Temuan Studi ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN WISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI KERATON SURAKARTA HADININGRAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

3. Dalam perkembangannya saat ini, ada beberapa bangunan dan wilayah keraton yang beralih fungsi, yaitu Benteng Vastenberg dan Bangsal Pakepalan menjadi kawasan niaga, ruang terbuka hijau di sebelah barat Sitihinggil sudah didirikan Pasar Klewer II, beberapa bangunan tempat tinggal keluarga raja di komplek keraton yang sudah dijual, Hal ini akan sangat mengancam eksistensi Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai aset wisata budaya untuk masa sekarang dan yang akan datang. 4. Konflik intern suksesi berdampak pada pengelolaan Keraton Surakarta Hadiningrat, hubungan dengan pemerintah propinsi dan kota menjadi kurang harmonis, karena pemerintah juga belum mengambil sikap. Dana subsidi untuk operasional keraton dari pemerintah propinsi untuk tahun anggaran 2005 belum bisa dicairkan.

BAB V P E N U T U P

5.1 Kesimpulan

1 Posisi penawaran dan permintaan wisata dalam matrik BCG pada kuadran ketiga atau Problem Children, atau anak masalah berarti posisi penawaran tinggi tetapi permintaan rendah. Dalam hal ini perlu dicari jalan pemecahan dulu terhadap permasalahan yang ada, dan kalau mencermati berbagai analisis yang telah dilakukan di atas, permasalahan yang perlu menjadi perhatian adalah pembiayaan dan manajemen. Untuk mencapai posisi Star, ada beberapa komponen yang perlu ditingkatkan, yaitu sarana promosi dan informasi harus lebih diberdayakan dan ditingkatkan frekuensinya, hal ini untuk lebih menarik dan menjaring wisatawan lebih banyak lagi, langkah selanjutnya adalah dengan membuka akses seluas mungkin yaitu dengan mengoptimalkan Bandara Adi Sumarmo sehingga dapat menambah dan membuka pasar baru. Hal yang juga perlu menjadi perhatian adalah peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan pengunjung dengan memberi kelonggaran bagi pengunjung dalam mengakses semua gedung atau bangunan bersejarah yang terdapat di keraton tentunya dengan tetap menjunjung tinggi adat dan budaya yang berlaku. 2 Dalam analisis SWOT, strategi-strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan obyek wisata Keraton Surakarta Hadiningrat adalah sebagai berikut: ƒ Mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki yaitu sebagai daya tarik wisata budaya, kemudahan aksesibilitas dan lokasinya di pusat pertumbuhan ekonomi dengan minat berinvestasi yang tinggi. ƒ Meningkatkan sarana promosi dan informasi baik tingkat nasional maupun internasional sehingga lebih banyak wisatawan yang berkunjung . ƒ Membuka pasar baru dengan mengoptimalkan Bandara Internasional Adi Sumarmo Surakarta dan kerjasama dengan obyek wisata sejenis, misalnya dengan Pemerintah Daerah Yogyakarta, Magelang atau Bali untuk rute kunjungan wisata. ƒ Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan kerjasama dalam satu kawasan Subosukowonosraten untuk menambah modal bagi biaya operasional Keraton Surakarta Hadiningrat. ƒ Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi para pengunjung dan membuka akses yang lebih luas bagi wisatawan dalam menyaksikan semua bangunan bersejarah yang ada di Keraton Surakarta Hadiningrat dengan tetap menjunjung tinggi adat dan budaya yang berlaku. ƒ Pengelolaan yang lebih profesional dan bertanggungjawab serta memperhatikan keraton sebagai cagar budaya sehingga keberadaannya tidak tergusur oleh pertumbuhan kawasan di sekitarnya akan tetapi justru terjadi sinergis yang menguntungkan baik bagi kegiatan bisnis perdagangan dengan konservasi cagar budaya simbiosis mutualisme sehingga akan mendorong kemajuan pariwisata di kawasan ini. ƒ Perlu segera adanya penyelesaian konflik intern keraton dan diharapkan dalam hal ini peran pemerintah sebagai mediator bagi kedua pihak yang bersengketa sehingga situasi yang tidak kondusif ini dapat segera diatasi. ƒ Peluang potensial investasi didorong untuk ikut bertanggung jawab dalam konservasi budaya dan lingkungan sehingga perlu arah dan strategi yang jelas dalam pengembangan Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai pusat kawasan wisata budaya. 3. Kawasan Baluwarti yang terletak di belakang keraton, yang merupakan tempat tinggal pangeran dan kerabat keraton, berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata, karena di tempat ini banyak dijumpai rumah pendopo tempat tinggal keluarga keraton dengan arsitektur yang menarik, dan berbagai usaha kerajinan tangan, misalnya batik, kuningan dan anyaman. 4. Keraton Surakarta Hadiningrat sebenarnya menyimpan keunikan dan daya tarik yang kuat serta potensi yang bisa dikembangkan lebih dalam lagi. Dengan pengelolaan yang sungguh-sungguh dan profesional, didukung dengan promosi yang gencar dan aksesibilitas yang luas dengan membuka jalur penerbangan dalam dan luar negeri, kawasan wisata budaya ini akan menjadi magnet dalam menjaring wisatawan. Dengan demikian diharapkan nantinya Keraton Surakarta Hadiningrat bisa mandiri dalam mengelola, mengembangkan dan membiayai operasional keraton sehari- hari.