Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

6 25 ‐29 7 30 ‐34 8 35 ‐39 9 40 ‐44 10 45 ‐49 11 50 ‐54 12 55 ‐59 13 60 ‐64 14 65 ke atas 8 Jumlah 1.508 627 Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2009 Dari tabel di atas, terlihat bahwa penduduk produktif sebanyak 1.508 jiwa, sehingga angka beban tanggungan di KTM Mahalona adalah 41 yang menunjukkan bahwa pada kawasan perumahan dan permukiman KTM Mahalona, angka beban tanggungan berada pada tingkatan rendah. Artinya, setiap Kepala Keluarga KK memiliki beban tanggungan yang relatif kecil terhadap anggota keluarganya yang tidak produktif sehingga tenaga kerja produktif dapat dioptimalkan.

4.2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja labour force participation atau biasa disingkat TPAK menyatakan perbandingan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk usia kerja usia produktif, sebagaimana tersaji dalam Tabel IV.3 berikut : TABEL IV.3 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA No Kelompok Umur Jumlah Penduduk T P A K Angkatan Kerja Usia Kerja Tinggi Sedang Rendah 1 2 3 4 5 6 7 1 ‐4 TPAK ti nggi yait u 91 atau ≥ 70 2 5 ‐9 3 10 ‐14 4 15 ‐19 1.508 5 20 ‐24 1.387 6 25 ‐29 7 30 ‐34 8 35 ‐39 9 40 ‐44 10 45 ‐49 11 50 ‐54 12 55 ‐59 13 60 ‐64 14 65 ke atas Jumlah 1.387 1.508 Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2009 Dari tabel di atas, terlihat bahwa penduduk produktif sebanyak 1.508 jiwa dan penduduk usia angkatan kerja 1.374 jiwa, sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK di kawasan perumahan dan permukiman KTM Mahalona adalah 91, yang menunjukkan bahwa pada kawasan perumahan dan permukiman KTM Mahalona, angka TPAK berada pada tingkatan tinggi. Tenaga kerja yang tersedia sangat tergantung pada kondisi mata pencaharian dan susunan anggota keluarga serta tingkatan umur masyarakat transmigran. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa sesaat setelah kedatangan masyarakat transmigran di kawasan perumahan dan permukiman KTM mahalona, kegiatan awal yang dilakukan terkait dengan aktifitas usaha ekonomi adalah mengolah lahan pekarangan dengan tanaman palawija dan holtikultura. Tahap kedua, mulai membersihkan dan mengolah Lahan Usaha I LU I untuk tanaman perkebunan dan tanaman pangan. Mengingat pada saat kedatangan masyarakat transmigran LU I dalam keadaan belum siap tanam sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengolah lahan hingga siap tanam, bahkan hingga saat ini masih banyak LU I yang belum diolah sehingga untuk mengolah Lahan Usaha II LU II diperkirakan paling cepat tahun ketiga kedatangan mereka. Padahal sesuai dengan hasil analisis bahwa masyarakat transmigran pada kawasan perumahan dan permukiman KTM Mahalona memiliki angka beban tanggungan atau rasio ketergantungan adalah 43 dan tingkat TPAK adalah 91. Artinya, rata ‐rata dalam satu keluarga memiliki beban tanggungan yang relatif rendah sementara S ala h s a tu la h a n u s a h a ya n g tid a k d io la h d a n d ibia rka n d itu m b u h i s e m a k b e lu ka r tingkat partisipasi angkatan kerja relatif tinggi sehingga sangat potensial untuk pengembangan usaha ekonomi sektor pertanian. Berdasarkan umur usia kerja usia produktif yang berjumlah 1.508 jiwa yang tersebar di 480 KK sehingga setiap KK memiliki rata‐rata anggota keluarga usia produktif sebanyak 3 jiwaorang. Jika diasumsikan bahwa setiap orang mampu mengolah lahan 0,025 ha setiap hari, maka Lahan Usaha I seluas 0,9 hektar akan dapat diolah dalam waktu 12 hari kerja oleh 3 orang secara bersamaan. Dengan logika sederhana, maka semua lahan usaha yang ada dalam kawasan KTM Mahalona dalam keadaan siap tanam kurang dari 1 satu bulan terhitung sejak mereka bermukim. Namun, fakta menunjukkan bahwa masih banyak lahan‐lahan masyarakat yang belum ditanami dan bahkan belum diolah padahal mereka sudah bermukim lebih dari 2 tahun. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2009 GAMBAR 4.3 KONDISI LAHAN USAHA YANG TIDAK DIOLAH Tenaga kerja potensial yang tidak dioptmalkan oleh masyarakat transmigran menjadi fakta yang tidak mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh Conway bahwa untuk mendukung produktifitas kawasan agropolitan, sangat dipengaruhi faktor tenaga kerja sehingga lahan‐lahan usaha masyarakat tidak dapat diolah dengan baik yang berdampak pada produksi yang sangat terbatas.

4.2.2. Analisis Sektor Ekonomi Wilayah