Mekanisme Perlindungan Pelanggaran atas Hak Cipta

3. Perwajahan karya tulis yang diterbitkan Berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diterbitkan. Pasal 30 2 4. Folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya, yang hak ciptanya dipegang oleh negara. Berlaku tanpa batas waktu. Pasal 31 1 huruf a. 5. • Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan itu belum diterbitkan; • Ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui Penciptanya danatau penerbitnya, Berlaku 50 tahun sejak diketahui oleh umum. Pasal 31 1 huruf b. 6. Karya Potret Sampai 10 tahun setelah orang yang dipotret meninggal Pasal 19 1 Sumber Tabel: Diolah dari UU Hak Cipta.

5. Mekanisme Perlindungan

Suatu karya cipta tidak memerlukan mekanisme pendaftaran untuk mendapatkan perlindungan. Seorang pencipta secara otomatis memiliki hak cipta atas ciptaannya dan dilindungi oleh hukum dari pelanggaran pihak-pihak lain. Meskipun demikian, pendaftaran dapat dilakukan dengan sukarela. 54 Pendaftaran ini sama sekali tidak berarti sebagai bukti kepemilikan, ia hanya sebagai bukti awal jika nantinya terjadi sebuah sengketa mengenai ciptaan tersebut. 55 Hal ini sesuai dengan keterangan Pasal 5 ayat 1 yang menyatakan: 54 Tim Linsay dkk. 2005, Hak Kekayaan Intelektual; Suatu Pengantar, Cet. 4. Alumni, Bandung. Hlm: 107 55 Hal ini tidak berarti bahwa bukti pendaftaran adalah satu-satunya alat bukti untuk menentukan kepelikan hak cipta. Semua tergantung pada pembuktian dalam proses Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai Pencipta adalah: a. Orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal; atau b. Orang yang namanya disebut dalam Ciptaan atau diumumkan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan. Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa model perlindungan atas hak cipta bersifat otomasti atau langsung sebagaimana hak cipta itu langsung eksis begitu suatu karya terwujud. Tanpa melalui proses pendaftaran sekalipun, hak cipta tetap melakat pada pencipta dan dilindungi dari berbagai bentuk pelanggaran. Adanya proses pendaftaran hak cipta bersifat sukarela yang berfungsi sebagai bukti awal kepemilikan, yang jika dalam pembuktiannya ternyata ada yang lebih berhak, maka sertifikat pendaftaran dapat dibatalkan.

6. Pelanggaran atas Hak Cipta

Pada umumnya, pelanggaran hak cipta terjadi jika memenuhi dua unsur, yaitu penggunaan materi hak cipta tanpa izin dari pemilik hak eksklusif, dan ada kesamaan antara dua karya yang ada. 56 Meskipun begitu, pemilik hak cipta harus membuktikan bahwa pengguna dari materi ciptaan itu benar-benar melakukan tindakan pelanggaran. Jika ada orang lain yang memiliki dua karya yang sama, namun tidak penyelesaian perkara. Jika tidak ada orang lain yang mampu membuktikan secara yuridis bahwa ia berhak atas hak cipta pada suatu ciptaan, maka pemilik sertifikat pendaftaran tetap dianggap sebagai pemilik hak cipta tersebut. OK. Saidin, 2003, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual Intellectual Property rights, PT. Radja Grafindo Perkasa, Jakarta. Hlm: 89-91. 56 Endang Purwaningsih, 2005, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Bogor. Hlm: 6. diketemukan adanya unsur pelanggaran, maka hak cipta dapat dimiliki oleh masing-masing pencipta. Artinya hak cipta tidak dilindungi dari adanya karya independen. 57 Hak cipta juga dianggap dilanggar jika sebagian atau seluruh subtansi dari ciptaan yang dilindungi diperbanyak. Bagian yang dijiplak tidak harus dalam besaran tertentu, malainkan dengan ukuran kualitatif, bahwa bagian yang dilanggar itu adalah bagian yang substansial. Bagian substansial ini merupakan bagian yang paling penting, memiliki nilai pembeda atau mudah dikenali. 58 Selain pelanggaran di atas, ada beberapa tindakan seseorang yang dapat dinilai sebagai pelanggaran atas hak cipta antara lain: 59 a. Memberi wewenang berupa perstujuan atau dukungan kepada pihak lain untuk melanggar hak cipta; a. Memiliki hubungan dagangkomersial dengan barang bajakan ciptaan-ciptaan yang dilindungi hak cipta; b. Mengimpor barang-barang bajakan ciptaan yang dilindungi hak cipta untuk dijual secara eceran atau didistribusikan; c. Memperbolehkan suatu tempat pementasan umum untuk digunakan sebagai tempat melanggar pementasan atau penayangan karya yang melanggar hak cipta. 57 Tim Lindsey dkk. 2005, Hak Kekayaan Intelektual; Suatu Pengantar, Cet. 4. Alumni, Bandung. Hlm: 122. 58 Tim Lindsey, dkk. Ibid. Hlm: 122 59 Tim Lindsey, dkk. Ibid. Hlm: 123

7. Hak-hak yang Melekat Pada Hak Cipta