Analisis Keaktifan Mengemukakan MasukanSaranUsul

ƒ Partnership, bila memiliki skor 290,30 - 337,55 ƒ Placation, bila memiliki skor 243,04 - 290,29 ƒ Consultation, bila memiliki skor 195,78 - 243,03 ƒ Informing, bila memiliki skor 148,52 - 195,77 ƒ Therapy, bila memiliki skor 101,26 - 148,51 ƒ Manipulation, bila memiliki skor 54,00 - 101,25 Dengan demikian bila total skor yang diperoleh dari hasil analisis adalah 181, maka tingkat partisipasi masyarakat termasuk kategori tingkat Informing Tangga ketiga dari delapan Tangga Arnstein. Pada tingkat informing informasi dapat diartikan bahwa tingkat kehadiran dalam rapatpertemuan karena adanya: • Pemberian informasi kepada masyarakat yang ikut dilibatkan dengan mengundangnya untuk berpartisipasi dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. • Dalam hal ini, informasi diberikan lewat surat dan lewat forum pertemuan. • Pada tingkat Informing ini termasuk dalam derajad tokenismepenghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dimana masyarakat didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan

4.3.2 Analisis Keaktifan Mengemukakan MasukanSaranUsul

Untuk mengukur tingkat keaktifan mengemukakan masukansaranusul digunakan skala penilaian yang mengacu pada Tangga Partisipasi Masyarakat Sherry Arnstein yang terdiri dari 8 tangga, berturut-turut dari tangga 1 sampai dengan 8 sebagai berikut: 1 tidak memberikan masukansaranusul; 2 memberikan masukan tetapi untuk kepentingan pemerintah; 3 memberikan masukan untuk kepentingan masyarakat; 4 memberikan masukan dengan cara dialog dua arah dengan pemerintah; 5 memberikan masukan dan usulannya diperhatikan sesuai kebutuhannya; 6 memberikan masukan dan tercapai kesamaan kepentingan dengan pemerintah; 7 memberikan masukan dan memiliki kewenangan untuk membuat keputusan dominan; 8 memberikan masukan dan memiliki kekuasaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi rencana. Tingkat keaktifan dalam mengemukakan masukansaranusul dapat dilihat pada Tabel IV.7 berikut ini: TABEL IV.7 TINGKAT KEAKTIFAN MENGEMUKAKAN MASUKANSARANUSUL PADA PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATI No. Variabel Skala Penilaian N Bobot N x Bobot Jumlah dalam Variabel Tidak memberi masukan 2 3,7 1 2 Masukan untuk kepentingan pemerintah - - 2 - Masukan untuk kepentingan masyarakat 27 50,0 3 81 Masukan dengan dialog dua arah 12 22,2 4 48 Masukan dan usulan diperhatikan 8 14,8 5 40 Masukan dan tercapai kesamaan kepentingan 5 9,3 6 30 Masukan dan memiliki kewenangan keputusan - - 7 - 1 Keaktifan mengemukakan masukansaran usul Masukan dan kekuasaan penuh - - 8 - 201 Sumber: Hasil analisis, 2006 Berdasarkan keaktifan dalam mengemukakan masukansaranusul, sebagian besar responden memberikan masukan karena untuk kepentingan masyarakat, sebanyak 27 orang 50,0, kemudian memberikan masukan dengan cara dialog dua arah dengan pemerintah sebanyak 12 orang 22,2, memberikan masukan dan usulannya diperhatikan sesuai kebutuhannya sebanyak 8 orang 14,8, memberikan masukan dan tercapai kesamaan kepentingan dengan pemerintah sebanyak 5 orang 9,3, dan responden tidak memberikan masukansaranusul sebanyak 2 orang 3,7. Tidak ada yang tingkat keaktifannya dalam mengemukakan masukansaranusul karena alasan-alasan sebagai berikut, yaitu: memberi masukan untuk kepentingan pemerintah saja, memiliki kewenangan untuk membuat keputusan dominan di keseluruhan rencana, dan memiliki kekuasaan penuh untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi rencana. Penentuan kategori tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tabel IV.7 diatas, sebagaimana pada perhitungan sub bab 4.3.1 diatas. Sehingga dengan demikian bila total skor yang diperoleh dari hasil analisis adalah 201, maka tingkat partisipasi masyarakat termasuk kategori tingkat Consultation Tangga keempat dari delapan Tangga Arnstein. Pada tingkat Consultation konsultasi dapat diartikan bahwa tingkat keaktifan mengemukakan masukansaranusul karena: • Bahwa pemerintah mengundang opini masyarakat setelah diberikan informasi kepada masyarakat. Terbukti dengan dilibatkannya wakil masyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. • Telah terjadi dialog dua arah antara pemerintah dan masyarakat yang terlibat. Dan masyarakat memberikan masukan dan berdiskusi aktif lewat cara dialog dua arah. • Meskipun telah terjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat akan diperhatikan. Metode yang dipakai adalah pertemuan lingkungan masyarakat dan dengar pendapat dengan masyarakat. • Pada tingkat Consultation ini termasuk dalam derajad tokenismepenghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dimana masyarakat didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan

4.3.3 Analisis Keterlibatan dalam Menetapkan Konsep Rencana