lxxxvi
pariwisata akan merespon perkembangannya dalam bentuk pelayanan dan fasilitas pariwisatanya. Daerah wisata akan menuju suatu siklus evolusi yang sama dengan
siklus suatu produk. Made Sukarsa 2000:59. Pengembangan pariwisata bisa juga dilakukan dengan pembinaan
produk dan lingkungan wisata dan hal ini harus sejalan dengan citra yang hendak dibangun atau posisi yang hendak ditempati. Lingkungan wisata ini mencakup
masyarakat dan alam, dimana suatu produk wisata berada. Sebab adat istiadat, kebiasaan, pola perilaku suatu masyarakat seringkali merupakan salah satu unsur
kuat dalam pembentukan citra pariwisata. Raka,1993:22
2.9.1 Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Tujuan pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah : a. Mengembangkan pengertian dan kepedulian sehingga dapat memberikan
sumbangan yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi b. Memperbaiki kualitas hidup masyarakat setempat
c. Memberikan pengalaman yang baik bagi pengunjung d. Memelihara kualitas lingkungan.
Inskeep, 1991:73 Pembangunan pariwisata berkelanjutan diartikan sebagai proses
pembangunan pariwisata yang tidak menyampingkan sumberdaya alam dan budaya, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Pengembangan
pariwisata berkelanjutan mengutamakan pertimbangan pengelolaan semua sumber daya seperti memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, budaya, proses ekologi dan
sistem pendukung kehidupan. Sumber dari konsep berkelanjutan adalah daya
lxxxvii
dukung suatu tempat atau kemampuan untuk mendukung suatu kebutuhan pariwisata tanpa menimbulkan kerusakan.
Menurut Mathieson dan Wall 1982:31 mengartikan daya dukung sebagai jumlah maksimum orang yang dapat memanfaatkan suatu tempat tanpa
menimbulkan suatu perubahan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan fisik dan tanpa terjadinya penurunan kualitas. Daya dukung diantaranya adalah daya
dukung fisik yang berhubungan dengan jumlah lahan yang tersedia untuk fasilitas, termasuk fasilitas pendukung lainnya seperti akomodasi dan infrastruktur.
2.9.2 Konsep Konservasi dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Menurut Piagam Burra, konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik.
Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dapat pula mencakup kegiatan-kegiatn sebagai
berikut: a. Preservasi, yaitu pelestarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa
ada perubahan, termasuk upaya mencegah penghancuran. b. Restorasi, yaitu mengembalikan suatu tempat ke keadaan semula dengan
menghilangkan tambahan-tambahan dan memasang komponen semula tanpa menggunakan bahan baru.
c. Rekonstruksi, yaitu mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan keadaan semula, dengan menggunakan bahan lama maupun baru.
d. Adaptasi atau Revitalisasi, yaitu merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Yang dimaksud fungsi yang lebih sesuai adalah
lxxxviii
kegunaan yang tidak menuntut perubahan drastis atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal.
e. Demolisi, yaitu penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak atau membahayakan.
Konsep pembangunan berwawasan lingkungan ecologically sustainable Development adalah merupakan upaya interaksi atau mengintegarasikan
pembangunan ekonomi dengan pembangunan lingkungan, sehingga dicapai keselarasan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan hidup. Menurut
Lonergan 1993:77 untuk menjamin terlaksananya pembangunan berwawasan
lingkungan ada tiga dimensi penting yang harus dipertimbangkan yaitu: Pertama
dimensi ekonomi yang menghubungkan pengaruh-pengaruh makroekonomi dan mikroekonomi pada lingkungan dan bagaimana sumber daya alam diperlakukan
dalam analisa ekonomi. Kedua adalah dimensi politik yang mencakup proses
politik yang turut menentukan penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhan
penduduk, dan degradasi lingkungan. Ketiga adalah dimensi sosial dan budaya
yang mengkaitkan antara tradisi, ilmu pengetahuan serta pola pemikiran masyarakat. Interaksi ke tiga dimensi ini akan mendukung terwujudnya konsep
pembangunan berwawasan lingkungan.
2.10 Rangkuman Kajian Pustaka