xxiii
Sumber : RTRW Kabupaten
GAMBAR 1.2
KONDISI EKSISTING KAWASAN KTM MAHALONA
1.5. Kerangka Fikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari
peneliti yang disintesiskan dari fakta‐fakta, observasi, dan telaah dokumen. Kerangka
Kondisi Lahan Usaha Kondisi Perumahan Kondisi Sarpras
xxiv pemikiran
memuat teori, dalil, dan konsep‐konsep yang akan dijadikan dasar penelitian. Uraian
dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan atau keterkaitan antara variabel penelitian
sehingga memberikan gambaran jawaban permasalahan penelitian. Proses
pembangunan KTM merupakan upaya percepatan pembangunan daerah
dengan model pengembangan kawasan terpadu yang melibatkan berbagai pihak pemerintah,
swasta dan masyarakat. Keberhasilannya sangat tergantung pada tingkat koordinasi
dan kerjasama antar stakeholder sejak tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan
kegiatan. Sebagai kawasan permukiman, maka ketersediaan perumahan pada
kawasan KTM Mahalona merupakan komponen utama pengembangan kawasan. KTM
Mahalona sebagai kota baru, belum memenuhi kriteria sebagaimana layaknya
kota–kota lain, baik dari sisi fisik kota maupun kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya.
Secara konseptual, indikator keberhasilan dan keberlanjutan KTM Mahalona
adalah terwujudnya kota baru yang terpadu dan mandiri. Artinya, pengembangan
perumahan dan permukiman dilakukan secara terpadu dan mampu menyediakan
kebutuhannya sendiri sebagai kota baru. Diharapkan
kondisi ini dapat menjadi arahan kebijakan pembangunan untuk menciptakan
kota baru yang mandiri yang ditandai dengan kondisi masyarakat dengan sumber
pendapatan dari sektor pertanian, adanya hubungan antar kota dan wilayah serta
kehidupan masyarakat yang aman dan nyaman dengan suasana kota yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana perkotaan. Tujuan
penelitian akan terjawab dengan melakukan pendekatan analisis kualitatif
dan kuantitatif, dengan metode deskriptif yang akan memberikan gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta–fakta serta hubungan antar fenomena
dalam wilayah studi serta potensi–potensi lokal dan permasalahan yang dimiliki
sehingga dapat dirumuskan konsep dan strategi pengembangan kawasan perumahan
dan permukiman pada KTM Mahalona sebagai kota baru yang terpadu dan mandiri.
Secara struktural dapat digambarkan pada skema kerangka fikir berikut :
xxv
GAMBAR 1.3. SK
A K ANGKA IKI
Kesimpulan dan
Rekomendasi Pengembangan
kawasan Perumahan dan Permukiman pada KTM
Mahalona Kabupaten Luwu Timur
Latar Belakang : Di beberapa kota metropolitan yang menunjukkan bahwa terdapat
beberapa perumahan dan permukiman berskala besar tidak dihuni oleh pemiliknya
karena umumnya hanya menjadikan rumah sebagai barang investasi, maka salah
satu tujuan dibangunnya Kota Terpadu Mandiri KTM adalah mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi pedesaan dan pemenuhan fasilitas perkotaan sehingga
Rumusan Masalah : Bagaimana pengembangan kawasan perumahan
dan permukiman pada Kota Terpadu Mandiri KTM Mahalona sebagai
kota baru yang terpadu dan mandiri
Tujuan : mengkaji dan menganalisis serta merumuskan konsep
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman pada Kota
Terpadu Mandiri KTM Mahalona berbasis agropolitan
Sasaran :
• Menganalisis arahan kebijakan pemerintah daerah terkait pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman pada kawasan KTM Mahalona. • Mengidentifikasi dan menganalisis aktifitas usaha ekonomi terkait dengan
tenaga kerja dan sektor basis unggulan pada kawasan KTM Mahalona.
• Menganalisis penyediaan perumahan pada kawasan KTM Mahalona serta ketersediaan prasarana dan sarana penunjang aktifitas masyarakat.
Analisis Arahan Kebijakan
Pemerintah
Analisis Penyediaan
Perumahan serta
prasarana dan sarana Analisis
Pengembangan Aktifitas
Ekonomi Kajian Teori Studi
Literatur Kondisi
Eksisting Kawasan
xxvi
1.6. Pendekatan Penelitian