Dengan dibangunnya kawasan perumahan dan permukiman KTM mahalona, prasarana pendidikan setingkat Sekolah dasar SD telah dibangun
dalam kawasan ini meskipun kondisinya juga belum memadai dan hanya terdiri dari beberapa ruang kelas. Kawasan ini juga memiliki sarana kesehatan yang
belum memadai yaitu 1 satu unit Pustu Puskesmas Pembantu yang ditangani oleh bidan desa dan sekaligus berfungsi sebagai perawat. Puskesmas induk hanya
ada di ibukota kecamatan, sehingga menyulitkan warga jika ada pasien yang tidak mampu ditangani oleh Bidan Desa atau Perawat.
Terdapat sarana peribatan berupa masjid dalam kawasan ini, dan tidak terdapat sarana peribadatan lain berupa gereja atau pura karena mayoritas
masyarakatnya menganut agama Islam. Sementara untuk sarana ekonomi hanya terdapat 1 satu unit pasar lokal yang hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari
terutama untuk kebutuhan pangan yang didukung oleh beberapa kioswarung milik warga transmigran.
Untuk mendukung aktifitas ekonomi sektor pertanian, maka dukungan sarana produksi dan infrastruktur wilayah sangat diperlukan terutama irigasi
persawahan. Meskipun sarana pergudagangan dan pengolahan belum mendesak mengingat hasilproduksi pertanian masih relatif kecil dan terbatas namun konsep
pengembangannya harus menjadi perhatian untuk rencana jangka panjang.
3.9. Kegiatan Usaha
3.9.1. Jenis Usaha yang berkembang
Gambaran umum yang tampak berkaitan dengan jenis kegiatan usaha yang dikembangkan oleh masyarakat pada kawasan KTM Mahalona masih sangat
sederhana dengan membuka warungkios dengan barang dagangan utama berupa barang campuran terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jenis usaha yang lain adalah jasa pertukangan sederhana yang masih bergantung pada generator set genset sebagai satu– satunya sumber energi listrik
sehingga belum dapat menghasilkan produk pertukangan secara optimal, padahal kawasan ini merupakan salah satu pemasok bahan baku kayu untuk pertukangan
termasuk untuk wilayah sekitarnya.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2009
GAMBAR 3.10 KONDISI AKTIFITAS EKONOMI
3.9.2. Perkembangan Luas dan Volume Produksi
Karena mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan baru memanfaatkan lahan pekarangan seluas 0,1 hektar dengan tanaman–tanaman
jangka pendek, sehingga volume produksi juga masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena lahan usaha pertanian dan perkebunan seluas 1,9 hektar masih
dalam tahap pembukaan lahan.
3.9.3. Pemasaran dan Harga Pasar
Jenis komoditas yang diproduksi masih sangat terbatas pada jenis tanaman jangka pendek berupa sayur–sayuran, kacang-kacangan, jagung dan padi.
Metode pemasarannya masih sangat sederhana yaitu dengan melakukan barter dan mekanisme penentuan harga sesuai dengan kesepakatan. Naumun demikian, hasil
produksi masih lebih banyak dikonsumsi sendiri daripada dijual ataupun ditukar dengan barang lain barter.
Seiring dengan terus berkembangnya kawasan perumahan dan permukiman pada KTM Mahalona dimana sektor pertanian dan perkebunan
direncanakan menjadi penggerak utama perekonomian dalam kawasan ini, maka secara perlahan masyarakat transmigran mulai memanfaatkan lahan pekarangan
Aktifitas ekonomi dengan membuka warungkios di rumah
Aktifitas Ekonomi dengan pertukangan dan genset sebagai sumber energi listrik
dan lahan usaha untuk ditanami hortikultura dan tanaman pangan. Dengan demikian, selain untuk dikonsumsi, sebagian dari hasil tanaman itu telah
dipasarkan dalam kawasan atau ke pasar Wawondula.
3.10. Potensi Wilayah