Tujuan Penataan Ruang Kota Pati Konstelasi Kota Pati

Terakhir kali RIK Pati diadakan revisi pada tahun 2004, yang sebutannya menjadi Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK Pati. Pada saat pelaksanaan revisi tahun 2004 tersebut, telah digunakan partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota. Pada saat itu juga menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Menteri Kimpraswil Nomor: 327KPTSM2002 tanggal 12 Agustus 2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, Lampiran VI Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerah perlu dilakukan optimalisasi koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten serta instansi terkait di daerah. Untuk itu diterbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Keputusan Mendagri ini kemudian ditindaklanjuti di Daerah dengan Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Kabupaten Pati dengan Keputusan Bupati Pati Nomor: 0507292004 tanggal 17 September 2004. Selanjutnya diterbitkan Keputusan Ketua BKPRD Kabupaten Pati Nomor: 05022005 tanggal 6 September 2005 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pati.

3.4. Rencana Umum Tata Ruang Kota Pati

3.4.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Pati

Tujuan penataan ruang Kota Pati adalah sebagai berikut: 1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan. 2. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya. 3. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk: • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia. • Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.

3.4.2 Konstelasi Kota Pati

Fungsi dan peranan Kota Pati dalam skala regional dapat diketahui dari analisis regional, baik dalam lingkup Provinsi maupun lingkup wilayah Kabupaten Pati. Kegunaan analisis skala regional ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan yang dapat dilayani oleh Kota Pati untuk pelayanan skala regional, dan sejauh mana pengaruh Kota Pati terhadap daerah belakangnya. Kota Pati dalam wilayah Kabupaten Pati berperan sebagai Ibukota Kabupaten. Peranan ini mengandung makna yang sangat penting, yaitu : Kota Pati menjadi pusat pemerintahan wilayah Kabupaten Pati, artinya Kota Pati menjadi pusat pelayanan masyarakat bagi kepentingan-kepentingan yang berskala kabupaten. Sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, maka kebijakan pengembangan kota Pati harus mencerminkan fungsinya. Sebagaimana layaknya kota-kota di Indonesia pada umumnya, bahwa kota- kota pusat pemerintahan juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi. Peranan ekonomi Kota Pati dalam lingkup regional adalah di tetapkannya Kota Pati sebagai kawasan pertumbuhan cepat Juwana-Pati. Kawasan pertumbuhan cepat Juwana-Pati berfungsi sebagai koridor perkotaan di pantai utara bagian timur yang bertumpu pada sektor industri, perikanan, dan pertanian. Dalam RTRWP Jawa Tengah, Kota Pati juga termasuk dalam kawasan kerjasama strategis Wanarakuti Juwana-Jepara- Kudus-Pati dengan kota-kota utama pada kawasan ini adalah Kota Kudus, Pati dan Jepara. Untuk mendukung kegiatan ekonomi berupa arus barang dan jasa maka kapasitas dan jenis sarana dan prasarana yang ada saat ini hendaknya terus ditambah dan diperbaiki sistem pelayanannya. Kota Pati termasuk kota dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW bagi wilayah sekitarnya.

3.4.3 Kedudukan Kota Pati