Potensi Ekonomi Industri Batik Kebumen

e. Batik Madura Batik Madura menunjukkan corak yang kontras. Berkembangnya tradisi keraton di Madura telah mengajarkan masyarakat pembuat batik untuk lebih bersikap konservatif, dan sangat diilhami oleh keadaan alamnya yang keras. Pandangan keluar untuk meraih suasana yang lebih jauh ke alam metafisik telah mengilhami corak- corak batik Madura yang mempunyai greget lebih filosofis. 111

5. Potensi Ekonomi Industri Batik Kebumen

Berdasarkan data dari Disperindagkop Kabupaten Kebumen, selain industri batik, ada beberapa industri yang potensial seperti industri genteng, kerajinan tangan, dan juga beberapa industri makanan, seperti lanting, sale pisang dan lain-lain. Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang RPJP Daerah Kabupaten Kebumen, industri batik ternyata tidak menjadi prioritas. Pemerintah Kabupaten Kebumen lebih memfokuskan agrobisni sebagai program utama. Hal ini sesuai dengan visi Pemerintah sendiri yaitu “Kebumen yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis Agrobisnis”. 112 Hal ini sangat wajar mengingat potensi ekonomi dari sektor agrobisnis sangat besar, bahkan masih menjadi penyumbang terbesar pada pendapatan daerah. 111 Ibid. Hlm: 34. 112 Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2005-2025. Lampiran. Hlm: 111. Di antara industri-industri yang berkembang di Kebumen, industri batik belum bisa dikatakan menonjol. Berdasarkan data resmi dari pemerintah Kabupaten Kebumen, hanya satu industri batik yang terdaftar memiliki izin usaha, yaitu Paguyuban Batik Lawet Sakti yang memproduksi batik tulis dan cap. Industri Batik yang beralamat di desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen ini mempekerjakan 13 tenaga kerja dengan omset hasil kurang lebih Rp. 40.000.000,- pertahun. Perajin batik selebihnya adalah bersifat industri rumahan dan kebanyakan memproduksi batik tulis. Padahal perajin batik tulis tercatat mencapai lebih dari 300 perajin. Bagi pemerintah sendiri keberadaan mereka tidak memberikan masukan pendapatan berupa pajak maupun retribusi, sehingga justru ada yang menilai bahwa keberadaan mereka merugikan pemerintah sendiri. 113 Meskipun tidak atau belum menjadi salah satu industri yang murcusuar, namun menurut para prajin mampu menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam satu bulan, satu orang prajin bisa menyelesaikan 1-2 lembar batik tulis halus, dengan nilai jual 100-600 ribu perlembar. Biasanya jika ada pesanan dalam jumlah yang massal, mereka bekerja secara berkelompok sehingga satu bulan bisa menghasilkan 30-50 lembar. 113 Meski dinilai tidak memberikan keuntungan finansial melalui perolehan pajak, pemerintah berjanji untuk tetap memberikan proteksi dan usaha pengembangan. Lihat http:www.kebumenkab.go.idindex.php?name=Newsfile=articlesid=965theme=Print er Pemasaran produk batik Kebumen juga sudah cukup luas. Selain di pasar tradisional dan beberapa toko batik yang tersebar di kota kebuman, batik Kebumen sering diikutkan dalam pameran-pameran produk baik regional maupun nasional. Bahkan beberapa kali Wahyuni menerima pesanan batik dari luar negeri, seperti Belgia dan Rusia. Sementara Teguh rajin menitipkan hasil batiknya kepada tengkulak batik nasional maupun internasional. Dia juga sering mengikutkan hasil karyanya pada acara lomba maupun pameran yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Pemasaran batik Kebumen juga mulai dirintis melalui media maya internet. Meski pemasaran batik Kebumen telah melampaui batas negara, namun menurut para perajin, konsumsi batik Kebumen tetap lebih besar adalah warga lokal. Adanya pesanan dari luar kota kadang karena mereka juga adalah warga asli Kebumen yang kebetulan berdomisili di tanah rantau. Berdasarkan gambaran di atas, batik Kebumen secara ekonomi sangat signifikan, terutama bagi para perajin sendiri. Meski nilai ekonomisnya tidak signifikan namun berdampak pada kualitas kesejahteraan keluarga, karena bersifat kegiatan tambahan dan bersiat sambilan. Sedangkan bagi yang benar-benar terjun ke dunia batik seperti Wahyuni dan Teguh, mengatakan usaha batik cukup menjanjikan. Secara sederhana potensi ekonomi dari indurstri batik Kebumen dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 3. Potensi Ekonomi Batik Kebumen No. Aspek Ekonomi Potensi Keterangan 1. Produsen 379 Perajin Perajin Batik Tulis, Cap, dan Printing 2. Omset 40 Jutatahun 1-2 Lembarbulan 30-50 Lembarbulan 100-600 ribulembar 3. Pemasaran Lokal, regional, Nasional dan Internasional Melalui pasar konvensional, pameran, dan web. Sumber: hasil wawancara dan Deperindagkop Kab. Kebumen. Berdasarkan keterangan di atas, jelas bahwa meskipun batik saat ini belum menjadi satu jenis industri yang siginifikan dan penting bagi perekonomian masyarakat Kebumen, namun industri batik memiliki potensi ekonomi yang besar, apalagi jika nantinya mampu dikembangkan dan bisa bersaing dengan batik-batik dari luar wilayah. F. Perlindungan Motif Batik Kebumen Sebagai Sebuah Karya Cipta Intelektual Tradisional Berdasarkan UU Hak Cipta Sebagai sebuah karya intelektual, batik menjadi salah satu objek perlindungan dari rezim HKI terutama perlindungan atas hak cipta. Dalam sub bab ini akan dideskripsikan sekaligus dibahas mengenai konsep perlindungan atas motif batik Kebumen menurut UU Hak Cipta, maupun perlindungan pada kenyataannya yang terjadi dalam masyarakat.

1. Perlindungan Motif Batik Kebumen Menurut UU Hak Cipta Indonesia