• Telah terjadi dialog dua arah antara pemerintah dan masyarakat yang terlibat. Dan masyarakat memberikan masukan dan berdiskusi aktif lewat cara dialog
dua arah. • Meskipun telah terjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat
keberhasilannya rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat akan diperhatikan. Metode yang dipakai adalah pertemuan
lingkungan masyarakat dan dengar pendapat dengan masyarakat. • Pada tingkat Consultation ini termasuk dalam derajad tokenismepenghargaan
atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dimana masyarakat didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki
kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan
4.3.5. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Keseluruhan
Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati dapat diketahui dengan menjumlahkan skor dari tiap variabel sebagaimana
diuraikan diatas, yaitu variabel tingkat kehadiran dalam rapatpertemuan, keaktifan mengemukakan masukansaranusul, keterlibatan dalam menetapkan konsep rencana,
dan keterlibatan memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana. Hasil selengkapnya sebagaimana tabel IV.10 berikut ini.
TABEL IV.10 TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENYUSUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PATI No.
Variabel Jumlah Skor
Variabel Keterangan
Tingkat
1 Tingkat kehadiran dalam rapatpertemuan
181 Informing
2 Keaktifan mengemukakan
masukansaranusul 201
Consultation 3 Keterlibatan
dalam menetapkan
konsep rencana 196
Consultation 4 Keterlibatan
memberikan persetujuan terhadap rancangan
rencana 218
Consultation Jumlah
796 Consultation
Sumber: Hasil analisis, 2006
Penentuan kategori tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan tabel IV.10 diatas, dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Terdapat 4 variabel pertanyaan dengan pilihan jawaban masing-masing pertanyaan ada 8 pilihan dengan skor masing-masing berkisar 1 sampai 8. Urutan skor tersebut
didasarkan pada 8 tangga tingkat partisipasi masyarakat dari Sherry Arnstein. Sehingga minimum skor yang diperoleh untuk setiap individu 4 x 1 adalah 4,
maksimum skor yang diperoleh untuk setiap individu 4 x 8 adalah 32, maka bila jumlah sampel 54, dapat diketahui skor minimum untuk tingkat partisipasi
masyarakat 54 x 4 adalah 216 dan skor maksimum 54 x 32 adalah 1728. Dengan diketahuinya skor minimum dan maksimum maka diketahui pula jarak
interval, yaitu 1728-2168 = 189. Maka bila digunakan tipologi dari Arnstein, dapat diketahui tingkat partisipasi masyarakat adalah:
Citizen Control, bila memiliki skor 1539 - 1728
Delegated Power, bila memiliki skor 1350 - 1538
Partnership, bila memiliki skor 1161 - 1349
Placation, bila memiliki skor 972 - 1160
Consultation, bila memiliki skor 783 - 971
Informing, bila memiliki skor 594 - 782
Therapy, bila memiliki skor 405 - 593
Manipulation, bila memiliki skor 216 - 404
Dengan demikian bila total skor yang diperoleh dari hasil analisis adalah 796, maka secara keseluruhan tingkat partisipasi masyarakat termasuk kategori
tingkat Consultation Tangga keempat dari delapan Tangga Arnstein. Pada
tingkat Consultation
konsultasi dapat diartikan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang kota karena:
¾ Bahwa pemerintah mengundang opini masyarakat setelah diberikan informasi kepada masyarakat. Terbukti dengan dilibatkannya wakil masyarakat dalam
penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati. ¾ Telah terjadi dialog dua arah antara pemerintah dan masyarakat yang terlibat.
Dan masyarakat memberikan masukan dan berdiskusi aktif lewat cara dialog dua arah tersebut.
¾ Meskipun telah terjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan
ide masyarakat akan diperhatikan. Metode yang dipakai adalah pertemuan lingkungan masyarakat dan dengar pendapat dengan masyarakat.
¾ Pada tingkat Consultation ini termasuk dalam derajad tokenismepenghargaan atau Degree of Tokenism, yaitu suatu tingkat partisipasi dimana masyarakat
didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan
dipertimbangkan oleh pemegang keputusan
Sedangkan bila dilihat berdasarkan variabelnya, dari tabel IV.10 diatas maka partisipasi masyarakat yang paling tinggi adalah dalam keterlibatan
memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana mencapai jumlah tertinggi 218 dan yang paling rendah adalah tingkat kehadiran dalam rapatpertemuan
dengan jumlah terendah 181. Sementara itu dari jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka tentang
usulan tingkat partisipasi masyarakat, sebagian besar responden berharap agar masukan saran dari masyarakat lebih memberi pengaruh pada rencana jadi ada
jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat akan diperhatikan. Responden juga mengusulkan agar dialog pemerintah dan masyarakat lebih diintensifkan lagi, dengan
menambah frekuensi pelibatan atau partisipasi masyarakat yang semula baru tiga kali menjadi empat sampai lima kali, bahkan lebih dari lima kali di tiap proses
penyusunan rencana tata ruang. Usulan tingkat partisipasi lainnya yaitu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembuatan keputusan, berbagi
tanggung jawab antara pemerintah dan masyarakat, serta masyarakat diberi kewenangan membuat keputusan pada rencana. Semua usulan masyarakat tersebut
menunjukkan adanya keinginan masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya lebih tinggi lagi, lebih dari sekedar tingkat Consultation Degree of Tokenism saja. Untuk
itu di masa mendatang pemerintah berkewajiban memfasilitasinya agar dapat mencapai derajad kekuatan masyarakat Degree of Citizen Power.
Kesimpulannya bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati berada pada tingkat keempat dari delapan tangga
partisipasi Arnstein yaitu berada pada tingkat Consultation konsultasi. Pada tingkat Consultation
ini termasuk dalam derajad tokenismepenghargaan atau Degree of Tokenism
.
4.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat