Teknik Pengumpulan Data Kebutuhan Data

xxviii aktifitas ekonomi dan peluang investasi Ekonomi basis agrobisnis dan agroindustri dan Kuantitatif Deskriptif, Tenaga Kerja BPS Kondisi Fisik Lahan Usaha Desa, Kecamatan 2008 Jenis Komoditas Dinas Pertanian dan Perkebunan 2008 Peluang Investasi Disperindagkop 2008 3 Mengidentifik asi dan menganalisis tingkat pemenuhan kebutuhan rumah, ketersediaan Prasarana dan Sarana pendukung aktifitas Pembangunan perumahan dan penyediaan prasarana dan sarana pendukung Kualitatif dan Kuantitatif Deskriptif Jumlah Kebutuhan Rumah Disnakertransos Ka. UPT 2007 Jumlah Rumah Terbangun Disnakertransos Ka. UPT 2008 Jaringan Jalan Dinas PU dan PR 2008 Jaringan Air Bersih Dinas PU dan PR 2008 Persampahan Dinas PU dan PR 2008 Jaringan Listrik Dinas PU dan PR, PLN 2008 Jaringan Telepon Dinas PU dan PR, Telkom 2008 Sarana Pemerintahan Bagian pemerintahan 2008 Sarana Pendidikan Dikbudparmu ‐dora 2008 Sarana Kesehatan Dinas Kesehatan 2008 Sarana Olahraga Rekreasi Dikbudparmu ‐dora 2008 Sarana Sosial dan Budaya Dikbudparmu ‐ dora, Disnakertransos 2008 Sarana Perdagangan Industri Disperindagkop 2008 Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2009

1.8.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat xxix menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview wawancara, kuesioner angket, observasi pengamatan dan gabungan ketiganya Sugiyono, 2009:137. a. Wawancara, merupakan cara untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperolah melalui observasi. Pada metode wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan–pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa. Biasanya, peneliti mempunyai cadangan pertanyaan yang perlu dipertanyakan kepada informan. Dengan teknik ini diharapkan wawancara berlangsung luwes, arahnya bisa lebih terbuka, percakapan tidak membuat jenuh kedua belah pihak sehingga diperoleh informasi yang lebih kaya. Metode wawancara menggunakan panduan wawancara yang berisi butir–butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Melalui teknik ini peneliti mendapatkan informasi yang mendalam, karena : ƒ Peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden; ƒ Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan follow up question; ƒ Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan; ƒ Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa lampau dan masa mendatang. b. Observasi lapangan, dilakukan dengan melihat objek – objek yang menjadi pengamatan dalam kawasan penelitian. Observasi dilakukan dengan mengambil foto–foto sebagai bahan dokumentasi di sekitar lokasi penelitian serta pemetaan terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, perkantoran dan fasilitas lainnya. Metode ini mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal–hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan dari pelaku kegiatan. Namun demikian tidak semua harus diamati, tergantung kebutuhan data penelitian. c. Telaah Dokumen, yang berkaitan dengan latar belakang objek penelitian di masa lampau melalui sumber–sumber sejarah, laporan peneliti terdahulu maupun tulisan–tulisan yang membahas objek penelitian. Telaah dokumen dilakukan xxx dengan maksud untuk menginterpretasikan makna yang tersirat dalam catatan yang tersurat dalam dokumen atau arsip.

1.8.2. Teknik Pengolahan Data dan Penyajian Data