4.2.2. Analisis Sektor Ekonomi Wilayah
Kondisi ekonomi regional menunjukkan hubungan aktifitas ekonomi kawasan
pengembangan KTM Mahalona dengan lingkungan eksternal ekonomi makro Kabupaten
Luwu Timur. Aktifitas‐aktifitas ekonomi Kabupaten Luwu Timur dengan dominasi utama
berasal dari pertambangan nikel PT. INCO, Tb.k. kondisi ekonomi makro wilayah akan
mengalami penurunan tanpa tambang nikel. Untuk memberikan gambaran ekonomi
regional wilayah pengembangan secara objektif, maka analisis potensi dan masalah
pengembangan ekonomi KTM Mahalona dapat dilakukan dengan memisahkan hasil
akhir dengan dan tanpa tambang nikel.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor‐sektor di Kabupaten
Luwu Timur dibandingkan dengan Propinsi Sulawesi Selatan, maka dapat dilakukan
dengan
menggunakan analisis LQ Location Quotient, dengan menggunakan Produk
Domestik regional Bruto PDRB sebagai indikator pertumbuhan ekonomi wilayah.
Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan merumuskan komposisi
sektor ‐sektor yang berpotensi menarik investor untuk menanamkan investasi pada
sektor tersebut. Sektor‐sektor yang berpotensi untuk dikembangkan adalah sektor yang
memiliki pertumbuhan tinggi, sektor unggulan, dan sektor basis. Perhitungan LQ Tabel
IV.4 berikut :
TABEL IV.4
PDRB SEKTORSUB SEKTOR
KAB. LUWU TIMUR DAN PROV. SULAWESI SELATAN
TAHUN 2007
SEKTOR PDRB
juta rupiah Tahun 2007 LQ
Luwu Timur
pspl Sulawesi
Selatan PsPl
Pertanian 861.131,41
0,6618 20.900.360,49
0,3017 2,1935
Pertambangan dan
Penggalian 3,229,38
0,0025 5.893.998,94
0,0851 0,0292
Industri Pengolahan
111.573,17 0,0858
9.158.552,38 0,1322
0,6486
Listrik, Gas, dan Air
Bersih 11.552,16
0,0089 721.960,26
0,0104 0,8519
Bangunan 19.203,44
0,0148 3.204.097,51
0,0463 0,3191
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran
84.905,87 0,0653
10.986.578,24 0,1586
0,4115 Pengangkutan
dan Komunikasi
49.296,34 0,0379
5.769.052,39 0,0833
0,4549 Lembaga
Keuangan, Persewaan
62.666,17 0,0482
4.285.184,43 0,0619
0,7786 Jasa
97.556,02 0,0750
8.352.139,93 0,1206
0,6219 T
o t a l 1.301.113,95
1,0000 69.271.924,56
1,0000 6,3091
Sumber : Hasil Analisis, 2009
Dari hasil perhitungan dapat diketahui sektor yang menjadi sektor basis adalah
sektor pertanian dengan nilai LQ di atas 1 LQ1 yaitu 2,1935. Artinya, sektor tersebut
sudah mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah dan juga
diekspor ke luar wilayah sehingga paling potensial untuk dikembangkan di Kabupaten
Luwu Timur.
Untuk sektor lain yaitu pertambangan, industri, listrik, gas dan air bersih,
konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan
dan persewaan serta jasa‐jasa merupakan sektor non basis dengan nilai LQ di bawah 1
LQ1 sehingga hanya memberikan kontribusi yang sangat terbatas dibandingkan
dengan daerah‐daerah lain terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan.
Sektor basis dan sektor non basis memiliki keterkaitan yang erat, sehingga jika
sektor pertanian sebagai sektor basis meningkat maka akan mendorong berkembangnya
sektor non basis, misalnya industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, perdagangan,
hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan persewaan serta jasa‐
jasa lainnya.
4.2.3. Analisis Sub‐Sektor Komoditas Unggulan