat Teori Variabel A Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat 1 Keith Davis 1988 Bentuk-bentuk partisipasi meliputi : - Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. - Sumbangan spontan berupa uang dan barang. - Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari dermawan, pihak ketiga. - Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh masyarakat. - Sumbangan dalam bentuk kerja, yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli setempat. - Aksi massa - Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga desa sendiri. - Membangun proyek masyarakat yang bersifat otonom. - Konsultasi - Sumbangan uang dan barang. - Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari. - Sumbangan dalam bentuk kerja. - Aksi massa - Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga. - Membangun proyek masyarakat. 2 PP 691996 Bahwa peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang dapat berbentuk : - Pemberian masukan untuk menentukan arah pengembangan wilayah yang akan dicapai. - Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang wilayah, termasuk perencanaan tata ruang kawasan. - Pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang. - Pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam penyusunan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang. - Pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana tata ruang - Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau - Bantuan tenaga ahli - Pemberian masukan - Pengidentifikasian potensi dan masalah - Pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat. - Pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana - Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan - Bantuan tenaga ahli B Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 3 Y. Slamet 1993 Faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan mata pencaharian. Faktor-faktor internal: - Jenis kelamin - Usia - Tingkat pendidikan - Tingkat pendapatan - Mata pencaharian. 4 Sunarti 2003 Faktor-faktor eksternal adalah stakeholder, yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program. C Tingkat Partisipasi Masyarakat 5 Sherry Arnstein 1969 Bahwa terdapat 8 tangga tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan kadar kekuatan masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan, yaitu : - Manipulation manipulasi - Theraphy terapipenyembuhan - Informing informasi - Consultation konsultasi - Placation penentramanperujukan - Partnership kerjasama - Delegated Power pelimpahan kekuasaan - Citizen Control kontrol masyarakat 8 tangga tingkat partisipasi : - Manipulation - Theraphy - Informing - Consultation - Placation - Partnership - Delegated Power - Citizen Control 6 Chapin 1993 Skala partisipasi dapat diperoleh dari penilaian terhadap kriteria tingkat partisipasi sosial yaitu: - Keanggotaan dalam organisasi - Kehadiran di dalam pertemuan - Sumbangan-sumbangan - Keanggotaan di dalam kepengurusan - Kedudukan anggota di dalam kepengurusan - Keanggotaan dalam organisasi - Kehadiran di dalam pertemuan - Sumbangan- sumbangan - Keanggotaan di dalam kepengurusan - Kedudukan anggota di dalam kepengurusan 7 Goldhamer 1993 Untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan lima variabel yaitu: - Jumlah asosiasi yang dimasuki - Frekuensi kehadiran - Jumlah asosiasi dimana memangku Jabatan - Lamanya menjadi anggota - Tipe asosiasi yang dimasuki - Jumlah asosiasi yang dimasuki - Frekuensi kehadiran - Jumlah asosiasi dimana memangku jabatan - Lamanya menjadi anggota - Tipe asosiasi yang dimasuki 8 Moughtin 1992 Untuk memahami dan mengevaluasi suatu partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan Skala Analisis Partisipasi masyarakat, yaitu gabungan dari beberapa skala pengukuran meliputi teknik partisipasi, tingkat partisipasi, sistem politik, unit spasial, dan bentuk perencanaan. Skala Analisis Partisipasi masyarakat, yaitu gabungan dari beberapa skala pengukuran meliputi teknik partisipasi, tingkat partisipasi, sistem politik, unit spasial, dan bentuk perencanaan. Sumber: Hasil analisis, 2006 BAB III KONDISI UMUM DAN PERENCANAAN TATA RUANG KOTA DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Pati